Layanan Kami
30,963 views
Contents
Kornea
Kelainan pada Kornea
Penyebab kelainan kornea antara lain:
- Infeksi
- Keratokonjungtivitis adalah peradangan yang terjadi pada mata, keluhan biasanya terjadi ditandai dengan mata merah, mata terasa gatal, sakit pada mata dan dapat disertai penurunan tajam penglihatan
- Keratitis biasa terjadi ditandai dengan sensitifnya penglihatan ketika melihat cahaya. beberapa hal yang menyebabkan infeksi pada kornea:
- Viral : Infeksi yang terjadi disebabkan oleh virus
- Acanthamoeba : Infeksi yang biasa terjadi karena pemakaan lensa kontak yang tidak benar dan bersih, seperti memakai lensa kontak pada saat berenang, hal yang dirasakan biasanya adalah rasa yang menyakitkan pada mata
- Bakteri : Infeksi yang terjadi karena disebabkan oleh bakteri
- Jamur : Infeksi yang terjadi karena membersihkan mata tidak dengan benar, seperti menggunakan air ASI, air dari bunga dan cariran yang tidak steril lainnya
- Distrofi Kornea
Distrofi Kornea adalah kelainan kornea yang terjadi karena pewarisan genetik. Dalam satu keluarga terdapat beberapa anggota keluarga yang memiliki kelainan yang sama. Ciri-ciri yang ada adalah gambaran khas dengan pola tertentu (tergantung lapisan kornea mana yang terkena). penderita gangguan distrofi akan mengeluhkan penglihatan kabur dan fotofobia/sensitivitas terhadap cahaya. Beberapa distrofi yang paling umum meliputi:
- ABMD (Anterior Basement Membrane Dystrophy)
- Distrofi Stroma : merupakan sekelompok penyakit genetik non inflamasi, biasanya mengenai kedua mata pada lapisan stroma kornea, yang ditandai dengan pola patognomonik deposisi kornea dan perubahan morfologi yang dapat dilihat pada pemeriksaan slit lamp
- Distrofi Granular : kelainan pada stroma dengan penampakan yang khas seperti remah roti (breadcrumbs)
- Distrofi Avellino: kelainan genetik yang muncul pada masa kanak-kanak atau remaja dengan gabungan penampilan granular dan kisi di stroma
- Distrofi Fuchs : gangguan di mana jumlah sel endotel tidak cukup untuk menjaga kornea tetap jernih
- Trauma Kornea
- Kimia: Merupakan keadaan darurat mata dan harus segera ditangani. Semakin lama waktu antara trauma dan pengobatan awal, semakin buruk prognosisnya
- Tumpul: Trauma pada kornea yang menyebabkan gangguan pada lapisan endotel yang ditandai dengan gambaran klinis cincin abu-abu pada lapisan endotel. Kerusakan dapat terjadi hingga beberapa tahun setelah peristiwa traumatis
- RCE/Mekanik : ditandai dengan nyeri mata, tidak tahan melihat cahaya, sensasi benda asing, dan mata berair yang sering berulang biasanya saat bangun tidur atau saat mengucek mata
- Ektasia
- Pellucid Marginal Degenerative: Merupakan penipisan kornea asimetris di tepi bawah kornea. Pasien jarang mengeluh nyeri atau mata merah, biasanya ditandai dengan penurunan ketajaman penglihatan
- Keratokonus : Penipisan kornea ini patut dicurigai jika seseorang memiliki keluhan Silindris / Silinder Penglihatan Tinggi yang tidak dapat dikoreksi secara maksimal dengan kacamata. Seseorang akan mengeluh bahwa mereka telah berulang kali mengukur tajam penglihatan tetapi tidak ada yang bisa memberikan ukuran visus yang tepat
- Keratecsia/Ectasia post LVC : merupakan komplikasi setelah laser vision correction (LASIK, SMILE, PRK) yang ditandai dengan penurunan ketajaman penglihatan setelah pembedahan. Hal ini dapat dicegah dengan mempertimbangkan faktor risiko dan memilih tindakan dan alat yang tepat sesuai dengan kondisi unik setiap pasien saat berkonsultasi sebelum operasi koreksi penglihatan
- Pediatric Corneal Opacity
- Pediatric Corneal Opacity adalah penampakan kornea yang tidak jelas pada anak usia <18 tahun. Sebagian besar disebabkan oleh kelainan genetik, namun anak harus diperiksakan ke dokter spesialis mata jika mengalami keluhan tersebut
- Corneal Pigmentation
- Band Keratopathy : Munculnya plak berlubang menyerupai penampilan keju swiss yang dapat melintasi seluruh panjang kornea