Apa Itu Low Vision? Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Oleh Tim Medis JEC

  26 Dec 2025

  4 Views

Share
low vision adalah

Gangguan penglihatan seperti rabun jauh, rabun dekat, atau mata silinder diketahui dapat diatasi dengan kacamata maupun operasi LASIK. Namun, lain halnya dengan gangguan penglihatan yang dikenal dengan low vision.

 

Low vision adalah kondisi penglihatan yang menurun secara signifikan dan tidak dapat diperbaiki dengan kacamata, lensa kontak, atau operasi. Lantas, apakah low vision bisa disembuhkan? Cari tahu jawabannya di bawah ini.

Apa Itu Low Vision?

Low vision adalah gangguan penglihatan permanen yang tidak bisa dikoreksi atau diperbaiki dengan kacamata, lensa kontak, maupun operasi. Sebagian besar dokter mendefinisikan low vision sebagai gangguan penglihatan sedang hingga berat yang dapat menghambat aktivitas sehari-hari, seperti mengemudi dan membaca.

 

Kondisi ini biasanya membuat penglihatan kurang tajam, tetapi juga bisa menyebabkan area pandangan menyempit, mata lebih sensitif terhadap cahaya, penglihatan tampak terdistorsi, atau kesulitan membedakan kontras. 

Jenis-Jenis Low Vision

Jenis low vision yang Anda alami tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut ini adalah jenis-jenis umum low vision:

  • Central vision loss: Tidak dapat melihat benda di tengah pandangan. 
  • Peripheral vision loss: Tidak dapat melihat benda di sudut pandang mata.
  • Night blindness: Tidak dapat melihat dengan baik dalam kondisi cahaya redup.
  • Sensitivitas Kontras: Kemampuan mata membedakan benda dengan warna yang mirip.
  • Persepsi Kedalaman: Kemampuan menilai jarak dan posisi benda.

Apa Penyebab Low Vision?

Beberapa penyebab low vision adalah penyakit eksternal, cedera, atau kelainan bawaan lahir. Berikut ini adalah beberapa penyebab umum low vision:

  • Degenerasi makula: Kondisi ini menyebabkan hilangnya penglihatan sentral secara bertahap. Anda mungkin mengalami penglihatan buram atau munculnya titik buta di bagian tengah bidang pandang. Gangguan ini umumnya dialami oleh orang di atas 50 tahun.
  • Katarak: Katarak adalah penyakit mata lain yang juga berkaitan dengan umur. Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang sering kali dapat diatasi dengan operasi. Namun, tidak semua penderita memenuhi syarat untuk menjalani prosedur tersebut.
  • Glaukoma: Glaukoma adalah kondisi progresif yang merusak saraf optik. Penyakit ini umumnya memengaruhi penglihatan perifer dan penglihatan malam terlebih dahulu. Jika tidak ditangani, kerusakannya dapat bersifat permanen.
  • Retinopati diabetik: Kondisi ini menyebabkan pembuluh darah di dalam mata bocor dan mengeluarkan cairan yang dapat menekan retina dan merusaknya secara perlahan. Gangguan ini merupakan salah satu komplikasi diabetes.
  • Retinopati prematuritas: Bayi yang lahir secara prematur dan dirawat dalam inkubator dapat mengalami pertumbuhan pembuluh darah abnormal di retina mata mereka. Dalam beberapa kasus, hal ini dapat menimbulkan kerusakan jangka panjang.
  • Amblyopia (mata malas): Amblyopia adalah kelainan bawaan yang menyebabkan penglihatan buram di salah satu mata. Seiring waktu, otak anak cenderung mengandalkan mata yang normal dan mengabaikan mata yang lemah sehingga mata tersebut dapat mulai bergerak menyimpang.

Low vision lebih sering terjadi pada orang yang lebih tua karena sebagian besar penyakit penyebab kondisi ini lebih sering muncul pada usia lanjut. 

 

Meski begitu, perlu dicatat bahwa penuaan saja bukanlah penyebab langsung seseorang mengalami low vision. Cedera mata atau otak serta beberapa gangguan genetik juga dapat menjadi penyebab low vision.

Ciri-Ciri Low Vision

Low vision dapat membuat Anda kesulitan melakukan beberapa hal, seperti:

  • Membaca.
  • Mengemudi.
  • Memasak.
  • Mengikuti pembelajaran di kelas.
  • Menonton TV atau video.
  • Menggunakan komputer.
  • Mengenali wajah orang lain.
  • Bergerak atau berpindah tempat, terutama di lokasi yang asing.

Adapun gejala low vision pada anak-anak adalah:

  • Sering menabrak sesuatu. 
  • Memegang benda dalam jarak yang sangat dekat dengan wajah.
  • Sering menyipitkan mata atau berkedip.
  • Kerap menutup sebelah mata.
  • Mata tampak bergetar atau bergerak-gerak tanpa kendali.
  • Mata yang tidak tertuju ke arah yang sama.
  • Ukuran pupil berbeda.
  • Pupil tampak abu-abu atau putih.

Baca juga: Kenapa Pupil Mata Membesar? Kenali Penyebab & Pengobatannya

Diagnosis Low Vision

Dokter akan melakukan anamnesis atau wawancara terlebih dahulu untuk menggali keluhan, riwayat kesehatan, serta faktor risiko yang mungkin terkait dengan gangguan penglihatan Anda. 

 

Kemudian, dokter akan menggunakan berbagai tes penglihatan untuk menentukan jenis dan tingkat keparahan gangguan yang Anda alami. Mereka akan memberi tahu jenis masalahnya, tingkat keparahannya, dan apakah kondisinya masih bisa diobati. 

 

Jika gangguan tersebut sudah masuk kategori sedang hingga berat, tidak dapat dipulihkan, dan memengaruhi aktivitas Anda, maka Anda akan didiagnosis mengalami low vision.

Apakah Low Vision Bisa Disembuhkan?

Sayangnya, low vision umumnya bersifat permanen dan tidak dapat disembuhkan dengan kacamata, obat, atau operasi. Meski beberapa bentuk low vision akibat penyakit progresif tidak dapat sepenuhnya dikoreksi, tetapi terapi medis/bedah terkadang dapat mempertahankan atau memperbaiki penglihatan yang tersisa. 

 

Penanganan yang diberikan sangat tergantung pada kondisi mata yang menjadi penyebab low vision. Biasanya, dokter juga akan menyarankan rehabilitasi penglihatan. Tujuan utamanya adalah memaksimalkan kemampuan penglihatan yang masih ada dan membantu Anda hidup seindependen mungkin dengan kondisi penglihatan tersebut. 

 

Pastikan untuk berdiskusi dengan dokter mengenai kemungkinan terapi yang dapat membantu meningkatkan atau menjaga penglihatan yang tersisa.

 

Baca juga: Gangguan Penglihatan pada Anak: Jenis, Gejala, dan Pentingnya Deteksi Dini

Bagaimana Mencegah Low Vision?

Cara terbaik untuk mencegah kehilangan penglihatan permanen adalah dengan rutin menjalani pemeriksaan mata dan segera memeriksakan diri ke dokter jika Anda merasakan sesuatu yang tidak biasa. Meskipun tidak semua penyebab low vision dapat dicegah, banyak di antaranya dapat diobati jika terdeteksi sejak dini.

 

Low vision adalah kondisi yang tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi dengan pengelolaan atau perawatan yang baik, Anda dapat menjaga penglihatan yang tersisa dan mempertahankan kualitas hidup.

 

Jika Anda atau orang terdekat mulai merasakan gejala low vision, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis mata. JEC adalah salah satu rumah sakit mata yang menyediakan layanan Low Vision untuk membantu pasien memaksimalkan sisa penglihatan melalui pemeriksaan komprehensif hingga program rehabilitasi penglihatan.

 

Pendekatan ini memberikan dukungan yang lebih menyeluruh sehingga pasien dapat menemukan strategi dan alat bantu yang sesuai dengan kebutuhan hariannya.

 

Baca juga: Kenapa Mata Besar Sebelah? Kenali Faktor Penyebabnya

icon-doctor