7 Macam Gangguan Penglihatan yang Perlu Anda Waspadai

Ditinjau oleh Dr. Damara Andalia, SpM
Oleh Tim Medis JEC

  26 Dec 2025

  4 Views

Share
gangguan pengelihatan

Gangguan penglihatan dapat muncul dengan berbagai gejala dan tingkat keparahan yang berbeda, tergantung pada jenis serta penyebabnya. Mulai dari penglihatan kabur hingga penurunan penglihatan yang serius, setiap kondisi memerlukan penanganan yang tepat.

Untuk memahami lebih jauh, simak pembahasan lengkap mengenai jenis-jenis gangguan penglihatan beserta gejala dan penanganannya dalam artikel berikut ini!

Jenis-Jenis Gangguan Penglihatan

Setiap jenis masalah penglihatan memiliki penyebab, gejala, serta penanganan yang berbeda. Untuk memahaminya lebih jelas, berikut beberapa jenis-jenis gangguan penglihatan yang umum terjadi:

1. Masalah Refraktif

Masalah refraktif merupakan gangguan penglihatan yang terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak difokuskan secara tepat ke retina. Akibatnya, penglihatan menjadi kabur atau tidak jelas, baik saat melihat objek dekat, jauh, maupun pada jarak tertentu.

Beberapa jenis masalah refraktif yang umum meliputi rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi), astigmatisme, dan presbiopi. Kondisi ini dapat dialami oleh anak-anak hingga orang dewasa dan sering kali berkembang secara bertahap.

Meski dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, masalah refraktif umumnya dapat dikoreksi dengan kacamata, lensa kontak, atau tindakan medis tertentu sesuai kondisi mata.

2. Degenerasi Makula

Degenerasi makula adalah gangguan penglihatan yang terjadi akibat kerusakan pada makula, yaitu bagian tengah retina yang berperan penting dalam melihat detail.

Kondisi ini menyebabkan penglihatan sentral menjadi kabur atau terganggu sehingga penderitanya kesulitan membaca, mengenali wajah, atau melihat objek secara jelas.

3. Katarak

Penglihatan yang semula jernih kemudian perlahan menjadi buram bisa menjadi salah satu tanda seseorang terkena katarak. Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang dikenal sebagai salah satu penyebab utama kebutaan dan penurunan penglihatan di dunia.

Katarak dapat terjadi pada siapa saja dan di berbagai usia. Kondisi ini bisa disembuhkan melalui tindakan operasi untuk mengganti lensa mata yang keruh dengan lensa buatan. 

Baca juga: Hemianopia: Penyebab, Gejala, serta Cara Mengobatinya

4. Retinopati Diabetik/Hipertensi

Retinopati diabetik/hipertensi terjadi ketika pembuluh darah kecil di retina mengalami kerusakan akibat diabetes atau tekanan darah tinggi sehingga aliran darah dan suplai oksigen ke retina terganggu. 

Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti penglihatan kabur, muncul bintik atau bayangan gelap, serta penurunan penglihatan yang terjadi secara bertahap jika tidak ditangani.

5. Glaukoma

Gangguan penglihatan lainnya yang juga umum terjadi di Indonesia, yaitu glaukoma. Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang merusak saraf optik dan dapat menyebabkan penurunan penglihatan hingga kebutaan. Kondisi ini sering dikaitkan dengan peningkatan tekanan di dalam mata. 

Secara umum, glaukoma terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.

Glaukoma sudut terbuka umumnya berkembang secara perlahan tanpa disadari sehingga banyak penderita baru menyadari ketika penglihatan sudah terganggu. Adapun glaukoma sudut tertutup dapat menyerang secara akut dengan gejala nyeri yang sangat hebat hingga mual dan muntah.

6. Amblyopia

Amblyopia atau lazy eye adalah gangguan penglihatan yang umum terjadi pada anak-anak. Kondisi ini terjadi karena penglihatan pada salah satu mata lebih lemah sehingga otak mengabaikan penglihatan mata yang lebih lemah. Alhasil, kerja sama antara mata dan otak tidak berjalan optimal.

Secara fisik, mata dapat tampak normal. Namun, sebenarnya otak lebih sering menggunakan penglihatan dari mata yang lebih kuat dan mengabaikan sinyal dari mata lainnya. Akibatnya, kemampuan melihat pada mata yang diabaikan tidak berkembang dengan baik dan dapat berkembang menjadi juling (strabismus).

7. Strabismus

Strabismus adalah gangguan penglihatan yang terjadi ketika posisi kedua mata tidak sejajar. Pada kondisi ini, satu mata dapat mengarah ke dalam (esotropia) atau ke luar (eksotropia).

Strabismus disebabkan oleh kurangnya koordinasi otot mata sehingga kedua mata tidak dapat bekerja secara bersamaan. Akibatnya, mata melihat ke arah yang berbeda dan tidak mampu memfokuskan pandangan pada satu titik yang sama.

Gejala Umum Gangguan Penglihatan

Gejala gangguan penglihatan dapat berbeda-beda, tergantung pada jenis dan penyebab yang mendasarinya. Namun, secara umum terdapat beberapa tanda yang sering dialami oleh penderita gangguan penglihatan dan perlu diwaspadai, antara lain:

  • Penglihatan kabur atau buram.
  • Kesulitan melihat objek jauh atau dekat
  • Gangguan penglihatan pada malam hari atau saat cahaya redup.
  • Sensitivitas berlebih terhadap cahaya terang.
  • Penglihatan ganda atau berbayang.
  • Mata merah, terasa perih, atau mengalami peradangan.
  • Nyeri pada mata atau sekitar mata.
  • Kehilangan sebagian lapangan penglihatan.

Baca juga: Mata Malas: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Diagnosis Gangguan Penglihatan

Diagnosis gangguan penglihatan akan dilakukan dengan anamnesis dan sejumlah pemeriksaan mata dengan beberapa metode. Berikut beberapa metode yang digunakan untuk mendiagnosis masalah penglihatan yang umum digunakan:

  • Pemeriksaan mata menyeluruh: Pemeriksaan fisik mata dan tes ketajaman penglihatan untuk menilai fungsi mata secara keseluruhan.
  • Tes refraksi: Pemeriksaan ini bertujuan mengukur kemampuan mata memfokuskan cahaya serta menentukan kebutuhan kacamata atau lensa kontak sesuai kebutuhan.
  • Pemeriksaan tonometri: Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur tekanan di dalam mata guna mendeteksi risiko glaukoma.
  • Pemeriksaan retina: Pemeriksaan ini biasa dilakukan menggunakan funduskopi/oftalmoskop untuk memeriksa bagian dalam mata. Pemeriksaan lain meliputi fluorescein angiography atau optical coherence tomography (OCT) yang dilakukan untuk mengidentifikasi kelainan pada retina dan pembuluh darah mata.

Penanganan dan Pencegahan Gangguan Penglihatan

Penanganan gangguan penglihatan dilakukan sesuai dengan jenis dan penyebabnya. Pada gangguan refraksi, penggunaan kacamata atau lensa kontak menjadi solusi yang paling umum. 

Sementara itu, kondisi tertentu seperti katarak, glaukoma, atau kelainan retina dapat memerlukan pengobatan dengan obat tetes mata, terapi khusus, hingga tindakan operasi sesuai rekomendasi dokter mata.

Selain penanganan, upaya pencegahan juga sangat penting untuk menurunkan risiko gangguan penglihatan dan menjaga kesehatan mata. Berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah gangguan mata semakin berkembang, di antaranya:

  • Pemeriksaan mata rutin ke dokter mata untuk deteksi dini dan penanganan tepat.
  • Menggunakan kacamata atau lensa kontak sesuai yang diresepkan dokter.
  • Menggunakan alat pelindung mata saat hendak melakukan aktivitas yang berpotensi dapat membahayakan mata.
  • Mengontrol faktor risiko, seperti menjaga kadar gula darah, tekanan darah, serta menghindari kebiasaan merokok.

Demikian penjelasan mengenai gangguan penglihatan, mulai dari jenis, gejala, hingga cara penanganan dan pencegahannya. Mengingat setiap masalah penglihatan memiliki penyebab dan tingkat keparahan yang berbeda, penting untuk tidak mengabaikan keluhan sekecil apapun yang muncul pada mata Anda agar segera mendapat penanganan yang tepat.

Jika Anda mulai merasakan keluhan seperti mata perih, kering, atau penglihatan yang semakin kabur, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter mata untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda.

JEC Eye Hospitals and Clinics hadir sebagai solusi tepercaya untuk menangani berbagai masalah dan gangguan penglihatan melalui layanan Pemeriksaan Mata

JEC Eye Hospitals and Clinics selalu berkomitmen untuk membantu menjaga kesehatan mata dan kualitas penglihatan dalam jangka panjang.

Seluruh proses pemeriksaan mata akan dilakukan secara profesional oleh dokter spesialis mata berpengalaman serta teknologi medis modern untuk memastikan hasil yang akurat dan penanganan yang tepat sesuai kondisi mata Anda.

 

Baca juga: 10 Pilihan Makanan untuk Kesehatan Mata agar Tetap Jernih

icon-doctor