.jpg)
Gangguan penglihatan pada anak merupakan kondisi yang tidak boleh diabaikan karena dapat memengaruhi perkembangan belajar, sosial, dan motorik. Beberapa gangguan mata pada anak bahkan dapat muncul sejak dini, termasuk karena faktor genetik. Oleh karena itu, deteksi dini gangguan mata pada anak sangat penting agar bisa segera ditangani sebelum menimbulkan komplikasi yang lebih serius.
Jenis Gangguan Penglihatan pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Berikut ini adalah beberapa jenis gangguan mata yang sering terjadi pada anak-anak:
1. Kelainan Refraksi
Kelainan refraksi adalah kondisi ketika mata tidak mampu memfokuskan cahaya dengan tepat ke retina. Ini merupakan gangguan penglihatan paling umum pada anak-anak.
Jenis kelainan refraksi meliputi:
- Miopi (rabun jauh): Anak kesulitan melihat benda dari jarak jauh.
- Hipermetropia (rabun dekat): Anak kesulitan melihat objek dari dekat.
- Astigmatisme: Pandangan kabur akibat bentuk kornea yang tidak sempurna.
Jika tidak segera dikoreksi, kelainan refraksi dapat menyebabkan ambliopia (mata malas) dan berdampak negatif pada kemampuan belajar anak di sekolah.
2. Ambliopia (Mata Malas)
Ambliopia terjadi saat salah satu mata mengalami penurunan fungsi penglihatan karena otak tidak mengoptimalkan sinyal dari mata tersebut. Penyebabnya bisa dari kelainan refraksi yang tidak ditangani, strabismus (mata juling), atau hambatan visual lainnya.
Jika tidak ditangani sejak dini, ambliopia dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen pada satu mata.
3. Strabismus (Mata Juling)
Strabismus adalah kondisi ketika kedua bola mata tidak sejajar. Salah satu mata bisa mengarah ke dalam, luar, atas, atau bawah. Kondisi ini bisa bersifat:
- Intermittent (sementara)
- Konstan
Anak dengan mata juling perlu pemeriksaan menyeluruh oleh dokter mata spesialis anak untuk menentukan penanganan terbaik, termasuk kemungkinan terapi atau tindakan bedah.
4. Buta Warna
Buta warna pada anak umumnya bersifat genetik dan membuat anak kesulitan membedakan warna tertentu, terutama merah dan hijau. Meskipun tidak memengaruhi ketajaman penglihatan secara signifikan, kondisi ini dapat menghambat proses belajar atau aktivitas sehari-hari yang melibatkan warna.
Kapan Anak Perlu Diperiksa Matanya?
Banyak anak tidak menyadari atau belum mampu menyampaikan adanya gangguan penglihatan. Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting dalam mengenali gejala gangguan mata, seperti:
- Sering memicingkan mata
- Mengeluh sakit kepala
- Duduk terlalu dekat saat menonton
- Kesulitan membaca atau menulis
Pemeriksaan mata rutin dianjurkan, terutama jika ada riwayat gangguan mata dalam keluarga.
Jenis Pemeriksaan Mata pada Anak
Pemeriksaan mata pada anak bisa dilakukan sejak bayi, bahkan sebelum anak bisa bicara. Dokter mata anak akan menyesuaikan metode pemeriksaan sesuai usia dan kondisi anak, seperti:
- Pemeriksaan ketajaman penglihatan (visual acuity)
- Pemeriksaan refraksi (mengukur kebutuhan kacamata)
- Pemeriksaan gerakan bola mata (untuk mendeteksi strabismus)
- Pemeriksaan struktur mata menggunakan slit lamp
- Pemeriksaan saraf optik menggunakan oftalmoskop atau alat digital khusus
Pentingnya Menjaga Kesehatan Mata Anak Sejak Dini
Menjaga kesehatan mata anak sejak dini adalah investasi jangka panjang. Deteksi dan penanganan dini dapat mencegah gangguan penglihatan permanen dan mendukung perkembangan anak secara optimal, baik dari sisi kognitif maupun sosial-emosional.
Layanan Khusus untuk Gangguan Penglihatan Anak di JEC
JEC (Jakarta Eye Center) memiliki layanan khusus Children Eye & Strabismus Center yang menangani berbagai gangguan penglihatan pada anak, termasuk:
- Rabun jauh dan dekat
- Mata malas
- Mata juling
- Buta warna
Tim dokter mata spesialis anak di JEC siap membantu diagnosis, terapi, hingga tindakan lanjutan sesuai kebutuhan. Percayakan perawatan mata buah hati Anda kepada ahlinya demi masa depan yang lebih cerah..