Miopi (Rabun Jauh): Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

  18 Jul 2025

  1,284 Views

Share
rabun jauh atau miopi adalah

Miopi atau sering disebut rabun jauh atau mata minus, adalah kondisi mata yang menyebabkan penderita sulit melihat objek dalam jarak jauh, namun masih dapat melihat objek dekat dengan jelas. Kondisi ini sangat umum terjadi dan dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari jika tidak ditangani dengan baik.

Meskipun banyak penderita miopi tidak membutuhkan penanganan serius di awal, miopi bisa berkembang lebih parah seiring waktu, terutama jika penyebabnya tidak dikendalikan. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa penyebab miopi, gejala, dan langkah pengobatan atau pencegahannya.

Apa Itu Miopi (Rabun Jauh)?

Miopi adalah salah satu jenis kelainan refraksi mata. Miopi terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak difokuskan tepat di retina, melainkan jatuh di depan retina. Akibatnya, objek yang jauh terlihat kabur, sedangkan objek dekat tetap tampak jelas.

Hal ini bisa terjadi karena bentuk bola mata yang terlalu panjang atau kelengkungan kornea yang terlalu besar. Inilah penyebab utama miopi yang sering tidak disadari sejak dini.

Miopi bisa dialami oleh siapa saja, tetapi paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja, dan biasanya cenderung stabil saat memasuki usia 20–40 tahun.

Baca Juga: Cara Mengurangi Mata Minus Secara Alami, Ini Penjelasannya

Jenis-Jenis Miopi Berdasarkan Tingkat Keparahan

Dilansir dari American Academy of Ophthalmology, miopi terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besar koreksi yang dibutuhkan, antara lain:

  • Miopi ringan/rendah, umumnya kurang dari 3 dioptri.
  • Miopi sedang, yaitu 3–6 dioptri.
  • Miopi parah/tinggi, yakni lebih tinggi dari 6 dioptri.

Anak-anak yang mengalami mata minus biasanya mengalami peningkatan atau perkembangan seiring bertambahnya usia. Namun, kondisinya akan cenderung lebih stabil di usia 20 dan 40-an.

Apa Penyebab Miopi?

Secara umum, penyebab miopi adalah ketika mata tidak mampu memfokuskan cahaya secara tepat pada retina. Hal ini bisa disebabkan oleh:

  • Bola mata terlalu panjang dari ukuran normal
  • Kornea terlalu melengkung
  • Lensa mata terlalu tebal

Kondisi tersebut membuat cahaya jatuh di depan retina, bukan tepat di atasnya.

Faktor Risiko Penyebab Rabun Jauh:

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko Anda mengalami miopi atau rabun jauh antara lain:

  • Faktor genetik: Anak dari orang tua yang memiliki miopi memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi serupa.
  • Kebiasaan visual buruk: Membaca terlalu dekat, menonton layar gadget secara berlebihan, atau jarang mengistirahatkan mata.
  • Kurang aktivitas luar ruangan: Paparan cahaya alami dari luar rumah diyakini membantu mencegah perkembangan miopi pada anak-anak.
  • Durasi paparan layar: Penggunaan komputer, tablet, dan smartphone dalam jangka waktu panjang dapat mempercepat perkembangan mata minus.

Baca juga: Memahami Mitos dan Fakta Seputar Pengobatan Mata Minus secara Alami

Gejala Miopi

Berikut ini adalah beberapa gejala miopi atau rabun jauh yang dapat diamati:

  • Penglihatan tampak kabur saat melihat benda dalam jarak yang jauh.
  • Sakit kepala sebab mata kelelahan,
  • Agar bisa melihat dengan jelas, maka harus menyipitkan atau menutup sebagian kelopak mata.
  • Mengalami kesulitan dalam berkendara, terutama di malam hari.
  • Ketegangan mata.

Pada anak-anak usia sekolah, mereka mungkin akan kesulitan untuk melihat tulisan di papan tulis atau proyeksi layar. Selain itu, anak-anak juga mungkin akan mengalami beberapa gejala miopi sebagai berikut:

  • Terus-menerus menggosok mata.
  • Kesulitan melihat papan tulis jika duduk di bangku belakang.
  • Tampak tidak menyadari saat ada benda yang jatuh.
  • Sering berkedip dan terus menyipitkan mata.
  • Harus mendekatkan layar ke wajah atau duduk lebih dekat ke televisi.

Diagnosis Miopi (Rabun Jauh)

Ketika melakukan pemeriksaan mata, dokter akan melakukan anamnesis terlebih dahulu sebelum mendiagnosis adanya miopi dengan menanyakan beberapa hal berikut:

  • Gejala apa saja yang muncul.
  • Sejak kapan gejala tersebut dialami.
  • Kemudian, bagaimana tingkat keparahan gejala tersebut.

Setelahnya, dokter akan memeriksa kondisi mata, salah satunya terkait ketajaman penglihatannya. Dokter akan meminta pasien untuk membaca Snellen Chart dan menyebutkan huruf atau angka yang terdapat di bagan tersebut dalam jarak 6 meter, mulai dari ukuran paling besar ke paling kecil.

 

Apabila terdapat kemungkinan adanya miopi, maka pasien akan diminta menyebutkan kembali huruf atau angka dengan bantuan lensa minus yang diletakkan di dalam refraktor. Lensa akan diganti oleh dokter sampai menemukan ukuran yang sesuai dengan pasien.

 

Pemeriksaan tersebut dilakukan pada kedua mata secara bergantian. Jika penglihatan masih terganggu, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan pupil, retina serta saraf mata, gerakan mata, penglihatan samping, dan lain sebagainya.

 

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Membawa Anak Cek Mata Minus?

Pengobatan Miopi (Rabun Jauh)

Metode pengobatan rabun jauh atau miopi cukup beragam, yaitu dengan bantuan kacamata atau lensa kontak dan koreksi refraksi laser. Adapun penjelasan terkait pengobatan miopi atau rabun jauh adalah sebagai berikut:

1. Kacamata atau Lensa Kontak

Cara pengobatan mata rabun jauh ini terbilang sederhana sekaligus terjangkau. Meski begitu, pemilihan lensa kontak atau kacamata minus harus disesuaikan kebutuhan dan kenyamanan. Hindari penggunaan lensa sambil tidur dan selalu jaga kebersihannya supaya tidak terjadi infeksi mata.

2. Koreksi Refraksi Laser

Cara mengatasi mata rabun jauh selanjutnya adalah melalui pembedahan atau operasi refraktif. Melansir dari National Library of Medicine, koreksi refraksi laser dilakukan dengan merombak atau mengubah bentuk kornea menggunakan laser.

Prosedur pencegahan rabun jauh ini juga melibatkan penggunaan laser eksimer. Konsep koreksi refraksi laser ini didasarkan pada fakta bahwa 80% refraksi cahaya terjadi pada permukaan kornea. Mengubah permukaan kornea bisa mengubah pola refraksi pula.

Pencegahan Miopi (Rabun Jauh)

Miopi atau rabun jauh tidak bisa dicegah secara sepenuhnya. Namun, ada beberapa cara mencegah miopi agar tidak semakin memburuk atau memperlambat perkembangannya. Adapun cara mencegah miopi adalah sebagai berikut:

  • Menyeimbangkan kegiatan di luar dan dalam ruangan.
  • Memperbanyak konsumsi sayur dan buah yang mengandung vitamin A dan D.
  • Melakukan pemeriksaan mata secara rutin.
  • Mengistirahatkan mata secara berkala ketika bekerja dengan laptop atau gadget.
  • Menggunakan kacamata atau lensa kontak sesuai ukuran.

Demikian penjelasan mengenai miopi yang perlu Anda ketahui dan pahami. Apabila Anda merasa sering mengalami gejala miopi, jangan diabaikan! 

Sebaiknya segera periksakan kondisi tersebut dengan mengunjungi JEC Eye Hospitals and Clinics untuk memperoleh diagnosis akurat dan penanganan dari dokter yang berpengalaman. Melalui layanan Eye Check, JEC akan membantu Anda mendeteksi permasalahan mata serta memberikan perawatan yang tepat.

 

Tentunya, eye check sangat dibutuhkan, terutama bagi Anda yang mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit mata (turunan secara genetik). Yuk, periksakan kondisi mata dari sekarang dan percayakan kesehatan mata pada ahlinya di JEC!

 

Baca juga: Mata Minus dan LASIK: Solusi untuk Masalah Penglihatan Anda

 

icon-doctor