Operasi refraktif adalah prosedur medis yang digunakan untuk memperbaiki kelainan refraksi mata, seperti rabun dekat, rabun jauh, dan mata silinder. Dengan melakukan prosedur ini, seseorang tidak perlu lagi bergantung dengan kacamata agar bisa melihat secara jernih.
Anda pasti sudah sering mendengar LASIK, bukan? Ini merupakan prosedur yang paling populer untuk mengatasi masalah refraktif. Namun, sebenarnya ada beberapa jenis operasi refraktif lain. Apa saja itu? Mari simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Operasi Refraktif?
Seperti yang sudah disebutkan, operasi refraktif adalah prosedur medis yang dapat digunakan untuk mengoreksi kelainan refraksi, seperti rabun dekat (hipermetropi), rabun jauh (miopi), dan silinder (astigmatisme).
Operasi mata ini umumnya digunakan untuk membentuk kembali kornea agar bisa memfokuskan cahaya pada retina sebagaimana mestinya.
Namun, tersedia juga operasi refraktif yang dilakukan dengan memasang lensa tipis ke dalam mata, biasanya untuk orang dengan rabun jauh yang parah.
Operasi refraktif biasanya dapat dilakukan dengan cepat dan tidak menimbulkan rasa nyeri atau ketidaknyamanan yang signifikan. Bahkan, sebagian besar pasien diperbolehkan pulang setelah menjalani prosedur medis ini.
Tujuan Operasi Refraktif
Tujuan utama dilakukannya bedah refraktif adalah mengurangi ketergantungan terhadap kacamata atau lensa kontak.
Setelah operasi refraktif, kebanyakan orang memiliki penglihatan jarak jauh yang cukup baik untuk melakukan aktivitas sehari-hari, misalnya mengemudi atau menonton bioskop, sehingga tidak lagi memerlukan kacamata atau lensa kontak.
Beberapa orang mungkin tetap memerlukan resep kacamata, misalnya untuk mengemudi di malam hari. Kebanyakan orang yang berusia lebih dari 40 tahun juga tetap perlu memakai kacamata untuk membaca setelah operasi refraktif.
Baca juga: Cara Alami Mengurangi Mata Minus yang Bisa Anda Coba
Siapa yang Membutuhkan Operasi Refraktif?
Sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur ini, pasien perlu berkonsultasi secara mendalam dengan dokter mata.
Biasanya, dokter juga akan melakukan evaluasi secara khusus untuk memastikan pasien memenuhi kriteria menjalani operasi. Penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan harapan pasien, termasuk risiko dan manfaat dari operasi ini.
Adapun beberapa kriteria orang yang dapat melakukan bedah refraktif adalah sebagai berikut:
- Dalam kondisi sehat dan sudah berusia 18 tahun ke atas.
- Tidak memiliki kondisi medis lain seperti diabetes tidak terkontrol, autoimun, HIV, hamil dan menyusui.
- Tidak memiliki gangguan mata lain, seperti keratoconus, kornea tipis, glaukoma dan katarak.
Di sisi lain, kriteria orang yang biasanya tidak disarankan menjalani operasi refraktif, di antaranya sebagai berikut:
- Menerima perubahan resep kacamata atau lensa kontak dalam setahun terakhir (resep kacamata berubah-ubah menandakan visus/penglihatan tidak stabil).
- Memiliki kondisi yang bisa mengganggu penyembuhan luka, misalnya autoimun.
- Menderita penyakit mata aktif, misalnya:
- Mata kering.
- Keratoconus (kornea berbentuk kerucut).
- Infeksi herpes simpleks berulang yang melibatkan kornea.
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, misalnya isotretinoin.
- Berusia di bawah 18 tahun (kecuali dengan pengecualian).
Jenis-Jenis Operasi Refraktif
Terdapat beberapa jenis operasi refraktif, namun Laser In Situ Keratomileusis (LASIK) dan Photorefractive Keratectomy (PRK) adalah dua jenis yang paling populer. Berikut masing-masing penjelasannya.
1. LASIK
LASIK (Laser In Situ Keratomileusis) adalah prosedur yang dilakukan dengan membuat flap (lapisan tipis kornea) di bagian tengah kornea dengan laser.
Kemudian, dokter akan mengangkat flap lalu menggunakan laser khusus untuk menguapkan sejumlah kecil jaringan kornea di bawah flap guna membentuk kembali kornea. Selanjutnya, flap diletakkan kembali di tempatnya dan akan sembuh sendiri dalam beberapa hari.
Prosedur dan pemulihan setelah LASIK cukup cepat. Biasanya, pasien bisa kembali bekerja dalam 1-3 hari setelah LASIK.
2. PRK
Berbeda dengan LASIK, dokter tidak membuat flap pada PRK (Photorefractive Keratectomy), melainkan dengan mengangkat jaringan terluar sehingga area kornea terekspos dan dibentuk kembali dengan laser agar cahaya lebih fokus ke retina.
Kemudian, lensa kontak akan dipasang pada mata setelah operasi dan berfungsi sebagai perban (disebut lensa kontak perban/bandage contact lens). Lensa ini membantu sel-sel permukaan tumbuh kembali dan membantu meredakan nyeri.
Perlu diketahui bahwa metode PRK sudah sangat lama dan sudah tidak dilakukan lagi di JEC.
3. Jenis Operasi Refraktif Lainnya
Selain LASIK dan PRK, beberapa jenis bedah refraktif lainnya adalah sebagai berikut:
- Corneal inlays: Pada prosedur ini, inlay (implan kecil dan tipis yang dipasang di kornea) akan ditanamkan untuk mengobati presbiopi (kehilangan kemampuan fokus pada objek di sekitar secara bertahap).
- Small incision lenticule extraction (SMILE): SMILE adalah prosedur yang digunakan untuk mengobati rabun jauh dan astigmatisme. Dalam SMILE, dokter menggunakan laser untuk memotong lentikula (cakram) kecil jaringan kornea sehingga kornea dapat berubah bentuknya. Jaringan ini kemudian diangkat melalui sayatan yang sangat kecil di kornea yang berdekatan.
- Phakic intraocular lenses (IOLs): Prosedur ini dilakukan dengan memasang lensa buatan (lensa intraokular) di depan atau belakang iris. IOL biasanya disarankan untuk orang dengan rabun jauh sedang hingga parah.
- Clear lensectomy: Operasi koreksi penglihatan yang menggantikan lensa alami mata dengan lensa intraokular buatan (IOL) untuk memperbaiki kesalahan bias seperti rabun jauh dan presbiopi. Prosedur ini mungkin lebih baik bagi orang dengan rabun jauh parah yang berusia di atas 40 tahun. Prosedur ini mirip dengan operasi katarak, namun dilakukan bukan atas indikasi katarak atau lensa keruh.
- Intracorneal ring segments (INTACS): Saat ini, INTACS sebagian besar digunakan untuk mengobati gangguan seperti keratoconus dan ektasia.
- Radial keratotomy dan astigmatic keratotomy: Dalam kedua prosedur ini, dokter mengubah bentuk kornea dengan membuat sayatan dalam pada kornea menggunakan pisau berlian atau baja tahan karat atau laser. Namun, keratotomi radial telah jarang digunakan dan digantikan dengan LASIK.
Baca juga: JEC SMILE vs LASIK: Mana yang Lebih Cocok untuk Anda
Itulah penjelasan mengenai operasi refraktif yang perlu Anda pahami. Meskipun ada beberapa jenis operasi refraktif, LASIK tetap menjadi pilihan paling efisien bagi banyak orang.
LASIK tidak hanya cepat, tetapi juga memiliki masa pemulihan yang singkat sehingga Anda bisa segera kembali beraktivitas dengan penglihatan yang lebih jernih.
Jika Sahabat JEC berencana mengatasi gangguan penglihatan, seperti rabun jauh, rabun dekat, atau silinder, jangan ragu untuk mengunjungi JEC Eye Hospital. JEC menyediakan Layanan LASIK dengan teknologi terkini dan didukung oleh tim dokter spesialis berpengalaman.
JEC juga menjadi pelopor yang memperkenalkan teknologi laser femtosecond di Indonesia, yaitu sinar inframerah dengan akurasi lebih dari teknologi laser lainnya. Yuk, kunjungi JEC dan rasakan sendiri manfaat LASIK untuk kualitas hidup yang lebih nyaman!
Baca juga: Mata Minus dan LASIK: Solusi untuk Masalah Penglihatan Anda