Mengenal Astigmatisme atau Mata Silinder, Gejala dan Cara Mengobatinya

  22 Aug 2025

  7,909 Views

Share
Astigmatisme

Astigmatisme atau yang sering disebut mata silinder adalah salah satu kelainan refraksi mata yang cukup umum. Kondisi ini terjadi ketika kornea atau lensa mata memiliki bentuk yang tidak sempurna, sehingga cahaya yang masuk tidak dapat terfokus dengan baik di retina. Akibatnya, penglihatan menjadi kabur, buram, atau tidak jelas.

 

Banyak orang dengan astigmatisme membutuhkan kacamata khusus atau lensa kontak agar bisa melihat dengan jelas. Namun, saat ini terdapat pilihan pengobatan yang lebih permanen melalui operasi refraktif seperti LASIK atau SMILE Pro.

Apa Itu Astigmatisme (Mata Silinder)?

Astigmatisme atau mata silinder adalah kondisi yang disebabkan karena bentuk mata yang tidak sempurna.  Di mana, bentuk mata lebih melengkung daripada seharusnya sehingga cahaya yang masuk tidak terfokus pada satu titik di retina yang mengakibatkan penglihatan menjadi buram.

 

Berdasarkan letak kelainannya, astigmatisme terbagi menjadi dua jenis, yaitu astigmatisme kornea dan lentikular. Astigmatisme kornea disebabkan karena kelainan pada kelengkungan kornea. Sementara itu, astigmatisme lentikular disebabkan karena kelainan pada kelengkungan lensa mata, di mana salah satu penyebabnya adalah kondisi katarak.

Penyebab Astigmatisme (Mata Silinder)

Penyebab mata silinder umumnya bersifat turun-temurun (hereditary), artinya kondisi ini bisa diwariskan dari orang tua ke anak (faktor genetik). Selain faktor genetik, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh tekanan berlebih dari kelopak mata terhadap kornea.

Adapun beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan astigmatisme adalah:

  • Cedera mata.
  • Keratokonus (kondisi ketika kornea menipis dan berubah bentuk menjadi seperti kerucut).
  • Komplikasi setelah operasi mata.

Baca juga: Menyingkap Rahasia Mata Silinder: Penyebab, Faktor Genetik, dan Peran Usia

Gejala Astigmatisme (Mata Silinder)

Gejala mata silinder yang paling umum adalah penglihatan kabur atau berbayang. Biasanya, penderita akan kesulitan melihat objek secara detail, misalnya garis lurus terlihat menjadi berkelok atau huruf “C” terlihat seperti huruf “O”. Gejala lainnya meliputi:

  • Silau dan seperti ada lingkaran cahaya saat melihat lampu.
  • Menyipitkan mata untuk bisa melihat dengan jelas.
  • Sakit kepala.
  • Kelelahan.
  • Mata tegang.
  • Sulit melihat pada malam hari.

Diagnosis Astigmatisme (Mata Silinder)

Dokter spesialis mata dapat mendiagnosis mata silinder melalui beberapa tahap. Pertama, dokter akan melakukan anamnesis terlebih dahulu dengan menanyakan gejala serta riwayat medis pasien.

 

Lalu, dilanjutkan dengan pemeriksaan mata secara menyeluruh, termasuk bagian dalam mata. Kemudian, dokter akan menggunakan beberapa tes untuk mengonfirmasi diagnosis astigmatisme. Tes tersebut meliputi:

  • Tes ketajaman penglihatan: Tes ini dilakukan dengan menggunakan bagan berisi huruf atau simbol untuk menilai seberapa jelas penglihatan.
  • Tes refraksi: Untuk mengukur seberapa banyak cahaya yang terfokus dan tertekuk saat memasuki mata.
  • Keratometri: Mengukur kelengkungan kornea.
  • Slit lamp exam: Mikroskop khusus dengan cahaya terang yang memungkinkan dokter spesialis mata memeriksa struktur mata secara lebih mendetail.

Baca juga: Cara Mengurangi Mata Minus dan Silinder Menurut Medis

Pengobatan Astigmatisme (Mata Silinder)

Sebagian besar penderita mata silinder membutuhkan lensa korektif untuk membantu melihat dengan jelas. Namun, pada kasus yang ringan, lensa korektif mungkin tidak dibutuhkan. 

 

Beberapa pilihan pengobatan yang biasanya digunakan untuk membantu penderita astigmatisme atau mata silinder adalah:

  • Kacamata: Kacamata dibuat dengan lensa khusus yang membantu mengoreksi bentuk mata yang tidak rata. Lensa tersebut membuat cahaya terfokus dengan tepat ke retina.
  • Lensa kontak (softlens): Seperti kacamata, lensa kontak dapat mengoreksi sebagian besar mata silinder.
  • Orthokeratology (Ortho-K): Prosedur di mana lensa kontak kaku dipakai saat tidur untuk membantu meratakan kelengkungan kornea. Setelah bentuk mata membaik, lensa hanya perlu dipakai setiap malam saat tidur untuk mempertahankan perubahan tersebut.
  • Operasi Refraktif (LASIK atau SMILE Pro): Merupakan solusi permanen untuk astigmatisme. Prosedur ini menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea sehingga cahaya dapat jatuh tepat di retina.

Pasien diharapkan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala agar dokter bisa memantau perubahan pada setiap pemeriksaan. Pasalnya, mata silinder bisa berubah seiring waktu dan kemungkinan bertambah parah.

Apakah Mata Silinder Bisa Dicegah?

 

Astigmatisme umumnya tidak bisa dicegah karena banyak faktor penyebabnya berasal dari genetik. Namun, pemeriksaan mata secara rutin sangat disarankan terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan mata silinder. Dengan begitu, kondisi ini bisa dideteksi lebih awal dan mendapatkan penanganan yang tepat.

 

Demikian penjelasan mengenai astigmatisme atau mata silinder yang perlu Anda ketahui. Jika Anda mengalami gejala yang mengarah pada astigmatisme atau kelainan refraksi lain yang mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.

 

Dalam hal ini, Anda bisa mengunjungi JEC Eye Hospitals and Clinics yang memiliki layanan LASIK untuk mengatasi astigmatisme dengan teknologi terkini yang memungkinkan prosedur LASIK menjadi lebih efisien, cepat, dan nyaman. 

 

Berbagai teknologi canggih yang dimiliki menjadikan JEC sebagai penyedia layanan LASIK yang lengkap dan maju. Segera jadwalkan konsultasi di JEC dan dapatkan solusi tepat bagi penglihatan Anda!

 

Baca juga: Operasi Mata LASIK: Manfaat, Risiko, dan Hal yang Perlu Diketahui

icon-doctor