Ciri-Ciri Mata yang Tidak Bisa LASIK dan Penanganannya>

LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis) menjadi salah satu prosedur populer untuk memperbaiki gangguan penglihatan seperti rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisme. Namun, tidak semua orang bisa menjalaninya.
Mengetahui ciri-ciri mata yang tidak bisa dilasik dapat membantu Anda menentukan langkah pengobatan yang tepat untuk menghindari risiko komplikasi. Untuk itu, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Ciri-Ciri Mata yang Tidak Bisa Dilasik
LASIK tidak direkomendasikan untuk beberapa kondisi. Berikut ini penjelasan terkait masing-masing kondisi yang membuat seseorang tidak bisa menjalani prosedur LASIK:
1. Resep Kacamata Tidak Stabil
LASIK hanya aman dilakukan ketika resep kacamata atau lensa kontak tidak berubah selama minimal 12–24 bulan terakhir. Pada usia remaja hingga awal dua puluhan, ukuran bola mata masih dapat berubah sehingga minus atau silinder kacamata cenderung naik turun.
Jika ukuran minus atau silinder masih naik turun, bentuk kornea dapat berubah kembali setelah operasi. Hal ini dapat mengakibatkan hasil koreksi menjadi tidak tahan lama atau permanen.
Berkaitan dengan ini, dokter biasanya meminta riwayat pemeriksaan mata selama setahun terakhir untuk memastikan kestabilannya sebelum menyarankan prosedur ini.
2. Batas Resep Kacamata Melebihi Kisaran Aman
LASIK bekerja dengan cara membentuk ulang kornea sehingga ketebalan kornea akan berkurang. Ada batas maksimum terkait seberapa banyak jaringan kornea dapat diangkat untuk menjaga kekuatan dan strukturnya.
Umumnya, miopia (rabun jauh) yang direkomendasikan untuk dikoreksi mulai –1 hingga –13 dioptri, sedangkan hipermetropia (rabun dekat) sekitar +1 hingga +4 dioptri, tergantung ketebalan kornea masing-masing pasien.
Jika resep mata melebihi kisaran ini, dokter akan merekomendasikan metode koreksi penglihatan lain yang lebih sesuai.
3. Kornea Tipis
Salah satu faktor utama yang dilihat sebelum LASIK adalah ketebalan kornea. LASIK melibatkan membuat flap kornea dan penguapan atau pengikisan sebagian dari jaringan kornea.
Pada kornea yang sudah tipis atau bentuk kornea tidak rata, prosedur LASIK justru berisiko melemahkan struktur kornea dan menyebabkan komplikasi seperti ektasia kornea. Ektasia kornea sendiri adalah kondisi serius di mana kornea mata menipis dan menonjol keluar secara progresif sehingga menyebabkan penglihatan menjadi kabur.
Rata-rata ketebalan minimal untuk LASIK adalah sekitar 495–600 mikron. Ketebalan di bawah angka tersebut termasuk ciri-ciri kornea mata tipis yang dapat memunculkan risiko apabila dilakukan LASIK.
Dokter biasanya akan menyarankan alternatif tindakan lain apabila hasil pemeriksaan mata menunjukkan risiko tersebut dengan mencari tahu penyebab kornea mata tipis.
Baca Juga: Jenis-Jenis LASIK yang Umum Dilakukan untuk Koreksi Penglihatan
4. Topografi Kornea Tidak Normal
Topografi kornea (corneal mapping) memetakan bentuk permukaan kornea. Bentuk kornea yang tidak rata atau menunjukkan tanda keratokonus termasuk ciri-ciri mata yang tidak bisa dilasik.
Pemeriksaan topografi kornea akan menampilkan peta permukaan kornea. Jika terlihat lengkungan tidak simetris atau tonjolan abnormal, prosedur LASIK justru dapat memperparah kondisi sehingga penglihatan malah memburuk.
5. Glaukoma Tingkat Lanjut
Penderita glaukoma tingkat lanjut memiliki tekanan bola mata tinggi dan saraf optik yang sudah rusak. LASIK dapat menyulitkan pemantauan tekanan bola mata (intraokular) dan berpotensi meningkatkan tekanan mata sehingga risiko kebutaan menjadi lebih besar.
Untuk itu, dokter biasanya menolak operasi pada pasien dengan glaukoma yang tidak terkontrol.
6. Mata Juling atau Kelainan Otot Mata yang Parah
Pasien yang memiliki masalah otot mata seperti gangguan keseimbangan otot, kelainan posisi bola mata, strabismus (mata juling) yang parah berisiko mengalami kesulitan dalam penyesuaian visual setelah operasi LASIK.
7. Mata Kering Parah
Ciri-ciri mata yang tidak bisa diLASIK juga terlihat dari kondisi mata tertentu, seperti mata kering. Produksi air mata yang sangat sedikit bisa menghambat proses penyembuhan atau menyebabkan hasil operasi yang buruk, bahkan berisiko komplikasi.
LASIK sendiri dapat memotong saraf kecil di kornea yang berperan dalam produksi air mata sehingga berisiko memperparah kondisi mata kering. Pasien dengan gejala mata kering kronis biasanya diminta menjalani perawatan terlebih dahulu.
8. Diabetes atau Penyakit Autoimun Tidak Terkontrol
Selain masalah pada mata, kondisi kesehatan tertentu yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh juga dapat menghalangi pasien untuk menjalani prosedur LASIK.
Penyakit seperti diabetes yang tidak stabil atau penyakit autoimun (misalnya lupus dan rheumatoid arthritis) dapat memperlambat proses penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi serta komplikasi.
Pasien dengan kondisi demikian umumnya tidak disarankan untuk melakukan LASIK sebelum kondisi tersebut benar-benar terkontrol.
Baca Juga: Syarat LASIK Mata: Panduan Lengkap Sebelum Menjalani Operasi
Bagaimana Penanganan yang Tepat?
Bila Anda memiliki salah satu kondisi di atas, masih ada alternatif pengobatan yang bisa dipertimbangkan. Pemeriksaan pra-LASIK menyeluruh akan membantu dokter menilai ketebalan kornea, topografi, tekanan mata, dan riwayat kesehatan secara detail.
Dalam beberapa kasus, prosedur LASIK Xtra dapat menjadi pilihan. Teknik ini menggabungkan LASIK dengan cross-linking untuk memperkuat kornea sehingga lebih aman bagi pasien dengan kornea tipis atau risiko ektasia (kornea mata menipis dan menonjol keluar).
Selain itu, dokter juga dapat merekomendasikan prosedur lain, seperti implantable contact lens (ICL), jika LASIK standar tidak memungkinkan.
Itulah penjelasan lengkap mengenai ciri-ciri mata yang tidak bisa dilasik, mulai dari resep kacamata yang belum stabil hingga kondisi medis tertentu, seperti kornea tipis atau penyakit autoimun.
Jika Anda merasa memiliki salah satu tanda tersebut, penting untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh sebelum memutuskan tindakan koreksi penglihatan.
JEC Eye Hospitals and Clinics siap menjadi pilihan tepercaya bagi Anda yang ingin mendapatkan penanganan secara tepat. Melalui layanan LASIK dan LASIK Xtra, JEC Eye Hospitals and Clinics menghadirkan teknologi mutakhir untuk membantu pasien menjalani koreksi penglihatan sesuai dengan kondisinya.
Didukung oleh dokter spesialis mata berpengalaman dan peralatan berstandar internasional, setiap langkah pemeriksaan hingga tindakan di JEC Eye Hospitals and Clinics dirancang dengan mengutamakan keselamatan dan kenyamanan Anda.
Sebagai rumah sakit khusus mata, JEC Eye Hospitals and Clinics siap melayani pemeriksaan dan koreksi penglihatan untuk menjaga kesehatan penglihatan Anda.
Baca Juga: Berapa Lama Penyembuhan Lasik Mata? Ini Penjelasannya