Sindrom mata kering adalah kondisi yang memengaruhi lapisan air mata (tear film) yang menutupi kornea. Kondisi ini terjadi ketika seseorang tidak memproduksi air mata yang cukup untuk melubrikasi mata atau saat air mata menguap terlalu cepat.
Sindrom mata kering biasanya ditandai dengan rasa gatal, terbakar, dan sensasi berpasir di mata. Terdapat beberapa perawatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi mata kering. Mari simak informasi selengkapnya dalam ulasan berikut ini.
Apa Itu Sindrom Mata Kering?
Sindrom mata kering, keratoconjunctivitis sicca, atau dry eye syndrome adalah gangguan pada lapisan air mata karena tidak adanya air mata yang cukup sebagai pelumas, kualitas air mata yang buruk, atau air mata tersebut menguap terlalu cepat.
Mata memerlukan lapisan air mata yang stabil agar bisa melihat dengan jelas karena titik temu antara lapisan mata dan udara luar bertanggungjawab atas kekuatan fokus mata untuk melihat.
Di sisi lain, ketidakstabilan air mata ini mengakibatkan terjadinya peradangan dan kerusakan pada permukaan mata akibat terekspos udara luar.
Dry eye syndrome bisa sangat mengganggu dan menyebabkan beberapa gejala, seperti gatal, mata berair, sensasi terbakar, hingga penglihatan kabur. Karena banyaknya faktor yang bisa menyebabkan mata kering, kondisi ini disebut sebagai penyakit multifaktorial.
Jenis-Jenis Sindrom Mata Kering
Berdasarkan penyebabnya, mata kering diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu aqueous deficient (kekurangan cairan) dan evaporative (penguapan). Namun, bisa juga terjadi akibat gabungan keduanya. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis mata kering:
- Aqueous tear deficient dry eye: Kondisi yang terjadi ketika mata tidak memproduksi cukup air mata. Air mata diproduksi oleh kelenjar lakrimal, yang mana jika kelenjar ini mengalami peradangan, maka produksi air mata bisa berkurang hingga menyebabkan mata kering. Selain itu, penyebabnya juga meliputi Sindrom Sjogren dan efek samping dari obat-obatan tertentu, seperti dekongestan, antihistamin, dan diuretik.
- Evaporative dry eye: Kondisi yang terjadi jika air mata menguap terlalu cepat akibat disfungsi kelenjar meibom (kelenjar yang menghasilkan lapisan minyak pada permukaan air mata). Disfungsi kelenjar ini dapat menyebabkan lapisan minyak tidak stabil sehingga tidak bisa melindungi lapisan air mata dan membuatnya cepat mengering, meskipun jumlahnya mencukupi.
- Mixed dry eye: Kondisi ini merupakan gabungan dari aqueous deficient dry eye dan evaporative dry eye. Artinya, kondisi ini terjadi ketika mata tidak menghasilkan cukup air mata dan lapisan pelindung air mata juga mudah rusak karena tidak stabil.
Baca juga: Berbagai Gangguan Mata pada Anak dan Penanganannya
Penyebab Sindrom Mata Kering
Dari penjelasan mengenai jenis-jenis dry eye syndrome sebelumnya, dapat diketahui bahwa kondisi ini dapat terjadi karena:
- Mata tidak menghasilkan cukup air mata.
- Air mata menguap terlalu cepat.
- Kombinasi dari kedua kondisi tersebut.
Faktor Risiko Sindrom Mata Kering
Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami dry eye syndrome atau memiliki gejala dry eye syndrome yang lebih parah. Beberapa faktor risiko tidak bisa dikendalikan, misalnya penuaan. Semakin tua seseorang, semakin tinggi risikonya mengalami mata kering.
Namun, beberapa faktor lain masih bisa dikelola melalui perubahan gaya hidup atau pengobatan tertentu. Faktor-faktor ini di antaranya:
- Faktor lingkungan dan gaya hidup, seperti cuaca, seberapa banyak waktu menatap layar, merokok, penggunaan softlens, atau alergi.
- Obat-obatan, seperti obat depresi, alergi, tekanan darah jenis beta blocker, menopause, antinyeri, dan glaukoma. Selain itu, antikolinergik, kontrasepsi oral, dan retinoid sistemik juga dapat meningkatkan risiko sindrom mata kering.
- Kondisi medis, seperti penyakit autoimun dan gangguan endokrin.
- Operasi, prosedur operasi tertentu dapat menyebabkan efek samping berupa mata kering.
Gejala Sindrom Mata Kering
Dry eye syndrome biasanya memengaruhi kedua mata dan dapat menyebabkan sejumlah gejala, seperti:
- Sensasi perih, terbakar, dan gatal pada mata.
- Sensasi berpasir pada mata.
- Sensitif terhadap cahaya (silau).
- Mata merah.
- Sensasi mengganjal di mata.
- Kesulitan memakai softlens.
- Kesulitan mengemudi di malam hari.
- Mata berair (sebagai respons terhadap iritasi).
- Sering berkedip.
- Kelopak mata berkedut.
- Penglihatan kabur.
- Mata lelah.
- Rasa berat ketika membuka mata.
Baca juga: 7 Kebiasaan Buruk yang Bikin Mata Lelah dan Sakit (Wajib Tahu!)
Diagnosis Sindrom Mata Kering
Ketika menemui dokter untuk melakukan pemeriksaan, dokter biasanya memulai dengan anamnesis (wawancara medis) mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien. Informasi yang umumnya dibutuhkan oleh dokter adalah:
- Gejala yang berhubungan dengan mata dan sudah berapa lama pasien mengalaminya.
- Faktor lingkungan, gaya hidup, serta aktivitas yang memperburuk gejala pasien.
- Gejala lain, termasuk mulut kering, gigi berlubang, sariawan, kelelahan, dan nyeri sendi.
- Alergi.
- Riwayat penyakit mata.
- Riwayat kondisi medis lain, termasuk alergi dan infeksi virus kronis.
- Riwayat operasi.
- Riwayat merokok atau berada di sekitar perokok (perokok pasif).
- Riwayat trauma (cedera) pada area mata pasien.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan mata untuk melihat tanda-tanda mata kering. Lalu, guna menegakkan diagnosis sindrom mata kering, dokter biasanya menggunakan pemeriksaan penunjang, seperti:
- Slit lamp exam: Tes untuk memeriksa lapisan air mata. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menyinari setiap mata dan menggunakan mikroskop untuk mengevaluasi keseluruhan kondisi mata, meliputi bulu mata, kelopak mata, segmen depan mata, meniskus air mata, kelenjar Meibom, serta pemeriksaan dengan cara pewarnaan kornea dan konjungtiva.
- Schirmer’s test: Cara lain untuk memeriksa produksi air mata, yaitu dengan meletakkan selembar kertas kecil di tepi luar kelopak mata dan membiarkannya tetap di sana selama beberapa menit. Pasien kemudian akan diminta menutup mata selama 5 menit dan akan diukur seberapa banyak mata memproduksi air mata sebagai respons.
- Tear breakup time (TBUT) test: Pemeriksaan untuk melihat stabilitas lapisan air mata dan seberapa cepat penguapan air mata terjadi dengan cara menggunakan pewarnaan fluoresens. Pasien diinstruksikan untuk berkedip beberapa kali dan kemudian akan diukur berapa lama lapisan air mata bertahan sebelum muncul titik kering setelah kedipan terakhir. Pemeriksaan ini menggunakan slit lamp dengan cobalt-blue filter.
Pengobatan Sindrom Mata Kering
Dokter akan memutuskan perawatan mana yang paling tepat untuk pasien berdasarkan tingkat keparahan gejala dan kondisi mendasar yang dimiliki pasien. Beberapa pasien mungkin perlu mencoba berbagai perawatan sebelum menemukan solusi yang paling cocok. Secara umum, perawatan mata kering meliputi:
- Perawatan mandiri. Jika gejala ringan, dokter mungkin menyarankan perawatan mandiri, seperti:
- Menghindari lingkungan yang dapat menyebabkan gejala kambuh, yaitu lingkungan yang kering, berangin, berdebu, dan berasap.
- Menggunakan humidifier di kamar tidur.
- Meletakkan kompres hangat di mata.
- Mengistirahatkan mata.
- Mengonsumsi suplemen asam lemak omega-3.
- Tetes mata. Terdapat berbagai jenis tetes mata yang biasanya direkomendasikan untuk mengobati mata kering, di antaranya:
- Air mata buatan (artificial tears), untuk melumasi dan menenangkan mata sehingga bisa meredakan gejala sementara waktu.
- Salep, biasanya digunakan jika mata terasa kering saat tidur.
- Tetes mata untuk mengobati peradangan pada kelenjar air mata.
- Punctal occlusion: Bila mata tidak menghasilkan air mata yang cukup, punctal occlusion bisa menjadi pilihan yang tepat. Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan plug (penyumbat) ke saluran air mata. Plug tersebut dapat memperlambat atau menghentikan keluarnya air mata, membantu menjaga mata tetap lembap dan meredakan gejala mata kering dengan cara memungkinkan lebih banyak air mata tetap berada di mata.
- Lensa kontak teraupetik: Mata kering dapat menyebabkan penderitanya merasa nyeri saat berkedip. Lensa kontak terapeutik dapat membantu dengan melindungi dan melumasi permukaan mata. Lensa ini tersedia dalam beberapa bentuk, di antaranya:
- Lensa perban lunak: Melindungi mata dan membantu menyembuhkan kerusakan pada kornea.
- Lensa sklera kaku: Lensa ini melindungi dan melumasi mata sekaligus mengoreksi penglihatan.
Pencegahan Sindrom Mata Kering
Secara umum, langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah sindrom mata kering adalah sebagai berikut:
- Jika memungkinkan, usahakan untuk tidak menggunakan pengering rambut.
- Hindari terpapar kipas angin, AC, dan pemanas ruangan secara langsung karena dapat memperparah gejala.
- Menggunakan humidifier untuk meningkatkan kelembapan ruangan sehingga mengurangi jumlah air mata yang mengalami evaporasi.
- Lindungi mata dari angin yang dapat menyebabkan mata menjadi kering dengan mengenakan kacamata di luar ruangan, misalnya saat berkendara motor atau menyetir (menghindari paparan AC langsung ke mata).
- Menggunakan kacamata hitam untuk menghindari paparan sinar matahari.
- Membatasi durasi melihat layar elektronik, karena paparan dalam waktu yang lama terhadap layar dapat menyebabkan mata semakin jarang berkedip sehingga mata semakin kering. Disarankan untuk istirahat berkala, yaitu dengan cara melihat jauh (jarak 20 kaki atau sekitar 6 meter) selama 20 detik setelah terkena paparan layar selama 20 menit.
- Gunakan obat tetes atau salep air mata buatan sebelum tidur jika biasanya Anda terbangun dengan kondisi mata yang kering.
- Konsumsi air mineral setidaknya 2 liter per hari.
Demikian penjelasan mengenai sindrom mata kering yang perlu Anda pahami. Kondisi ini mungkin tampak sepele, namun bisa mengganggu kenyaman jika tidak ditangani dengan semestinya.
Apabila Anda mengalami gejala sindrom mata kering, seperti mata terasa kering, gatal, atau penglihatan menjadi buram, jangan abaikan! Segera kunjungi JEC untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Mari dapatkan diagnosis akurat dan perawatan komprehensif dari dokter spesialis berpengalaman kami melalui Layanan Mata Kering JEC untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan mata Anda!
Baca juga: Panduan Langkah Awal: Mengidentifikasi Ciri-Ciri Mata Katarak pada Tahap Awal