LASIK adalah prosedur operasi mata yang efektif dan mampu memberikan hasil jangka panjang untuk mengoreksi gangguan penglihatan, seperti rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisme. Namun, sebelum menjalani prosedur LASIK, tidak sedikit orang yang penasaran, “Apakah setelah LASIK mata bisa minus lagi?”
Faktanya, beberapa pasien memang dapat mengalami regresi, yaitu berkurangnya hasil koreksi seiring waktu. Kondisi ini biasanya muncul dalam jangka waktu yang lama setelah operasi.
Meski demikian, regresi tidak berarti prosedur LASIK gagal. Kondisi ini hanya menunjukkan perlunya perawatan lanjutan agar penglihatan tetap optimal.
Maka dari itu, memahami penyebab dan cara mencegah regresi sangat penting, baik bagi Anda yang sudah menjalani maupun yang baru berencana menjalani LASIK. Mari simak penjelasan berikut untuk mengetahui bagaimana menjaga hasil LASIK agar bertahan lebih lama.
Berapa Lama Hasil Operasi LASIK Mata Bisa Bertahan?
Hasil operasi LASIK umumnya bertahan lama, bahkan bersifat permanen, terutama jika dilakukan pada usia dewasa dan saat kondisi mata sudah stabil.
Meski begitu, terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi lama atau tidaknya hasil operasi LASIK bertahan, di antaranya:
- Perubahan alami pada mata seiring bertambahnya usia, misalnya presbiopia (mata tua).
- Kebiasaan kurang sehat seperti merokok, kurang tidur, atau tidak menjaga kesehatan mata.
- Paparan sinar UV berlebih tanpa perlindungan mata.
Penyebab Miopia Kambuh setelah Lasik
Meski LASIK mampu mengoreksi rabun jauh secara efektif, sebagian orang dapat mengalami mata minus kembali setelah beberapa waktu. Kondisi ini umumnya dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari proses alami perubahan mata hingga kebiasaan sehari-hari. Berikut adalah beberapa penyebab umumnya:
1. Perubahan Bentuk Kornea
Tujuan utama LASIK adalah membentuk ulang kornea untuk mengoreksi kelainan refraksi. Namun, pada sebagian pasien, kornea dapat perlahan kembali ke bentuk semula sehingga mengurangi hasil koreksi.
Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh kornea yang tipis sehingga strukturnya kurang stabil, atau perbedaan proses penyembuhan yang memicu perubahan pada bentuk kornea setelah operasi.
2. Perkembangan Miopia
Perkembangan miopia setelah LASIK dapat dipengaruhi beberapa faktor, seperti koreksi yang kurang optimal karena keterbatasan ketebalan kornea, penyesuaian untuk monovision pada presbiopia, atau perataan kornea yang berlebihan saat operasi.
Kondisi ini juga bisa dipicu oleh spasme akomodasi yang memunculkan kembali miopia, perkembangan katarak dini yang mengubah indeks refraksi, hingga pertambahan panjang sumbu bola mata pada miopia patologis.
Komplikasi langka, seperti ektasia kornea atau hiperplasia epitel juga dapat menyebabkan pergeseran miopia. Pemeriksaan menyeluruh sebelum dan sesudah operasi penting untuk mendeteksi dan menanganinya sejak awal.
3. Respons Penyembuhan Tubuh Terhadap Prosedur Laser
Regresi miopia setelah koreksi penglihatan dengan laser dapat terjadi akibat respons penyembuhan terhadap area ablasi.
Pada LASIK, respons ini biasanya lebih ringan dibanding prosedur ablasi permukaan, namun jika muncul, jaringan yang tumbuh kembali dapat menyebabkan penglihatan buram dan memunculkan kembali miopia.
Regresi berbeda dengan haze. Regresi memengaruhi ketajaman penglihatan, sedangkan haze memengaruhi kualitasnya atau seperti terdapat kabut ringan.
Faktor risiko regresi meliputi jenis laser lama, ukuran ablasi besar, dan peradangan pada antarmuka. Kondisi ini dapat muncul 1–3 bulan setelah operasi dan berkembang perlahan selama beberapa tahun.
Penanganannya bisa dengan kacamata atau lensa kontak, dan jika stabil, dapat dilakukan ablasi permukaan dengan mitomycin C atau LASIK enhancement setelah pemeriksaan menyeluruh.
4. Perubahan Kelainan Refraksi yang Ada Sejak Awal
Jika miopia, hipermetropia, atau astigmatisme (mata silinder) pasien masih berkembang sebelum LASIK, kelainan refraksi tersebut bisa terus memburuk setelah operasi.
LASIK tidak menghentikan perubahan alami daya refraksi mata sehingga disarankan menunggu hingga penglihatan stabil setidaknya satu tahun sebelum menjalani prosedur ini, terutama pada pasien muda dengan resep kacamata yang cepat berubah.
Baca juga: Jenis Operasi Mata Minus, Mana yang Paling Cocok?
5. Perubahan Penglihatan Terkait Usia dan Presbiopia
Meski LASIK efektif mengoreksi kelainan refraksi, prosedur ini tidak mencegah perubahan alami pada mata seiring bertambahnya usia.
Memasuki usia 40-an, kebanyakan orang akan mengalami presbiopia, yaitu penurunan kemampuan lensa mata untuk fokus pada objek dekat.
Karena itu, meski LASIK berhasil, pasien mungkin tetap memerlukan kacamata baca atau perawatan tambahan saat usia bertambah.
6. Sindrom Mata Kering yang Tidak Terdiagnosis atau Tidak Diobati
Sindrom mata kering merupakan salah satu efek samping yang umum setelah LASIK. Kondisi ini terjadi karena operasi sementara memengaruhi saraf kornea yang berperan dalam pelumasan mata.
Jika mata kering berlangsung lama dan tidak ditangani, kualitas penglihatan bisa berfluktuasi dan menimbulkan kesan seperti terjadi regresi.
Meski sebagian besar kasus membaik dalam beberapa bulan, kasus yang parah dapat mengganggu kejernihan penglihatan secara stabil.
7. Perubahan Hormon
Perubahan hormon juga dapat memengaruhi kestabilan penglihatan. Pada masa kehamilan, perubahan hormonal dapat mengubah ketebalan atau kelengkungan kornea sehingga memicu perubahan refraksi sementara.
Hal serupa juga bisa terjadi pada ibu menyusui. Sementara itu, perubahan hormon saat menopause dapat memperparah mata kering yang memengaruhi persepsi hasil LASIK.
Meski jarang menyebabkan regresi permanen, kondisi ini dapat menimbulkan gangguan sementara pada ketajaman penglihatan setelah operasi.
8. Kondisi Mata
Beberapa kondisi mata yang sudah ada sebelumnya dapat memengaruhi keberhasilan LASIK jangka panjang.
Misalnya, keratokonus yang menyebabkan penipisan dan penonjolan kornea dapat membuat bentuk kornea menjadi tidak stabil jika tidak terdeteksi sebelum operasi.
Katarak juga dapat menghalangi cahaya masuk ke lensa, menimbulkan penglihatan buram, dan memberi kesan regresi.
Karena itu, pemeriksaan mata menyeluruh sebelum LASIK penting untuk memastikan tidak ada kondisi yang mendasari.
Baca juga: Lasik Mata - Ketahui Tingkat Keberhasilan dan Syarat Usia
9. Perawatan Pascaoperasi yang Buruk
Masa pemulihan pasca operasi sangat penting untuk keberhasilan LASIK jangka panjang. Melewatkan kontrol rutin atau mengabaikan anjuran dokter, seperti menghindari ketegangan mata dan melindungi mata dapat menghambat proses penyembuhan dan memicu regresi.
Misalnya, mengucek mata berlebihan segera setelah operasi bisa mengganggu penyembuhan kornea atau menggeser flap kornea sehingga memengaruhi hasil akhir.
10. Faktor Gaya Hidup
Kebiasaan dan paparan lingkungan tertentu dapat memengaruhi kestabilan hasil LASIK. Penggunaan layar secara berlebihan dapat menyebabkan ketegangan mata dan memperparah gejala mata kering.
Semetara itu, paparan sinar UV tanpa pelindung dapat merusak jaringan kornea, sehingga penting memakai kacamata hitam terutama saat masa pemulihan.
Selain itu, pola makan yang minim nutrisi penting, seperti asam lemak omega-3, vitamin A, dan lutein juga bisa berdampak pada kesehatan mata secara keseluruhan.
Apakah Boleh LASIK 2 Kali?
Ya, LASIK dapat dilakukan lebih dari sekali. Namun, ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan sebelum mempertimbangkan prosedur tambahan.
Adapun beberapa faktor penentu LASIK ulang adalah:
- Ketebalan kornea. Jika terlalu tipis, LASIK ulang akan berisiko.
- Stabilitas refraksi. Penglihatan harus stabil minimal 1 tahun setelah LASIK awal.
- Terdapat alasan yang mendukung. Misalnya, untuk memperbaiki hasil sebelumnya atau adanya perubahan penglihatan baru seperti presbiopia.
Baca juga: Mengenal LASIK, Tujuan, Kondisi yang Ditangani & Prosedurnya
Cara Mencegah Miopia Kembali setelah Lasik
Untuk mencegah miopia kembali setelah LASIK, penting menjaga kesehatan mata dan mengikuti langkah-langkah perawatan yang tepat. Berikut beberapa cara yang dapat membantu mempertahankan hasil operasi dan mengurangi risiko regresi:
- Ikuti instruksi perawatan pasca operasi: Gunakan obat tetes mata sesuai anjuran dokter, hindari mengucek mata, lindungi dari debu atau asap, dan jauhi aktivitas, seperti berenang hingga mata benar-benar pulih.
- Lindungi mata dari paparan UV: Kenakan kacamata hitam dengan perlindungan UV saat berada di luar, termasuk di cuaca mendung, dan hindari aktivitas di area dengan cahaya silau tanpa pelindung mata.
- Rutin periksa mata: Lakukan pemeriksaan mata setidaknya setahun sekali untuk memantau kondisi dan mendeteksi masalah sejak dini.
- Jaga kelembapan mata: Gunakan tetes mata pelumas bila diperlukan, cukup minum air, dan hindari lingkungan yang terlalu kering.
- Batasi waktu menatap layar: Terapkan aturan 20-20-20, atur pencahayaan layar, dan sering berkedip untuk mencegah mata kering.
- Hindari aktivitas berat di awal pemulihan: Jangan memaksakan mata bekerja terlalu keras selama masa pemulihan untuk menjaga kestabilan kornea.
- Tangani kondisi kesehatan yang mendasari: Pastikan penyakit, seperti diabetes, masalah hormon, atau infeksi mata ditangani dengan baik agar tidak memengaruhi hasil LASIK.
- Pertimbangkan tindakan koreksi ulang: Jika terjadi regresi ringan, diskusikan dengan dokter mengenai kemungkinan LASIK touch-up setelah mata benar-benar sembuh.
Itulah ulasan mengenai kemungkinan mata kembali minus setelah LASIK, beserta penyebab dan cara mencegahnya. Hingga kini, LASIK tetap menjadi salah satu metode paling efektif untuk mengatasi gangguan refraksi.
Bagi Anda yang berencana menjalani LASIK dengan teknologi mutakhir dan ditangani dokter berpengalaman, JEC hadir sebagai pelopor teknologi Laser Femtosecond di Indonesia yang menawarkan akurasi lebih tinggi dibanding laser konvensional.
JEC Eye Hospitals and Clinics menyediakan beragam pilihan layanan LASIK yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Konsultasikan dengan tenaga medis yang berpengalaman untuk menentukan prosedur paling tepat, dan selalu jaga kesehatan mata Anda bersama layanan terbaik dari JEC!
Baca juga: Perbedaan LASIK dan Prosedur Laser Mata Lainnya: Mana yang Tepat untuk Anda