Apa Itu Anisometropia? Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

Oleh Tim Medis JEC

  26 Dec 2025

  7 Views

Share
anisometropia adalah

Anisometropia adalah kondisi ketika kedua mata memiliki ukuran kelainan refraksi yang berbeda sehingga kemampuan penglihatannya tidak seimbang. Situasi ini sering membuat penderitanya mengalami pandangan buram, cepat lelah saat membaca, hingga sakit kepala karena otak harus bekerja keras untuk menyesuaikan perbedaan fokus antara mata kanan dan kiri.

 

Meskipun terdengar sepele, anisometropia memerlukan penanganan karena dapat memengaruhi kenyamanan hingga risiko penglihatan jangka panjang bila tidak ditangani dengan tepat. Simak penjelasan singkat tentang anisometropia berikut ini.

Apa Itu Anisometropia?

Anisometropia adalah kondisi ketika penglihatan pada salah satu mata lebih buruk dibanding mata lainnya karena adanya perbedaan kelainan refraksi. 

 

Kelainan refraksi sendiri terjadi ketika kekuatan fokus cahaya pada mata tidak seimbang dengan panjang bola mata sehingga gambar yang diterima retina menjadi buram. Kelainan ini biasanya dinyatakan dalam satuan dioptri, yaitu ukuran kekuatan kacamata atau lensa kontak yang diperlukan agar gambar jarak jauh dapat kembali fokus di retina.

 

Secara klinis, anisometropia biasanya didefinisikan sebagai perbedaan koreksi refraksi satu atau lebih dari 1 dioptri antara kedua mata.

Jenis-jenis Anisometropia

Terdapat 6 jenis anisometropia yang umum terjadi, mulai dari simple anisometropia hingga mixed astigmatic anisometropia. Berikut penjelasannya:

  • Simple anisometropia: Jenis anisometropia ini terjadi ketika satu mata memiliki penglihatan normal, sedangkan mata lainnya rabun jauh atau rabun dekat. Mata yang normal ini disebut emetropik.
  • Compound anisometropia: Compound anisometropia terjadi ketika kedua mata memiliki jenis gangguan penglihatan yang sama, tetapi tingkat keparahannya berbeda antara satu mata dan mata lainnya. Contohnya, kedua mata mengalami rabun jauh, tetapi salah satunya memiliki tingkat rabun jauh yang lebih tinggi.
  • Mixed anisometropia: Jika satu mata rabun jauh dan mata lainnya rabun dekat, kondisi tersebut disebut mixed anisometropia. Kondisi ini juga dikenal dengan sebutan antimetropia.
  • Simple astigmatic anisometropia: Ini merupakan bentuk anisometropia yang disertai astigmatisme. Kelainan ini disebabkan oleh bentuk mata yang tidak sempurna, misalnya lebih menyerupai bola rugby atau bagian belakang sendok sehingga cahaya dibiaskan secara tidak merata.
  • Compound astigmatic anisometropia: Jika Anda mengalami compound astigmatic anisometropia, berarti kedua mata Anda memiliki astigmatisme, hanya saja satu mata membutuhkan koreksi yang lebih tinggi. Pada kondisi ini, kedua mata Anda sama-sama rabun jauh atau sama-sama rabun dekat.
  • Mixed astigmatic anisometropia: Jenis ini terjadi ketika kedua mata mengalami astigmatisme, tetapi masing-masing memiliki jenis gangguan penglihatan yang berbeda: satu mata rabun dekat dan mata lainnya rabun jauh.

Apa Penyebab Anisometropia?

Menurut salah satu studi dari National Library of Medicine (2023), anisometropia umumnya muncul akibat perbedaan struktur atau pertumbuhan mata antara satu mata dan mata lainnya. 

 

Perbedaan ini dapat terjadi sejak masa kanak-kanak ketika bola mata masih berkembang sehingga salah satu mata tumbuh sedikit lebih panjang atau lebih pendek. Ketidakseimbangan pertumbuhan tersebut membuat kemampuan fokus cahaya menjadi berbeda. 

 

Selain faktor biologis tersebut, perubahan pada lensa mata akibat proses penuaan, termasuk pembentukan katarak, juga dapat memicu perubahan refraksi yang tidak merata. 

 

Pada sebagian orang, kondisi anisometropia juga dapat berkembang akibat adanya gangguan visual sejak dini, seperti ptosis, kelainan kornea, atau penyakit retina yang menghambat stimulasi penglihatan pada satu mata. 

 

Berbagai faktor ini bekerja secara bertahap dan menyebabkan salah satu mata memiliki tingkat koreksi atau refraksi yang berbeda dibanding mata satunya.

 

Baca juga: Mata Buram Sebelah: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Faktor Risiko Anisometropia

Terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya anisometropia, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Perkembangan refraksi miopia (rabun jauh): Anisometropia lebih sering ditemukan pada orang dengan miopia, terutama ketika miopia berkembang selama masa pertumbuhan. Peningkatan miopia pada masa sekolah dikaitkan dengan peningkatan perbedaan refraksi antarmata.
  • Memiliki astigmatisme: Anak-anak dengan astigmatisme memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami anisometropia dibanding yang tidak memiliki astigmatisme. Ini juga berlaku pada orang dewasa.
  • Prematuritas dan Retinopathy of Prematurity (ROP): Bayi prematur, terutama yang mengalami ROP atau memiliki berat lahir rendah, memiliki risiko anisometropia yang lebih tinggi dan cenderung lebih parah serta tidak mudah hilang dibanding bayi yang lahir normal.
  • Perubahan lensa yang asimetris (misalnya katarak): Pada orang dewasa dan lanjut usia, perubahan dalam kekuatan lensa secara tidak seimbang antara kedua mata, seperti timbulnya katarak yang berbeda derajat dapat meningkatkan risiko anisometropia.

Ciri-ciri Anisometropia

Anak-anak biasanya tidak menunjukkan gejala anisometropia kecuali terlihat tanda-tanda seperti mata juling atau mata yang tampak bergerak tidak selaras. Anak-anak juga jarang mengeluhkan bahwa mereka tidak bisa melihat dengan baik pada satu mata dibandingkan mata lainnya. 

 

Oleh karena itu, kondisi ini umumnya baru terdeteksi saat anak menjalani pemeriksaan mata rutin atau skrining penglihatan.

 

Perbedaan kecil dalam kelainan mata biasanya tidak menimbulkan keluhan. Tetapi jika anisometropia dibiarkan tanpa penanganan dalam waktu lama, gejala yang bisa muncul antara lain:

  • Penglihatan ganda.
  • Pandangan kabur.
  • Sakit kepala.
  • Sulit menilai jarak.
  • Pusing.
  • Mata terasa sakit atau tidak nyaman.

Baca juga: Ciri-Ciri Mata Minus pada Orang Dewasa dan Anak-anak

Cara Mengatasi Anisometropia

Anisometropia dapat diatasi dengan beberapa cara, seperti kacamata hingga LASIK. Terapi utama meliputi koreksi optik (kacamata atau lensa kontak) dan penalisasi mata yang lebih baik menggunakan patching atau obat atropin topikal 1%. 

 

Pengobatan tersebut paling efektif pada anak usia 3–7 tahun, tetapi tetap bisa dilakukan pada pasien berusia lebih tua dengan hasil yang bervariasi. Simak cara mengatasi anisometropia berikut ini:

1. Kacamata

Meskipun kacamata dapat membantu memperbaiki penglihatan, metode ini tidak selalu menjadi pilihan terbaik untuk anisometropia. Hal ini karena lensa kacamata dapat menghasilkan gambar yang berbeda ukuran di retina setiap mata, tergantung pada kekuatan lensa. 

 

Perbedaan ukuran gambar ini disebut aniseikonia, yang bisa menimbulkan gejala mirip seperti anisometropia yang tidak dikoreksi, seperti sakit kepala, pusing, atau penglihatan kabur.

2. Lensa Kontak

Lensa kontak sering menjadi pilihan yang lebih baik karena menyediakan gambar yang lebih seimbang di retina sehingga mengurangi risiko aniseikonia. Lensa kontak juga memberikan penglihatan yang lebih nyaman bagi banyak penderita anisometropia, terutama jika perbedaan kekuatan refraksi antar mata cukup besar.

3. LASIK

Untuk beberapa kasus, terutama pada orang dewasa, operasi laser mata seperti LASIK dapat menjadi solusi. Prosedur ini menyesuaikan bentuk kornea sehingga kedua mata dapat memfokuskan cahaya secara seimbang, menghasilkan gambar yang jelas tanpa perbedaan ukuran signifikan di retina.

4. Refractive Lens Exchange (RLE)

Jika anisometropia muncul setelah operasi katarak, dokter mata mungkin menyarankan refractive lens exchange pada mata lainnya. Prosedur ini mengganti lensa alami mata dengan lensa buatan untuk menyeimbangkan refraksi antar mata.

5. Terapi Tambahan untuk Amblyopia

Jika anisometropia telah menyebabkan ambliopia (mata malas), perawatan tambahan mungkin diperlukan, seperti:

 

  • Menutup mata yang sehat dengan penutup mata (eye patching) untuk melatih mata yang lemah.
  • Terapi penglihatan (vision therapy) untuk meningkatkan koordinasi dan kemampuan visual mata yang terdampak.

Demikian penjelasan mengenai anisometropia. Anisometropia adalah kondisi di mana kedua mata memiliki perbedaan refraksi sehingga penglihatan tidak seimbang. 

 

Meskipun sering tidak menimbulkan keluhan yang jelas pada awalnya, kondisi ini penting untuk dikenali dan ditangani sedini mungkin, terutama pada anak-anak, agar risiko komplikasi seperti ambliopia dapat diminimalkan.

 

Penanganan anisometropia dapat dilakukan melalui berbagai metode, mulai dari penggunaan lensa kontak, kacamata khusus, hingga prosedur bedah seperti LASIK. Bagi Anda yang mempertimbangkan prosedur LASIK, melakukan konsultasi di JEC bisa menjadi langkah awal yang tepat.

 

Anda bisa mendapatkan informasi lengkap mengenai prosedur ini serta menilai apakah LASIK sesuai untuk kebutuhan penglihatan Anda. Langkah ini membantu Anda memahami berbagai opsi perawatan dan menilai mana yang paling sesuai untuk kondisi mata Anda.

 

Baca juga: Perbedaan Mata Minus dan Mata Plus Serta Pengobatannya!

icon-doctor