Konjungtivitis adalah peradangan pada selaput bening yang melapisi kelopak dan bola mata. Selaput tersebut bernama konjungtiva. Ketika mengalami hal ini, beberapa gejala umum yang terlihat yaitu mata merah dan gatal pada salah satu atau kedua mata.
Kondisi ini sebenarnya cukup umum bagi orang-orang dari segala kelompok usia dan sangat bisa diobati. Mari simak lebih jauh informasi terkait penyebab, faktor risiko, hingga penanganan konjungtivitis dalam pembahasan di bawah ini!
Apa Itu Konjungtivitis (Pink Eye)?
Konjungtivitis adalah kondisi saat konjungtiva mengalami peradangan dikarenakan infeksi atau iritan. Dilansir dari National Library of Medicine, akibat dari peradangan itu, pembuluh darah yang ada di konjungtiva kemudian melebar sehingga menyebabkan kemerahan atau hiperemia.
Lebih lanjut, konjungtiva juga bisa membengkak. Nah, konjungtivitis ini sering disebut juga sebagai pink eye. Konjungtivitis bisa terjadi pada kedua mata atau hanya salah satunya saja. Semua orang hampir pernah mengalami sakit mata dalam hidupnya setidaknya satu kali.
Bahkan, bayi yang baru lahir pun dapat mengalami konjungtivitis. Saat mengalami konjungtivitis, mata akan terasa nyeri, berair, dan gatal sehingga sangat tidak nyaman sekaligus bisa mengganggu aktivitas harian.
Walaupun demikian, kondisi tersebut jarang memengaruhi atau menyebabkan gangguan penglihatan. Umumnya, pink eye bersifat sementara karena berlangsung kurang dari empat minggu.
Akan tetapi, ada juga yang kronis (jangka panjang), yakni berlangsung selama lebih dari empat minggu. Jadi, untuk menghindari risiko penularan kepada orang lain atau kondisi memburuk, pink eye harus dirawat sedini mungkin.
Jenis dan Penyebab Konjungtivitis
Melansir dari American Optometric Association, terdapat tiga jenis konjungtivitis yang umum ditemukan. Penyebab dari setiap jenis konjungtivitis tersebut juga cukup bervariasi. Berikut adalah penjelasan selengkapnya tentang jenis dan penyebab konjungtivitis:
1. Konjungtivitis Alergi (Noninfeksi)
Jenis konjungtivitis ini tergolong tidak menular dan bersifat ringan. Konjungtivitis alergi (noninfeksi) terdiri dari dua jenis, yaitu:
- Konjungtivitis alergi, yakni peradangan pada konjungtiva yang terjadi ketika orang yang mempunyai alergi bersentuhan dengan zat pemicu reaksi alergi pada mata. Kondisi ini pada umumnya tidak berbahaya, tetapi ada pula yang bisa sampai menimbulkan pembengkakan kronis (konjungtivitis vernal).
- Konjungtivitis papiler raksasa, yakni konjungtivitis alergi yang disebabkan oleh adanya benda asing di mata. Kondisi ini rentan dialami oleh orang-orang yang sering menggunakan lensa kontak keras, tetapi tidak menggantinya secara rutin.
2. Konjungtivitis Infeksi
Jenis konjungtivitis ini umum terjadi akibat infeksi bakteri, virus, maupun parasit. Konjungtivitis infeksi bersifat menular dan dibagi menjadi tiga jenis, yakni sebagai berikut:
- Konjungtivitis bakteri, adalah gangguan pada konjungtiva karena bakteri stafilokokus atau streptokokus dari kulit atau sistem pernapasan, kemudian menyebar sampai ke mata. Kondisi ini juga bisa dipicu karena tidak menjaga kebersihan, saling meminjam makeup, dan lotion yang terkontaminasi bakteri.
- Konjungtivitis virus, adalah jenis konjungtivitis yang disebabkan oleh virus menular yang berhubungan dengan flu biasa. Kondisi ini bisa berkembang melalui paparan batuk atau bersin dari orang yang mengalami infeksi saluran pernapasan atas.
- Ophthalmia neonatorum, yaitu tipe konjungtivitis infeksi yang dialami oleh bayi baru lahir sebab terpapar klamidia/gonore saat melewati jalan lahir. Kondisi ini tergolong parah dan berisiko menyebabkan kerusakan mata permanen.
3. Konjungtivitis Kimia
Penyebab konjungtivitis kimia biasanya dapat disebabkan oleh klorin di kolam renang, polusi udara, serta paparan bahan kimia berbahaya lainnya. Nah, komponen-komponen tersebut dapat masuk ke dalam mata dan menimbulkan iritasi.
Baca juga: Penyebab Mata Bengkak Merah dan Cara Mengatasinya
Faktor Risiko Konjungtivitis
Terdapat berbagai faktor risiko seseorang mengalami konjungtivitis (pink eye). Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
- Dialami oleh orang dewasa maupun anak-anak. Risiko lebih tinggi dapat terjadi pada orang-orang usia 20-an.
- Terpapar sesuatu yang membuat alergi (konjungtivitis alergi), khususnya pada orang yang memiliki riwayat alergi.
- Terpapar oleh orang yang menderita konjungtivitis bakteri atau virus.
- Menggunakan lensa kontak tanpa dilepas, terutama yang jangka panjang.
- Tidak menjaga kebersihan tangan sebab penyebaran konjungtivitis lebih mudah terjadi dari tangan ke wajah.
- Berbagi barang pribadi dengan orang lain, seperti lensa kontak, makeup, skincare, handuk, waslap, atau sarung bantal.
Gejala Konjungtivitis
Ada beberapa gejala konjungtivitis yang umum dialami, yakni sebagai berikut:
- Terjadi kemerahan pada permukaan bagian dalam kelopak mata atau di sklera.
- Mata terasa gatal atau iritasi.
- Sensitivitas cahaya (fotofobia).
- Mata berair (epifora).
- Terasa nyeri.
- Kelopak mata bengkak (blefaritis).
- Kotoran mata lebih kental dari cairan air mata normal serta berwarna kekuningan, kehijauan, atau putih yang bisa menyebabkan kerak pada bulu mata atau kelopak mata.
- Terasa seperti ada sesuatu yang tersangkut di mata.
Diagnosis Konjungtivitis
Umumnya, sebelum mendiagnosis secara akurat terhadap kondisi yang dialami oleh pasien, dokter akan melakukan anamnesis terlebih dahulu. Hal tersebut juga diungkapkan pada National Library of Medicine.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik secara komprehensif sangat penting untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari dan menentukan pengobatan dengan tepat. Untuk itu, dokter akan menanyakan terkait gejala yang dialami, waktu timbulnya gejala, dan lain-lain.
Di samping itu, dokter juga akan bertanya mengenai riwayat pengobatan yang mungkin pernah dijalani pasien. Berikutnya, akan dilakukan pengukuran ketajaman penglihatan guna menentukan apakah penglihatan terpengaruh atau tidak.
Jika diperlukan, maka akan ada pemeriksaan tambahan. Hasil pemeriksaan akan digunakan dokter untuk mendiagnosis apakah pasien menderita konjungtivitis dan memberikan pilihan pengobatan yang tepat pada pasien.
Baca juga: Sindrom Mata Kering: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Pengobatan Konjungtivitis
Secara umum, cara mengatasi konjungtivitis bergantung pada penyebabnya. Dokter pun akan memberikan pengobatan yang disesuaikan dengan kondisi pasien, penyebab, dan gejalanya. Pada konjungtivitis alergi, pengobatan bisa dilakukan dengan memberikan obat antialergi.
Kemudian, dokter biasanya akan memberikan obat tetes mata atau salep yang mengandung antibiotik sebagai cara mengatasi konjungtivitis infeksi bakteri untuk meredakan gejalanya. Sedangkan, konjungtivitis virus biasanya akan sembuh dengan sendirinya.
Namun, dokter terkadang memberikan tetes mata untuk meningkatkan kelembapan mata. Lalu, pasien umumnya akan diminta untuk membilas mata dengan hati-hati menggunakan larutan garam untuk mengatasi konjungtivitis kimia.
Pencegahan Konjungtivitis
Pencegahan terhadap konjungtivitis sangat mungkin untuk dilakukan. Seandainya, Anda sudah mengalaminya, maka Anda bisa mencegah penyebarannya ke orang lain dengan melakukan beberapa hal, berikut ini:
- Mencuci tangan sesering mungkin menggunakan air dan sabun setidaknya selama 20 detik.
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan obat tetes mata atau salep ke mata yang terinfeksi.
- Hindari menggosok atau menyentuh mata dengan jari. Sebaiknya, gunakan waslap basah untuk membasuh kotoran yang keluar di sekitar mata.
- Batasi pemakaian lensa kontak hingga gejala benar-benar berhenti atau konsultasikan kembali hal ini dengan dokter.
- Membersihkan, simpan, dan ganti lensa kontak sesuai petunjuk dokter.
- Membuang produk sekali pakai yang Anda gunakan ketika mata terinfeksi.
- Rutin mencuci sprei, waslap, handuk, dan sarung bantal.
- Hindari untuk berbagi barang pribadi.
- Menggunakan kacamata sebagai pelindung mata.
Demikian pemaparan informasi mengenai konjungtivitis yang perlu dipahami. Meskipun kondisi ini sering terjadi, namun konjungtivitis merupakan kondisi yang kompleks sehingga lebih baik jangan mengabaikannya, terutama jika Anda merasakan beberapa gejalanya.
Sebaiknya, segera kunjungi JEC Eye Hospitals and Clinics dan konsultasikan kondisi mata yang sedang dialami dengan dokter. JEC juga menyediakan layanan Eye Check yang siap membantu Anda mendeteksi berbagai kemungkinan masalah pada mata secara dini.
Melalui layanan tersebut, Anda bisa melakukan pemeriksaan noninvasif yang tidak menimbulkan rasa sakit dan efek samping serta memperoleh penanganan yang tepat. Bersama JEC, dapatkan diagnosis akurat dari dokter spesialis mata dan temukan solusi terbaiknya!
Baca juga: Pinguekula, Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya