Ulkus Kornea: Penyebab, Gejala, Pengobatannya, & Waktu Penyembuhannya>
Apakah kamu pernah mengalami mata tiba-tiba terasa nyeri, merah, buram, berair, atau sensitif terhadap cahaya (silau)? Jangan buru-buru menganggapnya sebagai iritasi biasa, karena kondisi tersebut bisa menjadi tanda ulkus kornea.
Ulkus kornea adalah luka terbuka pada kornea mata yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan serius bila tidak ditangani dengan cepat. Kondisi ini termasuk darurat medis mata dan memerlukan pemeriksaan serta penanganan segera oleh dokter spesialis mata.
Apa Itu Ulkus Kornea?
Ulkus kornea adalah kondisi ketika kornea mengalami luka. Kornea sendiri merupakan lapisan jaringan bening berbentuk kubah yang berada di bagian depan mata. Ulkus pada kornea bisa terjadi karena beberapa alasan, namun paling umum akibat infeksi.
Ulkus kornea diibaratkan seperti retakan pada kaca depan mobil yang bisa membahayakan penumpang di dalamnya. Ketika kornea mengalami kerusakan, maka mata menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan masalah lainnya sehingga termasuk dalam keadaan darurat medis yang perlu segera ditangani.
Ulkus kornea membutuhkan perawatan segera karena dapat menyebabkan kerusakan mata permanen, penurunan kemampuan penglihatan, dan bahkan kebutaan (terutama jika tidak diobati).
Penyebab Ulkus Kornea
Ulkus kornea bisa terjadi karena faktor infeksi maupun non infeksi. Berikut masing-masing penjelasannya:
Penyebab infeksi. Terdapat empat subtipe penyebab infeksi, di antaranya:
- Infeksi bakteri, seperti Pseudomonas, Staphylococcus, dan Streptococcus.
- Infeksi virus, seperti herpes simpleks (virus yang menyebabkan herpes genital) dan virus varicella zoster (virus yang menyebabkan cacar air).
- Infeksi jamur, seperti Aspergillus dan Candida.
- Infeksi parasit, seperti parasit famili Acanthamoeba. Jenis parasit ini merupakan penyebab paling umum ulkus kornea terkait infeksi parasit.
Penyebab non infeksi. Subtipe penyebab non infeksi adalah sebagai berikut:
- Cedera mata, seperti luka bakar, goresan (abrasi kornea), luka robek, atau tusukan.
- Paparan (exposure), bila seseorang tidak dapat menutup mata sepenuhnya. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang-orang yang memiliki kondisi lagophthalmos atau pasien kesadaran menurun. Pada kondisi ini, kornea matanya akan terpapar terus-menerus terhadap udara luar sehingga menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
- Mata kering, misalnya akibat cuaca, kondisi mata, atau kombinasi keduanya.
- Paparan zat toksik atau efek dari obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
- Kondisi imun tubuh. Kondisi imun yang kurang baik dapat menyebabkan peradangan yang bisa melemahkan jaringan kornea.
Baca juga: Pinguekula, Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya
Faktor Risiko Ulkus Kornea
Ulkus kornea bisa terjadi pada siapa saja. Namun, faktor risiko lebih tinggi pada orang-orang dengan kondisi berikut:
- Sering memakai lensa kontak dalam jangka waktu yang lama, terutama jika digunakan saat tidur atau benerang.
- Memiliki riwayat operasi mata.
- Memiliki riwayat penyakit mata lainnya, terutama penyakit kornea.
- Sedang menggunakan tetes mata yang mengandung steroid.
- Memiliki riwayat penyakit yang menyebabkan sulit menutup mata, seperti paralisis saraf wajah, Bell’s palsy atau penyakit Graves.
- Memiliki riwayat penyakit diabetes melitus.
Gejala Ulkus Kornea
Secara umum, beberapa gejala ulkus kornea adalah sebagai berikut:
- Mata merah.
- Mata berair (epifora).
- Nyeri mata.
- Rasa mengganjal di mata.
- Fotofobia.
- Penglihatan kabur.
- Kelopak mata yang meradang (blefaritis).
- Bercak putih atau abu-abu pada kornea (gejala ini tidak selalu terlihat, kecuali menggunakan alat khusus).
Diagnosis Ulkus Kornea
Proses penegakan diagnosis ulkus kornea dimulai dengan anamnesis (wawancara medis) mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa masalah spesifik pada mata.
Saat pemeriksaan, dokter biasanya menggunakan alat bernama slit lamp untuk melihat kondisi kornea dari dekat dan terperinci. Selain pemeriksaan fisik, dokter mungkin juga meminta pasien menjalani pemeriksaan laboratorium menggunakan swab culture.
Swab culture adalah tes yang melibatkan pengambilan sebagian sampel cairan dari mata, lalu mengirimkannya ke laboratorium untuk diuji. Hasil tes dapat menentukan jenis infeksi yang menyebabkan ulkus pada mata.
Pada beberapa kasus ulkus kornea yang tidak responsif terhadap pengobatan, dokter mungkin menyarankan pasien melakukan biopsi kornea. Tindakan ini dilakukan melibatkan pengambilan sampel jaringan kornea untuk diuji.
Baca juga: Apa Itu Edema Kornea? Pahami Gejala dan Penanganannya
Pengobatan Ulkus Kornea
Pengobatan ulkus kornea mungkin berbeda-beda, tergantung dari penyebabnya. Secara umum, beberapa pilihan pengobatan tersebut adalah sebagai berikut:
- Obat-obatan, seperti antibiotik untuk ulkus yang berhubungan dengan infeksi bakteri, atau obat-obatan untuk infeksi jamur, virus, dan parasit.
- Lensa sklera atau lensa kontak perban, untuk membantu melindungi mata dari kerusakan lebih lanjut.
- Tarsorrhaphy, yaitu operasi penjahitan ujung kedua kelopak mata atas dan bawah dengan tujuan agar mata dapat menutup lebih sempurna. Prosedur ini biasa dilakukan pada pasien-pasien yang kesulitan menutup mata, seperti pada oftalmopati Grave. Selain penjahitan, dokter juga dapat menggunakan suntik botox untuk melumpuhkan otot-otot yang mengontrol kelopak mata agar lebih bisa menutup.
- Operasi. Tindakan ini biasanya dipilih ketika ulkus tidak kunjung sembuh. Pada kasus yang lebih parah, dokter mungkin menyarankan transplantasi kornea.
Pasien yang sebelumnya menggunakan lensa kontak perlu melepas dan memakainya lagi hingga dua minggu setelah ulkus sembuh sepenuhnya. Selain itu, hindari mengucek mata dan jangan lupa cuci tangan sebelum maupun sesudah menyentuh mata.
Ulkus kornea sering kali membaik setelah 2-3 minggu pengobatan dengan menggunakan tetes atau salep mata. Namun, ulkus di bagian tengah mata mungkin memerlukan waktu lebih lama. Pasien akan disarankan untuk melakukan kontrol rutin ke rumah sakit untuk pemantauan.
Perbedaan Keratitis dan Ulkus Kornea
Banyak orang masih menyamakan keratitis dan ulkus kornea, padahal keduanya berbeda. Pada ulkus kornea terjadi luka terbuka pada kornea, sedangkan pada keratitis terjadi peradangan pada kornea.
Perbedaan lainnya antara keratitis dan ulkus kornea terletak pada kategori luka nya, dimana ulkus kornea umumnya terjadi luka pada kornea dengan kategori luka berat, sedangkan keratitis masuk kedalam kategori luka ringan hingga berat.
Yang paling menonjol dari perbedaan keduanya adalah, keratitis belum tentu ada luka di kornea, sedangkan ulkus kornea sudah dipastikan terjadi kerusakan pada jaringan kornea.
Berapa Lama Ulkus Kornea Sembuh?
Pertanyaan “berapa lama ulkus kornea sembuh?” sangat bergantung pada beberapa faktor, seperti:
Penyebab infeksi (bakteri, virus, jamur, atau parasit)
- Luas dan kedalaman luka
- Kecepatan penanganan medis
- Kondisi kesehatan pasien
Secara umum:
- Ulkus kornea ringan dapat membaik dalam 1–2 minggu
- Ulkus kornea sedang hingga berat bisa membutuhkan beberapa minggu hingga bulan
- Pada kasus tertentu, dapat meninggalkan jaringan parut yang memengaruhi penglihatan
Penanganan dini sangat berperan penting dalam mempercepat penyembuhan dan mencegah komplikasi.
Itulah penjelasan mengenai ulkus kornea yang penting untuk Anda pahami. Meski tampak sepele, luka pada kornea bisa berdampak serius terhadap kesehatan mata dan kualitas penglihatan jika tidak ditangani dengan tepat. Karena itu, jangan abaikan gejala seperti nyeri, mata merah, atau gangguan penglihatan yang terus memburuk. Anda atau orang terdekat mengalami gejala yang mengarah pada ulkus kornea, segera periksakan diri ke JEC.
JEC memiliki Layanan Infeksi dan Imunologi dan juga Layanan Kornea yang siap membantu proses diagnosis serta pengobatan ulkus kornea secara menyeluruh. Percayakan kesehatan mata Anda kepada tenaga ahli di JEC!
Baca juga: Neuritis Optik - Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya


ENG