Katarak traumatik adalah salah satu jenis katarak yang terjadi karena adanya cedera di area mata. Cedera tersebut menyebabkan serat-serat protein pada mata rusak sehingga membuat lensa mata menjadi keruh.
Kondisi ini dapat terjadi kapan saja, baik dalam waktu singkat atau mungkin bertahun-tahun setelah mata mengalami cedera atau terluka.
Katarak traumatik perlu segera ditangani dengan tepat agar tidak mengganggu fungsi penglihatan seseorang. Untuk mengenal lebih jauh tentang katarak traumatik, mulai dari penyebab, gejala, hingga pengobatannya, mari simak artikel di bawah ini.
Apa itu Katarak Traumatik?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, katarak traumatik adalah jenis katarak yang disebabkan oleh trauma atau cedera sehingga membuat lensa mata menjadi keruh.
Pada kondisi normal, lensa mata yang terletak di belakang iris dan pupil terdiri dari serat air serta protein yang tersusun secara rapat.
Sementara itu, pada kondisi katarak traumatik, luka atau cedera yang terjadi menyebabkan kerusakan pada serat protein dalam lensa mata. Akibatnya, susunan normal serat tersebut menjadi terganggu sehingga membuatnya menggumpal serta mengaburkan lensa.
Penyebab Katarak Traumatik
Penyebab utama katarak traumatik adalah trauma atau cedera. Penyebabnya dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu trauma tajam atau trauma tumpul. Berikut adalah masing-masing penjelasannya:
1. Trauma Tajam
Trauma tajam terjadi ketika ada benda tajam yang menembus dan mencederai lapisan luar mata. Benda tajam ini menyebabkan kerusakan karena menusuk kornea (lapisan bening terluar pada mata), iris (bagian mata yang berwarna), atau kapsul lensa.
Kapsul lensa sendiri merupakan kantong transparan yang membungkus serta mempertahankan bentuk dan posisi lensa di dalam mata.
Jika kantong tersebut pecah, maka protein dan cairan lensa bisa bocor keluar yang dapat mengganggu keseimbangan struktur lensa. Hal inilah yang bisa memicu terjadinya katarak.
Baca juga: Bahaya Penyakit Katarak yang Harus Diwaspadai!
2. Trauma Tumpul
Trauma tumpul merupakan kondisi yang terjadi akibat pukulan atau benturan keras di area mata. Kondisi ini bisa menyebabkan cedera internal di area mata, termasuk kerusakan kapsul lensa dan gangguan serat lensa yang dapat menyebabkan katarak.
Faktor Risiko Katarak Traumatik
Secara garis besar, terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami katarak traumatik, di antaranya:
- Melakukan olahraga ekstrem atau berintensitas tinggi, seperti boxing, rugby, dan seni bela diri.
- Terlibat dalam perkelahian fisik.
- Bekerja di bidang yang rentan menyebabkan cedera, seperti pekerja konstruksi, dan sebagainya.
- Mengalami kecelakaan lalu lintas.
- Menjalani radioterapi di area kepala yang dapat meningkatkan risiko terjadinya cedera di bagian kepala, termasuk mata.
Gejala Katarak Traumatik
Gejala katarak traumatik bisa bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti seberapa parah cederanya, tingkat perkembangan katarak, serta lokasi cedera di area mata. Namun, beberapa gejala umum yang kerap dialami penderita jenis katarak ini adalah sebagai berikut:
- Pandangan kabur atau buram.
- Munculnya bayangan berbentuk lingkaran saat melihat sumber cahaya, seperti lampu atau api pada lilin.
- Penglihatan ganda.
- Penglihatan yang memburuk pada malam hari.
- Penurunan kemampuan penglihatan secara tiba-tiba.
- Nyeri di area mata.
- Mata merah.
- Distorsi penglihatan, yaitu keadaan ketika seseorang melihat garis lurus namun tampak melengkung, bergelombang, atau tidak beraturan.
Baca juga: Gejala Katarak Tahap Awal: Kenali Tanda-Tandanya Sebelum Terlambat
Diagnosis Katarak Traumatik
Dalam menegakkan diagnosis katarak traumatik, dokter akan terlebih dahulu melakukan wawancara medis (anamnesis) untuk mengetahui riwayat kesehatan pasien secara keseluruhan.
Dokter juga akan menanyakan riwayat dan kronologi cedera yang pernah dialami oleh pasien, terutama yang mengenai mata, serta pemeriksaan fisik mata.
Kemudian, untuk mengonfirmasi diagnosis jenis katarak ini, dokter juga dapat melakukan sejumlah prosedur pemeriksaan, seperti:
- Birmingham Eye Trauma Terminology (BETT), yaitu terminologi standar yang digunakan untuk mengklasifikasikan cedera pada mata.
- Tes ketajaman penglihatan, dilakukan dengan mengarahkan pasien untuk melihat huruf, angka atau simbol dengan berbagai ukuran pada Snellen chart dari jarak tertentu.
- Prosedur pencitraan tambahan lainnya, seperti CT scan dan ultrasound biomicroscopy.
Pengobatan Katarak Traumatik
Prosedur pengobatan katarak traumatik tidak berbeda jauh dengan katarak yang berkaitan dengan usia. Kondisi ini utamanya dilakukan dengan prosedur operasi.
Namun, pendekatannya mungkin akan sedikit berbeda. Sebab, pada kasus traumatik, ada potensi kerusakan atau cedera mata tambahan di samping katarak.
Secara garis besar, berikut adalah prosedur operasi katarak yang dilakukan untuk menangani jenis katarak traumatik:
- Evaluasi komprehensif: Pada tahap ini, dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, mulai dari tes ketajaman visual serta slit-lamp biomicroscopy (mikroskop mata khusus yang dilengkapi cahaya) untuk menilai kerusakan pada lensa dan struktur lainnya. Dokter juga dapat melakukan optical coherence tomography (OCT) untuk mengevaluasi kondisi makula serta retina mata.
- Perencanaan prosedur operasi: Perencanaan operasi dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan dan cedera mata lainnya.
- Teknik operasi: Terdapat dua teknik operasi yang bisa dilakukan untuk menangani katarak traumatik, yaitu:
- Phacoemulsification: Teknik ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil di kornea. Kemudian, dokter akan menghantarkan gelombang suara (ultrasound) melalui probe yang dimasukkan ke dalam mata untuk memecah serat-serat protein yang menggumpal dan menyebabkan lensa menjadi keruh.
- Ekstraksi katarak: Dilakukan dengan menyedot serat-serat protein yang menggumpal pada lensa menggunakan vakum bedah khusus setelah serat tersebut diemulsi.
- Intraocular Lens Implantation (IOL): Setelah katarak diangkat, dokter mungkin akan menggunakan lensa intraokular buatan (intraocular lens implantation) di dalam kapsul lensa untuk mengembalikan kemampuan fokus mata.
Pencegahan Katarak Traumatik
Pencegahan katarak traumatik utamanya dilakukan dengan menghindari faktor risiko cedera di area mata.
Salah satu caranya adalah dengan menggunakan kacamata pelindung saat melakukan aktivitas yang berisiko tinggi menyebabkan cedera pada mata, seperti olahraga ekstrem, mengelas besi, atau eksperimen di dalam laboratorium.
Penting pula untuk menghindari terlibat dalam perkelahian fisik yang bisa menyebabkan cedera tidak terduga di bagian kepala, termasuk area mata.
Itu dia informasi mengenai katarak traumatik yang penting untuk dipahami. Apabila Anda mengalami gejala-gejala seperti yang telah disebutkan di atas, Anda dapat mempercayakan diagnosis dan penanganannya kepada JEC Eye Hospitals & Clinics.
JEC juga menyediakan Layanan Katarak berupa Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery (FLACS) untuk menangani katarak menggunakan teknologi terbaru dan mutakhir. Mari percayakan kesehatan mata Anda bersama JEC sekarang!
Baca juga: Perbedaan Katarak dan Glaukoma: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan