Apa Itu Erosi Kornea: Penyebab, Pengobatan, & Pencegahannya

Oleh Tim Medis JEC

  26 Dec 2025

  4 Views

Share
erosi kornea

Kornea mata bekerja tanpa henti sebagai organ yang memungkinkan setiap orang melihat dunia dengan jelas setiap waktu. Namun, sedikit yang menyadari bahwa lapisan tipis ini sangat rentan mengalami erosi kornea yang ditandai dengan rasa nyeri, perih, dan tidak nyaman untuk melihat.

 

Meski dianggap sepele, kondisi ini bisa berdampak serius pada kualitas hidup jika tidak segera ditangani dengan tepat. Artikel ini akan mengulas secara lengkap apa itu erosi kornea, penyebab, diagnosis, cara mengobati dan pencegahannya serta perbedaannya dengan abrasi kornea agar penglihatan Anda tetap sehat.

 

Apa Itu Erosi Kornea?

Erosi kornea adalah kondisi ketika lapisan epitel kornea terlepas akibat gangguan perlekatan antara epitel dan membran basal (lapisan Bowman). Kornea sendiri merupakan bagian kubah yang terdiri dari lapisan jernih di bagian depan mata. Kornea termasuk bagian mata yang sangat sensitif sehingga erosi kecil saja bisa memicu rasa nyeri.

 

Erosi kornea biasanya terjadi di salah satu mata, tetapi pada kondisi tertentu dapat memengaruhi kedua mata. Ada pun penyebab umum erosi kornea antara lain abrasi kornea (goresan mata) sebelumnya atau cedera mata lainnya.

 

Erosi ringan bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, pada kasus erosi yang parah perlu penanganan dokter mata, termasuk kasus erosi kornea berulang (recurrent corneal erosion).

 

Erosi kornea berulang atau sindrom erosi epitel kornea berulang bukan hal yang jarang terjadi. Karena itu, segera konsultasikan dengan dokter spesialis mata setiap kali Anda mengalami nyeri atau sensitivitas mata yang berulang.

 

Penyebab Erosi Kornea

Erosi kornea dapat terjadi ketika ada cedera yang membuat lapisan luar kornea (epitel) lebih mudah terlepas akibat gangguan adhesi antara epitel dan membran basal epitel di atas lapisan Bowman. Kondisi ini dapat mengekspos ujung saraf yang sensitif dan sangat menyakitkan. Ada pun beberapa penyebab erosi kornea meliputi:

 

1. Abrasi Kornea Sebelumnya

Sebelumnya, Anda mungkin sudah pernah mengalami abrasi kornea. Cedera ini sudah sembuh tetapi menyebabkan bagian luar kornea sedikit lebih lemah dibanding sebelumnya. 

 

2. Distrofi Kornea

Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan pada kornea mata seiring waktu berjalan. Beberapa orang dengan kondisi erosi kornea berulang mengalami distrofi kornea. Distrofi membran basal epitel (EBMD) termasuk salah satu jenis yang paling sering menyebabkan erosi.

 

3. Penyakit Mata Kering

Ketika kondisi mata tidak menghasilkan air mata yang cukup akan menyebabkan mata kering dan memicu erosi kornea. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kualitas air mata untuk kenyamanan mata Anda.

 

Faktor Risiko Erosi Kornea

Beberapa kondisi kesehatan tertentu dapat mengubah bagaimana lapisan atas kornea melekat pada lapisan di bawahnya. Jika lapisan atas kornea terpisah dari lapisan di bawahnya, inilah yang akan menyebabkan erosi kornea. Selain itu, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terkena erosi kornea, yaitu:

  • Erosi kornea sebelumnya.
  • Abrasi kornea atau ulkus kornea sebelumnya.
  • Cedera pada mata.
  • Mata kering.
  • Riwayat operasi mata.
  • Blefaritis.
  • Disfungsi kelenjar meibomian.
  • Rosacea okular.
  • Diabetes.
  • Distrofi kornea atau penyakit lain yang memengaruhi kornea mata.
  • Lagophthalmos nocturnal (kelopak mata yang tidak tertutup sepenuhnya saat tidur).

Diagnosis Erosi Kornea

Dokter mata akan melakukan pemeriksaan mata komprehensif untuk mendiagnosis erosi kornea. Cara yang paling umum yaitu melalui tes pewarnaan mata fluorescein. Prosedur tes dapat dimulai dari salah satu cara berikut:

  • Dokter meletakkan selembar kertas tipis di mata dan meminta pasien untuk berkedip beberapa kali. Kemudian, pewarna fluorescein berwarna oranye akan menyebar ke seluruh permukaan mata.
  • Dokter meneteskan obat tetes mata fluorescein ke mata dan meminta pasien untuk berkedip.

Apabila kornea Anda sehat, zat pewarna ini akan tetap berada di permukaan mata sampai lapisan air mata membersihkannya. Namun, jika kornea rusak, zat pewarna akan mengalir melalui setiap kerusakan di permukaan luar dan menumpuk di lapisan yang lebih dalam.

 

Untuk mengetahui hal ini, dokter mata akan menyinari mata dengan cahaya biru setelah pewarna diteteskan. Cahaya biru akan membuat pewarna oranye bersinar hijau di area yang rusak.  Tes ini sebenarnya tidak sakit, tetapi Anda mungkin akan merasakan sedikit sensasi gatal atau perih.

 

Baca Juga: Mengenal Keratokonus: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya 

 

Pengobatan Erosi Kornea

Pengobatan erosi sejak awal dapat membantu Anda menghindari komplikasi erosi kornea. Pilihan pengobatannya bisa melalui terapi medis dan intervensi bedah. Berikut penjelasannya:

 

1. Terapi Medis

Dokter mata akan merekomendasikan satu atau lebih perawatan untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan erosi aktif. Beberapa di antaranya:

  • Tetes mata pelumas: Tetes mata untuk mata kering dapat membuat mata berkedip lebih nyaman. Anda bisa meneteskan air mata buatan pada kelopak mata yang masih tertutup saat bangun tidur. Sebagian air mata akan mencapai permukaan mata sehingga mengurangi kemungkinan goresan pada mata.
  • Obat antiinflamasi: Dokter akan merekomendasikan obat tetes mata atau obat oral untuk mengurangi peradangan yang berkaitan dengan mata.
  • Obat tetes mata antibiotik: Jenis obat tetes ini akan membantu mengobati atau mencegah infeksi bakteri di area mata.
  • Obat tetes mata sikloplegik: Obat tetes ini digunakan untuk melebarkan pupil. Cara kerjanya yaitu mengendurkan otot-otot di mata sementara sehingga akan membantu mengurangi rasa sakit akibat erosi.
  • Lensa kontak perban: Jenis lensa lunak bertindak sebagai penghalang antara mata dan kelopak mata. Ini akan membantu mengurangi ketidaknyamanan dan membantu Anda sembuh lebih cepat.
  • Penutup mata: Penutup mata sementara dapat dipertimbangkan untuk pasien tertentu saja.

Apabila Anda mengalami erosi kornea berulang, dokter mata akan menyarankan beberapa prosedur tamabahan untuk mencegah kemungkinan erosi kembali di masa mendatang. Beberapa tekniknya meliputi:

  • Doksisiklin oral: Efektif dalam mengobati dan mencegah erosi yang berulang dan sering digunakan dalam kombinasi dengan kortikosteroid topikal.
  • Serum tears: Tetes mata ini dirancang khusus untuk mengobati penyakit mata kering parah menggunakan bagian dari darah Anda.
  • Tetes mata siklosporin: Tetes mata yang mengandung obat untuk mengurangi pembengkakan sehingga mata dapat memproduksi lebih banyak air mata.
  • Salep hipertonik: Tetes mata berbasis garam untuk mengurangi pembengkakan dengan cara menarik cairan keluar dari kornea.

2. Intervensi Bedah

Prosedur bedah umumnya diperlukan ketika pasien dengan erosi kornea berulang tidak menunjukkan respons baik terhadap terapi medis. Dokter mata biasanya merekomendasikan tindakan berikut:

  • Punctal plugs: Sumbat kecil akan dimasukkan ke dalam saluran air mata untuk menjaga kelembapan permukaan mata. Beberapa akan larut dalam seminggu, tetapi ada pula yang bertahan lebih lama. Tindakan ini terutama digunakan pada pasien dengan mata kering yang berkontribusi terhadap erosi kornea berulang.
  • Anterior stromal puncture (ASP): Membuat lubang kecil pada kornea untuk membantu meningkatkan perlekatan epitel kornea ke membran basal melalui pembentukan jaringan parut mikro pada stroma anterior. Prosedur ini sering digunakan untuk erosi akibat cedera mata.
  • Diamond burr superficial keratectomy: Alat khusus yang digunakan untuk mengangkat jaringan yang rusak sekaligus meratakan membran basal epitel yang abnormal dari kornea. Alat ini lebih banyak digunakan untuk erosi yang disebabkan oleh penyakit kornea seperti EBMD. 
  • Phototherapeutic keratectomy (PTK): Prosedur ini menggunakan laser untuk menghaluskan bagian depan kornea. Ini berfungsi untuk menghilangkan jaringan yang rusak yang dapat menyebabkan erosi kornea berulang. Namun, pilihan ini hanya digunakan ketika prosedur lain tidak terlalu efektif.

Baca Juga: Keratitis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahannya 

 

Pencegahan Erosi Kornea

Penanganan dan pencegahan erosi kornea sangat diperlukan untuk menghindari erosi berulang. Beberapa tindakan pencegahan ini meliputi:

  • Penggunaan tetes mata atau salep pelumas secara teratur, terutama saat bangun tidur.
  • Pada kasus tertentu, dokter mata dapat meresepkan kombinasi steroid topikal dan doksisiklin oral di bawah pengawasan ketat.
  • Jangan menggosok mata saat sedang dalam proses penyembuhan.
  • Hindari memakai lensa kontak biasa selama mata dalam masa penyembuhan.
  • Gunakan kacamata pengaman atau pelindung mata lainnya saat melakukan pekerjaan seperti memotong rumput, kayu, dan baja.
  • Selalu memakai kacamata pengaman saat berolahraga.
  • Memotong kuku anak secara rutin untuk menghindari ketidaksengajaan menggores kornea.
  • Perhatikan dengan baik saat merias area mata.

Perbedaan Erosi Kornea dan Abrasi Kornea

Abrasi kornea merupakan goresan atau cedera yang terjadi pada permukaan kornea mata. Ini bisa terjadi saat kuku jari, kuas rias, atau ranting pohon tidak sengaja mengenai kornea. Selain itu, menggosok mata dan kondisi mata kering juga bisa menjadi penyebab abrasi kornea.

 

Gejala abrasi kornea meliputi rasa mengganjal atau ada sesuatu yang tersangkut di mata, mata merah, nyeri, berair, penglihatan kabur, dan sangat sensitif terhadap cahaya.

 

Sementara erosi kornea bukan sekadar kondisi ketika mata tergores sesuatu. Erosi kornea terjadi karena lapisan sel di permukaan kornea terlepas dari membran dasar epitel di bawahnya. Nyeri akibat erosi ini dapat muncul tiba-tiba, terutama saat bangun tidur di pagi hari.

 

Gejala erosi kornea juga bisa dirasakan ketika mata semakin kering saat tidur dan kelopak mata menempel pada kornea. Ketika epitel tidak menempel dengan kuat, epitel bisa terkelupas saat kelopak mata terbuka.

 

Meskipun abrasi dan erosi kornea berbeda, keduanya bisa terasa sangat nyeri. Karena itu, penting untuk Anda memahami perbedaan keduanya agar bisa menentukan penanganan yang tepat.

 

Demikian penjelasan mengenai erosi kornea mulai dari penyebab, faktor risiko, diagnosis, hingga cara pengobatan serta pencegahannya. Meskipun erosi kornea bisa sangat menyakitkan, kasus ringan sering kali bisa sembuh dengan sendirinya. 

 

Namun, erosi kornea berulang membutuhkan perawatan medis yang tepat. Oleh karena itu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter mata untuk menilai kondisi mata, memberikan pengobatan, dan membantu mengambil langkah-langkah pencegahannya.

 

Di JEC Eye Hospitals and Clinics, tersedia layanan Trauma Oftalmik yang dapat membantu menangani gangguan pada kornea mata, termasuk erosi kornea yang terjadi secara berulang.

 

Dengan dukungan teknologi terkini dan tenaga medis yang berpengalaman, Anda bisa mendapatkan perawatan intensif yang efektif, aman, dan sesuai keluhan di JEC Eye Hospitals and Clinics.

 

Sebagai rumah sakit khusus mata, JEC Eye Hospitals and Clinics siap memberikan pelayanan prima dan mendampingi Anda untuk mencegah masalah erosi mata dan gangguan penglihatan lainnya di masa mendatang.

 

Baca Juga: Apa Itu Edema Kornea? Pahami Gejala dan Penanganannya 

icon-doctor