Apa Itu Skleritis? Kenali Gejala hingga Cara Mengatasinya!>
Skleritis adalah kondisi peradangan serius pada sklera, yaitu lapisan putih pelindung mata. Penyakit ini dapat menyebabkan kemerahan, nyeri, dan gangguan penglihatan jika tidak ditangani dengan tepat.
Gejala skleritis sering kali mirip dengan masalah mata lainnya sehingga sering kali terlambat terdiagnosis. Untuk itu, penting mengetahui penyebab, tanda-tanda, dan pilihan pengobatan yang tersedia. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Apa Itu Skleritis?
Skleritis adalah peradangan pada sklera, yaitu bagian putih pada mata. Saat mengalami skleritis, bagian putih mata akan tampak merah.
Skleritis sering disertai dengan nyeri yang semakin terasa menyakitkan ketika mata digerakkan. Jika tidak ditangani, kondisi ini berisiko menyebabkan kerusakan mata hingga penurunan penglihatan.
Jenis-Jenis Skleritis
Secara umum, skleritis dibagi menjadi dua jenis, yaitu skleritis anterior yang mengenai bagian depan sklera, dan skleritis posterior yang terjadi di bagian belakang sklera. Dari kedua jenis ini, skleritis anterior jauh lebih sering ditemukan. Skleritis anterior terbagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu:
- Skleritis difus: Peradangan menyebar di seluruh area sklera. Jenis ini merupakan yang paling sering ditemukan.
- Skleritis nodular: Peradangan terpusat pada satu titik di sklera dan biasanya ditandai dengan benjolan (nodul) yang terlihat.
- Skleritis nekrotik: Merupakan bentuk skleritis yang paling berat dan berpotensi memicu kerusakan jaringan mata yang signifikan. Kondisi ini bahkan dapat menyebabkan penderita kehilangan bola mata. Salah satu jenisnya disebut scleromalacia perforans, yang tidak menimbulkan nyeri, tetapi dapat menyebabkan penipisan hingga terbentuk lubang pada sklera. Tipe ini mencakup sekitar 4% dari seluruh kasus skleritis.
Skleritis posterior adalah jenis skleritis yang jarang terjadi. Penderitanya bisa merasakan nyeri pada mata, meskipun kemerahan tidak selalu terlihat. Karena terjadi di bagian belakang mata, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti lepasnya retina dan glaukoma.
Apa Penyebab Skleritis?
Skleritis sering dikaitkan dengan penyakit autoimun, meskipun pada beberapa kasus belum diketahui penyebab pastinya. Beberapa kondisi kesehatan yang dapat berhubungan dengan skleritis antara lain:
- Pembengkakan dan kekakuan sendi (arthritis).
- Lupus atau penyakit jaringan ikat lainnya.
- Infeksi mata.
- Penyakit radang usus (inflammatory bowel disease/IBD).
- Sjogren’s syndrome (menyebabkan mata sangat kering).
- Granulomatosis.
- Skleroderma.
Selain itu, skleritis juga dapat disebabkan oleh cedera pada mata. Pada beberapa kasus, kondisi ini dipicu oleh infeksi jamur atau parasit.
Baca juga: Sakit Mata: Ciri-Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya dengan Tepat
Gejala Skleritis
Beberapa gejala umum yang menyertai skleritis adalah:
- Kemerahan dan pembengkakan pada sklera (bagian putih mata).
- Nyeri pada mata yang bisa sangat berat, bahkan hingga mengganggu tidur di malam hari. Nyeri ini juga dapat menjalar ke area wajah.
- Mata berair secara berlebihan.
- Sensitif terhadap cahaya (fotofobia).
- Penglihatan kabur.
Selain itu, bisa juga terjadi nyeri pada rahang, wajah, atau kepala. Dalam beberapa kasus, penderita kehilangan sebagian atau seluruh penglihatannya.
Diagnosis Skleritis
Dokter akan melakukan anamnesis atau wawancara untuk menggali keluhan yang dirasakan pasien serta riwayat penyakit tertentu, seperti gangguan autoimun atau cedera pada mata.
Setelah itu, dokter akan memeriksa bagian dalam dan luar mata secara menyeluruh menggunakan alat khusus yang memancarkan cahaya untuk melihat bagian dalam mata.
Apabila diperlukan, dokter dapat menyarankan pemeriksaan tambahan, seperti tes darah atau pemeriksaan penunjang lainnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan ada tidaknya penyakit lain yang berkaitan dengan skleritis. Karena skleritis sering berhubungan dengan gangguan autoimun, Anda juga bisa dirujuk ke dokter spesialis reumatologi.
Pengobatan Skleritis
Jika Anda mengalami skleritis yang sangat ringan, dokter mungkin akan menyarankan penggunaan obat tetes mata untuk skleritis dan obat minum yang mengandung antiinflamasi nonsteroid untuk membantu meredakan peradangan dan nyeri pada mata.
Namun, pada sebagian besar kasus, dokter akan meresepkan obat kortikosteroid untuk mengatasi peradangan. Obat ini juga berperan dalam mengurangi nyeri serta membantu melindungi fungsi penglihatan.
Meskipun jarang terjadi, tindakan operasi mungkin diperlukan apabila sklera mengalami robekan atau berisiko robek. Prosedur ini disebut cangkok sklera (scleral graft).
Di sisi lain, jika skleritis disebabkan oleh penyakit autoimun, dokter dapat meresepkan obat yang bekerja dengan menekan kekebalan tubuh atau memberikan terapi lain sesuai dengan kondisi yang mendasarinya.
Perlu diingat bahwa meskipun sudah mendapatkan pengobatan, skleritis dapat kambuh kembali. Oleh karena itu, penting untuk melakukan kontrol rutin ke dokter mata dan dokter terkait lainnya agar penanganan tetap optimal.
Baca juga: Mata Merah pada Anak tapi Tidak Sakit? Kenali Penyebab & Cara Mengatasinya
Bagaimana Mencegah Skleritis?
Umumnya, skleritis tidak selalu dapat dicegah. Namun, Anda tetap dapat menjaga kesehatan mata dengan melakukan perawatan yang tepat.
Anda dapat meminimalkan risiko kerusakan mata akibat benturan dengan menggunakan pelindung mata saat bekerja atau mengikuti olahraga tertentu.
Selain itu, risiko infeksi mata dapat diminimalkan dengan menjaga kebersihan tangan sebelum menyentuh area mata. Bagi pengguna lensa kontak, membersihkan lensa secara rutin dan sesuai anjuran juga penting untuk mencegah infeksi.
Demikian penjelasan singkat mengenai penyakit skleritis. Skleritis adalah gangguan yang dapat berdampak serius pada kesehatan mata. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejalanya sejak dini serta segera melakukan pemeriksaan ke dokter mata jika mendapati keluhan, seperti mata merah, nyeri, hingga penglihatan buram.
Untuk penanganan yang lebih komprehensif, JEC Eye Hospitals and Clinics menyediakan layanan Infeksi dan Imunologi yang didukung oleh dokter mata berpengalaman serta fasilitas pemeriksaan lengkap, guna membantu mendeteksi penyebab peradangan mata dan menentukan terapi yang sesuai dengan kondisi Anda.
Baca juga: Ulkus Kornea: Penyebab, Gejala, Pengobatannya, & Waktu Penyembuhannya


ENG