Apa Itu Retinoblastoma? Pahami Penyebab serta Gejalanya

  02 May 2025

  47 Views

Share
Retinoblastoma

Retinoblastoma adalah kanker yang menyerang retina. Jenis kanker mata ini terjadi ketika sel-sel di retina mata tumbuh dengan cepat dan tidak terkendali sehingga membentuk tumor yang bersifat ganas. 

 

Retinoblastoma merupakan salah satu gangguan mata yang sering terjadi pada anak-anak. Kondisi ini biasanya ditandai dengan mata yang terlihat seperti mata kucing ketika terkena sinar matahari. Mari simak penjelasan selengkapnya mengenai retinoblastoma di bawah ini.

Apa Itu Retinoblastoma?

Retinoblastoma adalah kanker yang tumbuh di retina. Kanker ini terbentuk ketika terdapat sel-sel di saraf retina yang tumbuh secara tidak normal sehingga membentuk tumor. Sel kanker ini umumnya bermula di mata namun bisa menyebar ke organ lain.

 

Sebagai informasi, retina adalah bagian mata yang fungsinya menangkap cahaya dari luar, kemudian mengubahnya menjadi sinyal untuk diterjemahkan oleh otak menjadi visual atau gambar yang bisa dilihat dengan jelas.

 

Retinoblastoma sering kali menyerang anak-anak berusia di bawah tiga tahun. Namun, tak menutup kemungkinan kondisi ini juga dialami orang dewasa. Jika berhasil terdeteksi lebih awal, kanker ini berpeluang untuk sembuh.

Jenis-Jenis Retinoblastoma

Berdasarkan area yang terdampak, retinoblastoma terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut masing-masing penjelasannya:

 

  • Unilateral: Hanya terjadi pada satu sisi atau salah satu mata saja.
  • Bilateral: Memengaruhi dua sisi atau kedua mata.
  • Trilateral: Terdapat kanker di tiga tempat, yaitu di kedua mata dan di kelenjar pineal di dalam otak. 

Baca juga: Ablasio Retina (Retinal Detachment) Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Penyebab Retinoblastoma

Retinoblastoma terjadi ketika sel-sel retina tumbuh secara tidak terkendali karena adanya kerusakan genetik. Apabila tidak mendapatkan penanganan, sel-sel tersebut bisa membentuk tumor yang menyebabkan kerusakan jaringan di sekitarnya dan menyebar ke bagian tubuh lain.

 

Retinoblastoma bisa bersifat:

 

  • Sporadis: Terjadi secara acak ketika DNA disalin dan biasanya hanya memengaruhi satu sisi.
  • Turunan: Terjadi akibat mutasi yang diwariskan oleh orang tua dan biasanya menyerang dua sisi. Kondisi ini bersifat dominan autosomal, artinya jika salah satu orang tua membawa mutasi maka anak memiliki peluang 50% terkena dan 75% jika keduanya pembawa mutasi.

Selain itu, dalam kasus yang jarang terjadi, pertumbuhan tumor jinak di retina (biasa disebut sebagai retinoma) juga berisiko berkembang menjadi retinoblastoma di kemudian hari.

Gejala Retinoblastoma

Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak berusia di bawah tiga tahun sehingga gejalanya jarang disadari oleh penderitanya. Biasanya, gejala terlihat dari perubahan tampilan mata atau perbedaan dalam perilaku si kecil.

 

Gejala paling awal dari retinoblastoma adalah pupil mata yang tampak putih atau disebut sebagai leukocoria. Kondisi ini biasanya terlihat pada foto yang diambil di tempat redup dan menggunakan flash. Leukocoria dapat terjadi pada salah satu atau kedua mata.

 

Beberapa gejala lain yang menandakan perkembangan retinoblastoma adalah sebagai berikut:

 

  • Mata kesulitan mengikuti gerakan atau tidak mengikutinya sama sekali.
  • Mata juling (strabismus).
  • Nyeri (biasanya menyebabkan anak lebih rewel atau menangis dan sulit tidur maupun makan).
  • Mata menonjol (proptosis).
  • Mata membesar.
  • Darah di bilik depan mata.
  • Infeksi, pembengkakan, atau peradangan pada mata dan jaringan di sekitarnya (selulitis orbita).

Baca juga: Gangguan Darurat Fungsi Retina Ancam Penglihatan

Diagnosis Retinoblastoma

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan terlebih dahulu melakukan anamnesis (tanya jawab medis) guna mengumpulkan informasi mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien. 

 

Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan mata secara menyeluruh menggunakan lensa pembesar dan cahaya.

 

Jika dokter mencurigai adanya kanker, pasien biasanya disarankan menjalani sejumlah pemeriksaan penunjang untuk mengonfirmasi diagnosis, seperti:

 

  • USG: Untuk mengecek kondisi bola mata.
  • MRI: Untuk melihat gambaran mata secara lebih jelas dan rinci menggunakan gelombang radio dan magnet yang kuat.
  • CT scan: Untuk menampilkan gambaran mata secara detail menggunakan sinar-X.

Selain menegakkan diagnosis, dokter juga dapat menentukan tingkat keparahan retinoblastoma setelah pasien melakukan serangkaian pemeriksaan. Adapun tahapan tingkat keparahan retinoblastoma adalah sebagai berikut:

 

  • Intraokuler: Kanker ditemukan di jaringan mata namun belum menyebar ke jaringan lain di sekitarnya:
  • Ekstraokuler: Kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
  • Berulang: Kanker yang muncul kembali dan menyebar di mata atau bagian tubuh lainnya (terjadi pada pasien yang pernah menjalani perawatan sebelumnya).

Pengobatan Retinoblastoma

Pengobatan retinoblastoma akan disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit, mencakup ukuran, lokasi, dan penyebaran kanker. Tujuan pengobatan ini adalah mencegah sel kanker tumbuh lebih lanjut dan menyebabkan kerusakan yang lebih parah di jaringan mata.

 

Adapun beberapa pilihan pengobatan untuk retinoblastoma adalah sebagai berikut:

 

  • Terapi laser.
  • Kemoterapi.
  • Radioterapi.
  • Krioterapi.
  • Operasi atau pembedahan.

Demikian penjelasan mengenai retinoblastoma yang penting untuk dipahami. Untuk melakukan deteksi lebih dini dan mencegah komplikasi yang makin serius, segera hubungi dokter bila Sahabat JEC mendapati si kecil mengalami gejala sakit mata yang mengarah pada kondisi ini.

 

Jangan ragu mengunjungi JEC bila Anda dan keluarga memerlukan diagnosis dan penanganan yang tepat untuk masalah mata. JEC menyediakan layanan kesehatan mata anak bersama dengan para dokter berpengalaman dan teknologi medis terkini. Yuk, jaga kesehatan mata si kecil bersama JEC!

 

Baca juga: Waspada! Papiledema Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius dan Penyebab Kebutaan

icon-doctor