.jpg)
Retina adalah lapisan tipis di bagian belakang bola mata yang berperan penting dalam proses penglihatan. Retina berfungsi menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal listrik, yang kemudian diteruskan ke otak untuk diolah menjadi gambar. Namun, bila terjadi gangguan pada retina, khususnya ablasio retina, maka penglihatan dapat terganggu secara serius.
Apa Itu Ablasio Retina?
Ablasio retina (retinal detachment) adalah kondisi serius dimana retina terlepas dari lapisan pembuluh darah yang menyuplai oksigen dan nutrisi. Karena retina tidak mendapat nutrisi, maka sel-sel retina bisa rusak secara permanen, yang dalam kasus berat bisa menyebabkan kebutaan.
Kondisi ini termasuk darurat medis yang perlu segera ditangani oleh dokter mata.
Gejala Ablasio Retina yang Harus Diwaspadai
Gejala ablasio retina biasanya muncul tiba-tiba dan berkembang cepat. Berikut beberapa tanda yang umum dialami:
- Muncul banyak bintik hitam melayang (floaters).
- Kilatan cahaya (flashes) di salah satu sisi pandangan.
- Pandangan seperti tertutup tirai atau bayangan gelap dari samping.
- Penurunan penglihatan secara mendadak.
- Penglihatan menjadi buram atau seperti berbayang.
Jika Anda mengalami salah satu gejala tersebut, segera periksa ke dokter mata untuk mencegah kerusakan retina permanen.
Baca Juga: Mengenal Fungsi Lensa Mata & Gangguan yang Dapat Memengaruhi
Jenis dan Penyebab Ablasio Retina
Terdapat tiga jenis utama ablasio retina, masing-masing dengan mekanisme penyebab yang berbeda:
1. Ablasio Retina Rhegmatogen
Jenis ini adalah yang paling sering terjadi. Disebabkan oleh robekan atau lubang kecil pada retina. Cairan vitreus (gel di dalam bola mata) bisa masuk ke balik retina dan menyebabkan retina terangkat.
Faktor risikonya:
- Rabun jauh berat (mata minus tinggi)
- Penuaan
- Riwayat keluarga
2. Ablasio Retina Traksional
Jenis ini terjadi akibat jaringan parut di permukaan retina yang menarik retina dan menyebabkan lepas. Umumnya dialami penderita retinopati diabetik, trauma mata, atau peradangan kronis.
3. Ablasio Retina Eksudatif
Jenis ini tidak melibatkan robekan retina. Terjadi karena penumpukan cairan di bawah retina akibat peradangan, infeksi, atau tumor.
Faktor Risiko Ablasio Retina
Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang mengalami retinal detachment, antara lain:
- Usia di atas 50 tahun.
- Rabun jauh berat (miopi tinggi).
- Pernah menjalani operasi mata (misalnya operasi katarak).
- Trauma atau cedera mata.
- Riwayat ablasio retina sebelumnya.
- Faktor genetik (keluarga dengan riwayat ablasio retina).
- Penyakit mata kronis seperti uveitis atau infeksi intraokular.
Baca Juga: Katarak Serang Kalangan Usia Produktif Penyandang Miopia Tinggi
Pentingnya Penanganan Dini
Ablasio retina adalah kondisi serius yang tidak boleh diabaikan. Tanpa penanganan cepat, retina bisa mengalami kerusakan permanen dan menyebabkan kebutaan. Penanganan medis dapat berupa:
- Operasi laser (photocoagulation)
- Cryotherapy (terapi beku)
- Vitrektomi atau scleral buckle (untuk kasus berat)
Jika Anda mengalami gejala seperti kilatan cahaya, penglihatan kabur, atau pandangan tertutup tirai, segera kunjungi Dokter Spesialis Mata di pusat kesehatan terdekat seperti Jakarta Eye Center (JEC) untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan lebih lanjut.
Baca Juga: Retinopati Hipertensi - Penyebab, Gejala, dan Penanganannya