Pterigium (Surfer’s Eye) - Penyebab, Gejala, & Pengobatannya

  09 Apr 2025

  37 Views

Share
Pterigium

Pernahkah Anda melihat ada selaput berwarna putih atau kemerahan yang tumbuh di sudut mata? Kondisi ini dikenal sebagai pterigium, gangguan mata yang sering muncul akibat paparan sinar matahari berlebih.

 

Kondisi ini tidak selalu berbahaya, namun biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman, iritasi, atau bahkan mengganggu penglihatan jika tidak ditangani dengan tepat. Mari simak informasi selengkapnya mengenai pterigium atau surfer’s eye dalam ulasan di bawah ini.

Apa Itu Pterigium (Surfer's Eye)?

Pterigium adalah pertumbuhan jaringan ikat berlebih pada konjungtiva (selaput bening tipis yang melapisi permukaan mata).

 

Pterigium atau surfer’s eye biasanya tumbuh dari sudut dalam mata (sudut yang paling dekat dengan hidung). Namun, pada beberapa kasus, jaringan ikat bisa tumbuh dari sudut luar atau kedua sisi mata secara bersamaan.

 

Pterigium tidak termasuk pertumbuhan ganas atau bersifat kanker, serta tidak bisa menyebar ke bagian lain wajah maupun tubuh. Hanya saja, kondisi ini mungkin sedikit mengganggu dan dapat menyebabkan mata terlihat merah.

 

Meski cenderung tidak berbahaya, pterigium sebaiknya tetap mendapatkan penanganan agar tidak semakin berkembang dan melintasi kornea (lapisan transparan yang menutupi pupil dan iris) sehingga bisa menyebabkan gangguan penglihatan.

 

Jika jaringan ikat sudah melintasi kornea dan menyebabkan penglihatan terganggu, maka diperlukan pembedahan untuk mengembalikan penglihatan normal.

 

Baca juga: Katarak pada Lansia: Pencegahan dan Pengobatan

Penyebab Pterigium

Pterigium lebih sering dialami oleh peselancar sehingga disebut juga sebagai surfer’s eye. Meski begitu, kondisi ini bisa dialami siapa pun, terutama seseorang yang banyak menghabiskan waktu di luar ruangan tanpa pelindung mata. 

 

Surfer’s eye adalah pertumbuhan jaringan berlebih di konjungtiva, di mana beberapa penyebabnya meliputi:

 

  • Paparan sinar ultraviolet (UV) matahari dalam jangka panjang.
  • Iritasi kronis akibat cuaca panas, kering, angin, dan berdebu.
  • Pertambahan usia, risiko pterigium semakin tinggi saat berusia di atas 60 tahun.
  • Genetika.
  • Kekurangan vitamin A.
  • Terinfeksi human papilloma virus (HPV). 

Gejala Pterigium

Pada tahap awal, kondisi ini mungkin tidak disadari. Seiring waktu, penderita mungkin menyadari adanya pertumbuhan yang menonjol, berdaging, dan berbentuk baji di sudut mata. Gejala yang muncul bisa ringan hingga parah, di antaranya:

 

  • Peradangan dan pembengkakan pada mata (konjungtivitis).
  • Mata merah.
  • Mata berair.
  • Mata kering.
  • Sensasi mengganjal di mata.
  • Mata gatal.
  • Sensasi terbakar di mata.
  • Nyeri mata.

Seiring perkembangan penyakit, penderita mungkin juga merasa:

 

  • Ukuran lesi semakin besar dan menyebar.
  • Kesulitan atau tidak nyaman menggunakan lensa kontak.
  • Penglihatan berubah, seperti kabur atau ganda.

Baca juga: Ablasio Retina (Retinal Detachment) Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Diagnosis Pterigium

Saat melakukan pemeriksaan, dokter perlu melakukan tanya jawab medis (anamnesis) lebih dulu untuk mencari informasi mengenai gejala dan riwayat medis pasien.

 

Selanjutnya, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis, biasanya menggunakan slit lamp exam.

 

Slit lamp exam adalah jenis mikroskop yang memfokuskan garis sempit (celah) cahaya terang pada mata. Lampu ini membantu dokter melihat bagian depan dan dalam mata. Biasanya, pterigium bisa terdeteksi melalui pemeriksaan ini.

Pengobatan Pterigium

Pengobatan pterigium bisa berbeda-beda, tergantung dari tingkat keparahannya. Namun, secara umum, beberapa pilihan pengobatan pterigium adalah sebagai berikut:

a. Perlindungan Optimal Terhadap Radiasi Ultraviolet

Apabila pterigium berukuran kecil, tidak nyeri, dan tidak menyebabkan masalah penglihatan, dokter mungkin menyarankan pasien untuk mengenakan topi dan kacamata hitam saat berada di luar ruangan. Langkah ini bisa membantu menghentikan atau memperlambat perkembangan pterigium.

b. Obat Tetes Mata atau Salep

Dokter dapat meresepkan obat tetes mata atau salep untuk mengobati iritasi ringan atau melumasi dan menenangkan kornea.

 

Untuk peradangan parah, dokter spesialis mata mungkin meresepkan obat tetes mata steroid jangka pendek. Namun, perlu diketahui bahwa obat-obatan ini tidak menyembuhkan, hanya meredakan gejala.

c. Operasi

Operasi adalah satu-satunya penanganan yang bisa menghilangkan pterigium. Sebaiknya, pterigium diangkat sebelum tumbuh ke kornea dan memengaruhi penglihatan pasien. 

 

Jika tidak, pterigium dapat meninggalkan jaringan parut di kornea dan menyebabkan masalah penglihatan permanen. Selama operasi, dokter akan:

 

  1. Memberikan anestesi agar pasien tidak akan merasakan apa pun.
  2. Mengangkat jaringan abnormal dari permukaan mata pasien.
  3. Menutupi lubang yang tersisa di konjungtiva dengan jaringan lain.

Pencegahan Pterigium

Anda dapat menurunkan risiko terkena pterigium atau memperlambat pertumbuhannya (jika sudah terkena) dengan melindungi mata khususnya dari sinar matahari dengan mengenakan kacamata hitam pelindung UV saat berada di luar ruangan.

 

Lindungi juga mata Anda dari iklim yang kering, berangin, dan berdebu dengan melumasinya menggunakan obat tetes mata atau air mata buatan.

 

Itulah penjelasan mengenai pterigium atau surfer’s eye yang perlu Anda pahami. Apabila Anda merasakan sejumlah gejala yang mengarah pada kondisi ini, seperti mata kemerahan, terasa mengganjal, dan pandangan mulai terganggu, jangan disepelekan.

 

Segera kunjungi JEC Eye Hospitals and Clinics untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan yang komprehensif dari dokter yang berpengalaman. Melalui layanan Eye Check, JEC dapat membantu Anda mendeteksi dan memberikan penanganan yang tepat untuk berbagai masalah penglihatan. Yuk, percayakan kesehatan mata Anda bersama JEC!

 

Baca juga: Waspada! Papiledema Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius dan Penyebab Kebutaan

icon-doctor