Episkleritis adalah istilah medis yang menggambarkan peradangan (pembengkakan), iritasi, dan kemerahan pada episklera. Gangguan mata ini menyebabkan pembuluh darah pada episklera mata menjadi lebih besar sehingga mata terlihat merah.
Lantas, mengapa episklera bisa mengalami peradangan dan bagaimana cara mengatasinya? Mari simak informasi selengkapnya mengenai episkleritis di bawah ini.
Apa Itu Episkleritis?
Episkleritis adalah suatu kondisi ketika episklera mengalami peradangan (pembengkakan), iritasi, dan kemerahan. Sebagai catatan, episklera adalah lapisan jaringan bening yang menutupi bagian putih mata (sklera). Episklera terletak di antara sklera dan lapisan kelopak mata (konjungtiva).
Kondisi ini dapat menyerang semua orang, namun lebih sering terjadi pada wanita berusia 47 hingga 60 tahun. Terdapat dua jenis episkleritis, yaitu episkleritis sederhana dan episkleritis nodular.
Pada kondisi episkleritis sederhana, penderitanya mungkin mengalami kemerahan pada mata di area tertentu (sektoral) atau menutupi sebagian besar mata (menyebar). Mata mungkin akan memburuk dalam waktu 12 jam lalu membaik setelah 2-3 hari. Jenis episkleritis ini biasanya muncul secara tiba-tiba (acute onset).
Sementara itu, pada episkleritis nodular terdapat benjolan (nodul) peradangan yang membesar pada pembuluh darah episklera. Kondisi ini biasanya dimulai secara bertahap bukan tiba-tiba.
Baca juga: Pinguekula, Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya
Perbedaan Episkleritis dan Skleritis
Episkleritis dan skleritis merupakan dua kondisi dengan tampilan dan gejala yang serupa. Namun, skleritis biasanya jauh lebih menyakitkan serta bisa menyebabkan kehilangan penglihatan akibat inflamasi progresif pada jaringan mata.
Skleritis juga dapat menyebabkan morbiditas lain bahkan kematian jika pasien mengidap penyakit pembuluh darah kolagen yang mendasarinya.
Sementara itu, episkleritis adalah peradangan yang lebih sederhana dan umumnya bisa diobati dengan obat topikal, seperti obat tetes mata non-steroid.
Penyebab Episkleritis
Sebagian besar kasus episkleritis tidak diketahui penyebabnya atau disebut juga sebagai idiopatik. Namun, pada beberapa kasus, kondisi ini berkaitan dengan gangguan inflamasi dan autoimun, misalnya:
- Rheumatoid Arthritis: Kondisi ketika sistem imun menyerang sendi dan menyebabkan peradangan.
- Lupus: Penyakit autoimun yang menyebabkan nyeri sendi, gangguan kulit, dan organ.
- Irritable Bowel Syndrome (IBD): Peradangan kronis di saluran cerna.
- Rosacea: Kondisi yang menyebabkan kemerahan di wajah yang sulit dihilangkan, bahkan bisa memengaruhi mata.
- Penyakit Behçet: Peradangan pembuluh darah kronis.
Selain masalah autoimun, episkleritis juga dapat disebabkan oleh beberapa jenis infeksi berikut ini:
- Penyakit Lyme.
- Sifilis.
- Cat scratch disease.
- Infeksi herpes.
Baca juga: Neuritis Optik - Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Gejala Episkleritis
Secara umum, gejala episkleritis adalah sebagai berikut:
- Kemerahan dan iritasi di bagian putih mata.
- Peradangan pada mata.
- Rasa nyeri atau ketidaknyamanan ringan.
- Mata berair.
- Perih.
- Rasa merasa tidak nyaman.
Gejala-gejala tersebut biasanya tidak memengaruhi penglihatan dan bisa hilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu.
Diagnosis Episkleritis
Penegakan diagnosis episkleritis dimulai dengan wawancara medis (anamnesis) mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien, terutama apakah pasien memiliki gangguan sistem imun atau inflamasi.
Di samping itu, dokter mungkin juga memerlukan pemeriksaan tambahan, seperti tes laboratorium darah dan/atau tes pencitraan untuk memastikan apakah pasien menderita gangguan sistem imun mau inflamasi.
Baca juga: Pterigium (Surfer’s Eye) - Penyebab, Gejala, & Pengobatannya
Pengobatan Episkleritis
Sebagian besar kasus episkleritis bersifat ringan, berlangsung sementara, dan bisa sembuh tanpa intervensi medis dalam waktu 2 hingga 21 hari.
Jika diperlukan pengobatan, langkah yang umum dilakukan oleh dokter adalah meresepkan obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid. Dokter bisa juga menyarankan obat-obatan antiinflamasi nonsteroid atau yang disebut sebagai NSAID.
Menggunakan obat tetes mata atau NSAID dapat membantu kondisi ini sembuh lebih cepat. Namun, apabila pasien memiliki masalah dengan sistem imun tubuh, dokter akan merencanakan perawatan lain yang dibutuhkan.
NSAID oral, seperti ibuprofen atau naproxen dapat digunakan sebagai alternatif dari steroid topikal atau jika steroid topikal tidak cukup mengatasi peradangan.
Pencegahan Episkleritis
Mengingat bahwa penyebab episkleritis tidak diketahui secara pasti (idiopatik), maka tidak ada cara khusus untuk mencegah kondisi ini.
Demikian penjelasan mengenai episkleritis yang perlu Anda pahami. Kondisi ini memiliki prognosis yang baik, namun tidak jarang bisa kambuh lebih dari satu kali. Sebaiknya, Anda atau kerabat segera mendapatkan penanganan bila mengalami gejala yang mengarah pada kondisi ini.
Jika membutuhkan bantuan terkait penanganan episkleritis, jangan ragu mengunjungi JEC. Kami menyediakan Layanan Infeksi dan Imunologi yang dapat membantu proses diagnostik dan pengobatan khusus untuk penyakit mata inflamasi. Mari percayakan penanganan gangguan mata Anda di JEC!
Baca juga: Abrasi Kornea, Kenali Penyebab dan Cara Mengobatinya