Glaukoma : Deteksi, Pengobatan dan Terapi

  23 Aug 2019

  50,168 Views

Share
Glaucoma : Detection, Treatment and Therapy
Sahabat sekalian, setelah satu minggu lalu kita mengulas tentang glaukoma dan berbagai jenisnya, kini kita akan membahas lebih dalam lagi tentang glaukoma “si pencuri penglihatan”. Kali ini kita akan membahas berbagai upaya untuk mendeteksi glaukoma, kemudian pengobatannya, dan juga terapinya.
 

Bagaimana mendiagnosis glaukoma ?

Terdapat beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan agar kita bisa mendiagnosis glaukoma secara tepat dan terpercaya. Pemeriksaan itu di antaranya :
 
1.     Pemeriksaan Tekanan Bola Mata (Tonometri)
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur tekanan bola mata. Obat-obatan tetes anestesi biasanya digunakan untuk membuat mata baal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan applanasi Goldman (menyentuh sebagian kecil bola mata) atau dengan semburan udara. Kisaran tekanan bola mata normal adalah antara 10- 21 mmHg.
 
2.     Evaluasi Struktur Saraf Mata
Terkait evaluasi struktur saraf mata, dilakukan secara manual maupun dengan alat pemeriksaan. Pemeriksaan ini dilakukan minimal 1-2 kali setahun.
Prosedur pemeriksaan ini bertujuan untuk evaluasi saraf mata untuk melihat ada tidaknya tanda-tanda glaukoma atau sebagai evaluasi progresivitas penyakit. Terkadang pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan obat tetes midriasil untuk melebarkan anak mata (pupil) sehingga detail saraf mata dapat terlihat dengan jelas. Penggunaan obat tetes midriasil ini dapat berakibat buram atau silau sementara yang efeknya akan pulih kembali normal dalam beberapa jam paska diteteskan.
Terdapat beberapa pemeriksaan tambahan yang dapat menunjang keakuratan pemeriksaan struktur saraf mata, di antaranya :
    • Heidelberg Retina Tomography (HRT), pemeriksaan ini menghasilkan gambaran 3D dan beresolusi tinggi dari saraf mata.  Pemeriksaan ini membantu dokter mata dalam menilai kerusakan serabut saraf mata.
    • Optical Coherence Tomography (OCT).  Alat ini mengukur pantulan sinar laser untuk menilai struktur 3 D dari serabut saraf mata.
3.     Pemeriksaan Luas Lapang Pandang (Perimetri)
Perimetri merupakan pemeriksaan luas penglihatan berupa pemetaan daerah yang bisa dilihat oleh pasien. Pemeriksaan ini sangat penting dalam membantu dokter mata dalam menilai tingkat keparahan glaukoma dan untuk evaluasi terapi. Pemeriksaan ini harus dilakukan dalam kondisi tenang dan penuh konsentrasi. Terkadang dibutuhkan pemeriksaan serial untuk mengetahui baseline atau gambaran defek yang ditampilkan menetap.  Pemeriksaan ini umumnya dilakukan 1-2 kali dalam setahun apabila tekanan sudah terkontrol untuk menilai progresivitas.
 
4.     Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan (Gonioskopi)
Gonioskopi merupakan prosedur diagnostik rutin yang membantu mengevaluasi kondisi saluran drainase untuk menentukan tipe glaukoma berupa sudut terbuka atau tertutup.  Pemeriksaan dilakukan setelah pasien diberi obat tetes anestesi untuk mebuat mata baal. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan lensa kontak gonioskopi yang ditempelkan pada bola mata. Pemeriksaan ini sangat aman, tidak sakit dan tidak memiliki efek samping
 
5.     Pemeriksaan Ketebalan Kornea Mata (Pakimetri)
Pakimetri mengukur ketebalan kornea, jaringan bening yang berada paling depan dari bola mata. Pemeriksaan ini penting dilakukan paling tidak satu kali, karena ketebalan kornea dapat mempengaruhi penghitungan tekana bola mata. Bila kornea lebih tebal dari normal, pengukuran tekanan bola mata dapat menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari biasanya.
 
Perlu sahabat sekalian ketahui, bahwa pemeriksaan skrining glaukoma tidak harus dilakukan dalam satu waktu. Pemeriksaan awal biasanya meliputi pemeriksaan tekanan bola mata dan penilaian bentuk saraf mata. Dokter kemudian akan menentukan pemeriksaan apa yang perlu dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan awal dan faktor resiko yang dimiliki pasien.
 
Memang, pemeriksaan yang dilakukan terlihat banyak, hal itu disebabkan karena menegakkan diagnosis glaukoma tidak selalu mudah. Seseorang yang didiagnosis memiliki Glaukoma harus mulai menjalani terapi pengobatan seumur hidup sehingga diagnosis awal harus tepat untuk menghindari pemakaian obat yang tidak perlu. Di sisi lain, pada seseorang yang sudah menjalani pengobatan glaukoma, evaluasi berkala diperlukan untuk memastikan bahwa penyakit tetap terkontrol dan tidak terjadi progresifitas. Dokter mata perlu mempertimbangkan banyak aspek sebelum menentukan tatalaksana yang tepat bagi pasien.  Tatalaksana terkadang tidak sama antar pasien, tergantung berbagai faktor di antaranya, usia, tingkat keparahan glaukoma, atau target tekanan bola mata yang ingin dicapai. Pemeriksaan yang dilakukan dapat membantu dokter dalam mengambil keputusan yang tepat untuk kepentingan pasien.
 

Bagaimana tatalaksana glaukoma?

Glaukoma adalah suatu penyakit yang serius yang dapat menyebabkan kebutaan. Sayangnya sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan glaukoma secara total. Kerusakan saraf yang sudah terjadi juga sulit untuk dipulihkan. Oleh karena itu deteksi dini dan tatalaksana yang tepat sangatlah penting.
 
Tujuan dari terapi glaukoma adalah untuk mengontrol progresivitas penyakit. Begitu terdeteksi, glaukoma umumnya memerlukan pemeriksaan dan kontrol seumur hidup. Sampai saat ini, tujuan terapi glaukoma adalah untuk mengontrol tekanan bola mata. Menjaga tekanan bola mata dalam kisaran normal atau sesuai dengan target tekanan adalah sangat penting dalam menjaga penglihatan.
 
Banyak pasien yang menduga glaukoma telah sembuh begitu tekanan bola mata turun ke kisaran normal baik dengan obat ataupun operasi. Kenyataannya glaukoma hanya bisa dikontrol, namun tidak bisa disembuhkan. Terkadang perlu dilakukan penyesuaian obat atau tindakan tambahan tergantung kondisi glaukoma atau progresivitas penyakit. Oleh karena itu perlunya pemeriksaan yang berkala walaupun tekanan bola mata sudah mencapai kisaran normal baik dengan obat ataupun operasi. Pengobatan glaukoma meliputi tatalaksana dengan obat-obatan, terapi laser dan operasi glaukoma.
 

Pengobatan Glaukoma

 
Obat-obatan antiglaukoma
Terapi lini pertama pada glaukoma umumnya dengan penggunaan obat-obatan antiglaukoma yang membantu drainase agar mengalir lebih lancar atau mengurangi produksi cairan bola mata atau humor akuos. Pada beberapa kasus obat-obatan dapat mengontrol tekanan bola mata untuk jangka panjang. Penelitian menunjukkan tekanan bola mata yang terkontrol dibawah kisaran target tekanan, maka risiko progresivitas glaukoma akan menurun. Oleh karena itu, haruslah disiplin dan teratur dalam menggunakan obat sesuai yang disarankan oleh dokter mata.
 
Apa efek samping dari obat-obatan tetes antiglaukoma jangka panjang?
Semua obat-obatan glaukoma  memiliki efek samping jangka pendek maupun jangka panjang. Efek samping  umumnya  minimal dan cukup bisa ditoleransi. Yang paling sering adalah mata merah, kering, rasa perih bila ditetes, atau yang sangat jarang timbul berdebar-debar, bengkaknya saraf atau eksaserbasi asma. Apabila pasien mengeluhkan efek samping yang menimbulkan rasa sangat tidak nyaman,  sebaiknya segera dikomunikasikan pada dokter mata sehingga dapat dicarikan solusi atau obat pengganti.
 
Bagaimana bila dokter memutuskan untuk mengganti atau menambah obat tetes ?
Penggantian obat tetes tidak selalu berarti glaukoma mengalami progresivitas. Bahkan penggantian obat tetes adalah hal yang lumrah, mengingat biasanya setelah sekian lama tubuh kita mengalami toleransi terhadap obat-obatan, sehingga efektivitasnya menurun. Pada tahap awal bahkan dokter dapat mengganti obat hingga beberapa kali untuk menemukan yang paling efektif dan paling dapat ditoleransi oleh pasien. Sekali lagi masing masing pasien dapat memiliki respon yang berbeda dalam efektivitas penurunan tekanan bola mata. Dokter juga bisa menambah obat yang digunakan oleh pasien apabila tekanan bola mata sulit untuk dikontrol hanya dengan satu obat.
 
Perlunya menggunakan obat secara teratur
Dokter mata umumnya akan melihat kemampuan pasien dalam menggunakan obat secara teratur. Biasanya dilihat dari usia, aktivitas sehari-hari, kemandirian, kemampuan finansial dan kemudahan dalam akses terhadap obat-obatan. Terkadang bila obat tetes tidak dapat digunakan secara teratur atau efek sampingnya tidak dapat ditoleransi oleh pasien untuk jangka panjang, dokter mata dapat mempertimbangkan modalitas terapi lain seperti laser atau operasi.
 

Tips untuk membantu pasien lebih disiplin dalam penggunaan obat

  • Membuat jadwal. Tulis nama obat dan dosis, serta jumlah obat yang harus digunakan dalam satu hari. Jadwal dapat diletakkan di tempat yang mudah dilihat seperti meja kerja atau kulkas. Beberapa obat glaukoma dapat dikenali dengan mudah melalui warna tutup botolnya.
  • Apabila diperlukan, gunakan alarm sebagai pengingat untuk meneteskan obat.
  • Libatkan anggota keluarga dalam membantu pasien untuk lebih disiplin dalam penggunaan obat.
  • Bila terlewat satu frekuensi penggunaan obat, segera tetes obat lalu kembali ke jadwal semula.
  • Jadwalkan penggunaan obat bersama dengan aktivitas harian seperti bangun tidur, sebelum tidur atau waktu makan.
  • Harap diingat frekuensi 2 kali sehari berarti setiap 12 jam, sebagai contoh jam 7 pagi dan dan 7 malam.
  • Letakkan obat ditempat yang mudah dilihat dan selalu disertakan setiap perjalanan.
  • Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak atau pajanan langsung sinar matahari.
  • Jauhkan obat dari penyimpanan obat-obat lain yang serupa sehingga mencegah kekeliruan dalam menetes obat.
  • Selalu komunikasikan dengan dokter mata apabila ada hal yang kurang nyaman terkait dengan penggunaan obat tetes mata.

Bagaimana cara menggunakan obat tetes dengan benar ?

Sebelum menggunakan obat tetes, cuci tangan terlebih dahulu. Duduklah sambil menengadah atau posisi tidur sambil melihat ke arah langit-langit. Lalu ikuti langkah berikut ini :
  1. Tariklah kantung kelopak bagian bawah dengan jari telunjuk.
  2. Lihat ke atas. Teteskan satu obat tetes pada kantung kelopak bagian bawah. Usahakan jangan berkedip, mengusap mata atau menyentuh ujung dari botol ke wajah atau mata.
  3. Perlahan tutup mata. Tekan ujung kelopak bagian dalam (sisi hidung). Coba lakukan ini selama 1-2 menit untuk mencegah obat tetes langsung mengalir ke arah tenggorokan.
  4. Ulangi langkah tersebut pada masing-masing mata sesuai aturan pakai. Apabila ada beberapa obat yang harus diteteskan dalam waktu bersamaan maka beri jeda antar waktu penetesan sekitar 5-10 menit.
  5. Apabila tidak yakin obat sudah ditetes dengan benar, maka teteskan obat sekali lagi. Kantung kelopak mata kita hanya dapat menampung 1 tetes obat, sehingga apabila terdapat kelebihan obat maka akan langsung terbuang.
 

Tindakan Laser

Terdapat beberapa jenis tindakan laser dalam glaukoma. Tipe laser ditentukan berdasarkan jenis dan derajat keparahan glaukoma. Tindakan laser biasanya dilakukan di poliklinik tanpa perlu adanya rawat inap.
 

Beberapa tipe tindakan Laser dalam glaukoma

1. Argon Laser Trabeculoplasty dan Selective Laser Trabeculoplasty (SLT)
  • Laser ini dapat menjadi alternatif bagi pasien yang tidak merespons terhadap obat tetes anti glaukoma, dan dapat diulang hingga beberapa kali tanpa efek samping yang bermakna.
  • Laser ini bekerja pada energi yang sangat rendah sehingga relatif aman.
  • Laser ini bekerja pada anyaman trabekulum dari sistem drainase cairan bola mata sehingga aliran cairan menjadi lebih lancar.
  • Laser ini terutama untuk sudut terbuka.
2.    Laser Peripheral Iridotomy (LPI) 
  • Tindakan laser ini terutama pada glaukoma sudut tertutup, dimana iris menutup saluran drainase cairan bola mata.
  • Prosedur ini membuat saluran pada iris, sehingga cairan dapat mengalir lancar.
3.    Laser Trans-sclera Cyclo Photocoagulation (TCP)
  • Laser jenis ini ditujukan pada mata yang tidak berfungsi atau berfungsi sangat minimal.  
  • Laser TCP bisa juga menjadi alternatif pada pasien yang sudah menggunakan obat-obatan maksimal namun belum mau untuk operasi.
  • Laser ini bekerja pada badan silier yang berfungsi untuk menghasilkan cairan bola mata.

Prosedur Tindakan Laser

  • Awalnya mata akan ditetes obat anti nyeri, lalu kemudian dokter mata akan menggunakan lensa khusus untuk membantu visualisasi daerah yang akan dilaser.
  • Dengan menggunakan lampu celah, dokter akan memusatkan sinar laser tepat pada daerah yang akan dilaser.
  • Selama prosedur laser, pasien akan melihat sinar terang, seperti halnya lampu sorot pada kamera.
  • Pada beberapa pasien yang sensitif, dapat muncul rasa seperti mata disentuh-sentuh namun umumnya tidak nyeri.
  • Setelah tindakan biasanya mata agak sedikit kemerahan karena iritasi ringan, dan dokter mata akan menggunakan obat tetes anti iritasi.
  • Beberapa tindakan laser memiliki efek yang tidak permanen, sehinggga mungkin diperlukan tindakan laser tambahan di kemudian hari.

Operasi Glaukoma

Operasi glaukoma diindikasikan atau merupakan pilihan utama pada pasien dengan tekanan bola mata yang tetap tidak terkontrol walaupun dengan pengobatan maksimal, pasien yang sensitif terhadap obat-obatan glaukoma, pasien yang mengalami kerusakan saraf yang luas, serta beberapa jenis glaukoma yang sulit dikontrol dengan obat.  
 

Tindakan operasi pada glaukoma

Tindakan operasi pada glaukoma seperti halnya operasi bola mata lainnya, menggunakan mikroskop untuk membuat struktur bola mata terlihat lebih jelas. Biasanya prosedur operasi dilakukan dengan menggunakan anestesi lokal pada bola mata, sehingga hanya bola mata yang menjadi kebal, namun pasien tetap sadar dan dapat berkomunikasi biasa. Terdapat beberapa kondisi yang membutuhkan pasien untuk dioperasi dalam bius umum, seperti misalnya pasien yang tidak kooperatif, pasien anak-anak, atau pasien dengan kondisi tertentu yang menurut pertimbangan dokter mata akan lebih menguntungkan bila operasi dilakukan dalam bius umum.
 
Selama prosedur terutama pada bius lokal, mata akan terasa disentuh namun tidak terasa sakit. Apabila pasien masih merasa kurang nyaman, pasien dapat berkomunikasi dengan dokter selama operasi.
 
Operasi glaukoma yang paling sering dilakukan adalah operasi trabekulektomi dimana pada bagian putih mata atau sklera dibuat saluran kecil untuk memudahkan cairan bola mata untuk keluar. Tindakan ini dilakukan pada bagian tepi dari bola mata, sehingga umumnya tidak banyak mempengaruhi penglihatan sentral. 
 
Jenis operasi glaukoma lainnya adalah dengan penggunaan implan glaukoma untuk menurunkan tekanan bola mata. Implan glaukoma adalah alat berupa lempengan kecil yang diletakkan di bawah selaput bening mata atau konjungtiva dan berfungsi untuk membantu membentuk saluran penampungan cairan bola mata.
 
Operasi glaukoma umumnya membutuhkan waktu untuk pemulihan, yang terkadang bervariasi antar individu bergantung dari usia, aktivitas, dan tipe glaukoma. Namun pada sebagian besar pasien, tindakan ini tidak memerlukan rawat inap walaupun mata perlu untuk dibalut perban selama beberapa waktu.
 
Pascaoperasi pasien biasanya dihimbau untuk menghindari pajanan air langsung ke mata selama minimal satu minggu, tidak menyetir atau melakukan aktivitas fisik yang berat.
   

Bagaimana bila saya telah didiagnosis glaukoma?

Beberapa pasien dengan glaukoma memiliki luas penglihatan yang sangat berkurang. Kondisi ini dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan biasanya tidak banyak terbantu dengan penggunaan kacamata atau lensa kontak. Pada tahap awal glaukoma biasanya terdapat keluhan berkurangnya sensitivitas terhadap kontras (membedakan warna yang serupa dengan intensitas yang berbeda), silau, sensitif terhadap cahaya atau penurunan ketajaman penglihatan. Pada pasien dengan luas atau ketajaman penglihatan yang sangat minimal, aktivitas keseharian pasien dapat terganggu. Oleh karena itu dapat dipertimbangkan konsultasi ke bagian low vision.  Pada pusat low vision terdapat banyak alat bantu yang dapat mempermudah pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
 

Bagaimana cara bekerja sama dengan dokter mata?

Sebagai pasien glaukoma baru, dokter mata mungkin perlu memeriksa tekanan bola mata dan pemeriksaan glaukoma lainnya lebih sering hingga kondisi glaukoma dinyatakan terkontrol. Bahkan bila tekanan bola mata sudah dinyatakan normal, kontrol glaukoma tetap diperlukan minimal beberapa kali dalam satu tahun. Sangat penting agar pasien merasa nyaman dan dapat berkomunikasi dengan dokter mengenai kondisi glaukoma dan apa pilihan tatalaksana yang tepat.
 

Apa yang dapat pasien lakukan untuk membantu keberhasilan terapi?

Kenali dan catat dengan seksama obat-obatan yang telah digunakan. Beberapa obat-obatan memiliki efek samping yang cukup mengganggu. Selalu komunikasikan rasa tidak nyaman dalam penggunaan obat, kesulitan dalam keteraturan penggunaan obat, kemandirian pasien bahkan beban finansial yang dialami oleh pasien dan keluarga. Kaitkan penggunaan obat dengan aktivitas sehari-hari, seperti makan, bangun tidur atau sebelum tidur. Bila perlu gunakan alarm untuk meminimalisir ketidaktaatan penggunaan obat. Selalu sediakan obat ekstra sebagai cadangan, terutama bila obat hilang atau tercecer.
 
Di samping itu, selalu komunikasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya bahwa anda merupakan pasien glaukoma. Terdapat beberapa obat yang mungkin dapat memperberat glaukoma, di antaranya obat-obatan dengan kandungan steroid.
 
Anda juga seharusnya menjadwalkan kunjungan selanjutnya sebelum anda meninggalkan ruang konsultasi. Terlebih lagi bagi Anda yang merencanakan bepergian dalam waktu yang cukup lama, Anda harus melakukan kontrol terlebih dahulu sebelumnya.
 
Anda juga bisa membantu keberhasilan terapi dengan membuat catatan pertanyaan tentang kondisi mata, fungsi penglihatan ataupun obat sebelum anda kontrol ke dokter mata. Catatan tentang tingkat tekanan bola mata anda dari setiap kunjungan juga perlu Anda buat, hal itu  yang akan mempermudah anda bila harus kontrol dengan dokter mata yang berbeda.
 

Apakah gaya hidup berpengaruh pada glaukoma ?

Tentu, gaya hidup Anda dapat berpengaruh pada glaukoma. Maka dari itu, Anda harus makan makanan yang sehat dan bernutrisi, olahraga teratur, hindari rokok, kurangi asupan kafein, dan jaga berat badan tetap terjaga ideal. Minum air dengan jeda, jangan minum banyak dalam waktu singkat. Kurangi juga asupan garam, sehingga terhindar dari retensi cairan. Anda juga sebaiknya mengomunikasikan dengan dokter sebelum melakukan aktivitas fisik yang berat.
Selain itu, usahakan agar mata selalu bersih dan bebas dari iritasi. Jangan biasakan untuk mengucek mata, walaupun beberapa obat tetes antiglaukoma memiliki efek samping seperti gatal dan perih. Apabila anda telah menjalani operasi mata, usahakan selalu menggunakan kacamata pelindung mata (goggles) dalam aktivitas fisik seperti berenang atau olahraga lainnya.
Kemudian, jaga kesehatan tubuh secara umum, jangan terlalu terpaku pada glaukoma hingga anda melupakan kesehatan bagian tubuh lain yang tidak kalah penting.
 

Jaga emosi dan perasaan anda

Tidak dapat dipungkiri bahwa glaukoma memiliki efek samping berupa stress pada fisik dan emosi akibat adanya ancaman hilangnya penglihatan secara permanen. Pada awal didiagnosis glaukoma pasien umumnya merasakan terkejut, khawatir, bahkan beberapa jatuh dalam kondisi depresi. Luangkan waktu untuk mempelajari penyakit ini dengan seksama, maka Anda akan mengerti bahwa banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengontrol glaukoma. Bahkan bila sebagian penglihatan anda telah hilang, komunikasikan dengan dokter mata dan divisi low vision tentang bantuan untuk menjalani aktivitas sehari-hari secara aktif dan mandiri.
 
 
Semoga uraian singkat ini dapat membantu menjawab rasa ingin tahu Anda tentang glaukoma. Deteksi dini merupakan kunci utama pencegahan glaukoma. Segera periksakan mata Anda secara teratur terutama pada individu dengan risiko tinggi glaukoma. Periksakan kesehatan mata anda di sentra layanan kesehatan mata yang menyediakan dokter mata serta fasilitas pemeriksaan deteksi dini dan penanganan glaukoma terlengkap dan terdepan di Indonesia.
icon-doctor