
Katarak pada anak merupakan kondisi langka namun serius yang dapat mengganggu perkembangan penglihatan. Berbeda dengan katarak pada orang dewasa yang umumnya disebabkan oleh penuaan, penyebab katarak pada anak lebih kompleks dan sering berkaitan dengan faktor genetik, penyakit sistemik, atau trauma mata.
Apa Itu Katarak pada Anak?
Katarak terjadi ketika lensa mata yang seharusnya jernih menjadi keruh dan menghalangi cahaya mencapai retina. Retina adalah jaringan sensitif cahaya di bagian belakang mata yang berfungsi mengirimkan sinyal visual ke otak.
Pada anak-anak, katarak dapat menyerang satu mata (unilateral) atau kedua mata (bilateral). Beberapa jenis katarak bisa kecil dan tidak memengaruhi penglihatan, namun ada juga yang progresif dan membutuhkan penanganan medis segera.
Baca Juga: Apa Saja Penyebab Mata Anak Bengkak? Ini Penjelasannya!
Jenis Katarak pada Anak
Sebelum memahami penyebabnya, penting untuk mengetahui jenis-jenis katarak pada anak berdasarkan sumber penyebabnya:
1. Katarak Kongenital
- Terjadi sejak lahir atau dalam masa awal kehidupan.
- Bisa bersifat ringan atau berat.
- Umumnya berhubungan dengan faktor genetik atau infeksi saat kehamilan.
2. Katarak Sekunder
- Disebabkan oleh penyakit sistemik seperti diabetes, atau penggunaan obat-obatan tertentu (terutama steroid).
- Dapat berkembang seiring waktu sebagai dampak dari kondisi medis lain.
3. Katarak Traumatis
- Terjadi akibat cedera pada mata, baik langsung maupun tidak langsung.
- Bisa muncul segera setelah trauma atau beberapa tahun kemudian.
4. Katarak Radiasi
- Disebabkan oleh paparan radiasi, baik dari pengobatan medis seperti kemoterapi atau sumber lainnya.
- Termasuk jenis yang sangat jarang terjadi.
Penyebab Katarak pada Anak
Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab katarak pada anak yang paling umum:
1. Faktor Genetik & Keturunan
Katarak kongenital sering dikaitkan dengan kelainan genetik, seperti sindrom Down atau gangguan metabolisme akibat kekurangan enzim.
2. Diabetes
Anak dengan diabetes, terutama tipe 1 yang tidak terkontrol, berisiko mengalami perubahan pada lensa mata yang menyebabkan katarak.
3. Penggunaan Steroid Jangka Panjang
Obat kortikosteroid yang dikonsumsi dalam jangka waktu lama dapat memengaruhi struktur lensa dan memicu katarak sekunder.
4. Cedera atau Trauma Mata
Benturan, luka tembus, atau operasi mata sebelumnya bisa memicu katarak traumatis, baik langsung maupun dalam jangka panjang.
5. Infeksi dan Penyakit Mata
Penyakit seperti glaukoma, uveitis, atau infeksi intrauterin (seperti rubella saat kehamilan) dapat memicu pertumbuhan katarak sejak bayi.
Baca Juga: Mata Merah pada Anak: Kenali Penyebab hingga Gejalanya
Gejala Katarak pada Anak
Tanda-tanda katarak pada anak bisa sulit dikenali pada tahap awal, terutama jika hanya menyerang satu mata. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai:
- Mata tampak putih atau abu-abu (leukokoria)
- Bayi tidak merespons cahaya atau sulit fokus
- Gerakan mata tidak stabil (nystagmus)
- Penglihatan kabur atau buram
- Sensitif terhadap cahaya
Apakah Katarak pada Anak Bisa Dicegah?
Sayangnya, sebagian besar kasus katarak kongenital tidak dapat dicegah karena faktor genetik. Namun, Anda tetap bisa mengurangi risiko katarak sekunder atau traumatis dengan langkah-langkah berikut:
- Lindungi mata anak dari cedera saat bermain
- Batasi penggunaan steroid sesuai anjuran dokter
- Kontrol kondisi medis seperti diabetes sejak dini
- Lakukan pemeriksaan mata rutin, terutama jika ada riwayat keluarga dengan katarak
Penyebab katarak pada anak sangat beragam, mulai dari faktor keturunan, cedera, penyakit metabolik, hingga efek obat-obatan. Meskipun tidak semua bisa dicegah, deteksi dan penanganan sejak dini sangat penting untuk mencegah kerusakan penglihatan permanen.
Di JEC (Jakarta Eye Center), kami menyediakan layanan khusus pemeriksaan mata anak dan penanganan katarak secara menyeluruh dengan teknologi mutakhir dan dokter spesialis anak.
Baca Juga: Jenis Gangguan Penglihatan pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Pemeriksaan Mata