Katarak Senilis: Jenis, Penyebab, dan Cara Mengobatinya>
Seiring bertambahnya usia, kemampuan penglihatan seseorang dapat menurun akibat perubahan alami pada lensa mata. Katarak senilis adalah salah satu gangguan penglihatan yang sering dialami oleh orang lanjut usia. Kondisi ini ditandai lensa mata yang keruh.
Meski tergolong umum, katarak senilis dapat ditangani secara efektif melalui pemeriksaan dan tindakan medis yang tepat. Untuk memahami lebih lanjut mengenai penyebab, gejala, serta penanganan katarak senilis, simak pembahasan lengkap dalam artikel ini.
Apa Itu Katarak Senilis?
Katarak senilis adalah kondisi ketika lensa mata menjadi keruh akibat proses penuaan alami. Perubahan ini membuat cahaya yang masuk ke mata sulit mencapai retina sehingga penglihatan menjadi buram, berkabut, atau tampak kekuningan.
Kondisi ini umumnya terjadi secara bertahap dan sering dialami oleh orang berusia di atas 50 tahun. Meskipun katarak senilis berkembang perlahan dan tidak menimbulkan rasa nyeri, dampaknya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seperti membaca, mengemudi, atau mengenali wajah.
Jenis-Jenis Katarak Senilis
Katarak senilis dibedakan berdasarkan lokasi dan pola kekeruhan yang terjadi pada lensa mata. Setiap jenis memiliki gejala dan dampak penglihatan yang berbeda. Berikut beberapa jenis katarak senilis yang penting untuk Anda ketahui:
1. Sklerosis Nuklir (Nuclear Sclerosis)
Sklerosis nuklir terjadi pada bagian tengah (nukleus) lensa mata. Seiring bertambahnya usia, lensa menjadi lebih padat dan berwarna kekuningan hingga kecokelatan. Penderita biasanya mengalami penurunan penglihatan jarak jauh dan melihat warna seolah lebih kusam.
2. Katarak Kortikal (Cortical Cataract)
Pada katarak kortikal, kekeruhan muncul di bagian tepi (korteks) lensa mata dan membentuk pola seperti jari-jari kipas menuju ke tengah. Penderita katarak kortikal sering mengeluhkan silau saat terkena cahaya terang dan mengalami penglihatan ganda monokular.
3. Katarak Subkapsular Posterior (Posterior Subcapsular Cataract)
Katarak subkapsular posterior terbentuk di bagian belakang lensa mata. Lokasinya tepat berada di depan kapsul posterior. Penderita katarak ini akan sering mengalami penglihatan buram saat membaca, silau berlebih di bawah cahaya, dan penurunan penglihatan pada kondisi terang.
Baca juga: Adakah Cara Mengobati Katarak Tanpa Operasi? Ketahui Faktanya!
Penyebab dan Faktor Risiko Katarak Senilis
Selain faktor usia, ada sejumlah kondisi lain yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami katarak senilis. Faktor-faktor penyebab katarak senilis tersebut mencakup kebiasaan dan kondisi kesehatan tertentu. Beberapa di antaranya meliputi:
- Paparan sinar ultraviolet (UV) secara berlebihan.
- Penyakit metabolik seperti diabetes melitus.
- Memiliki tekanan darah tinggi dan obesitas.
- Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
- Penggunaan obat steroid jangka panjang.
- Riwayat cedera atau operasi mata sebelumnya.
- Riwayat genetik dari penderita dengan penyakit yang sama.
Gejala Katarak Senilis
Gejala katarak senilis biasanya muncul secara perlahan dan sering tidak disadari pada tahap awal. Seiring waktu, kondisi ini dapat semakin mengganggu penglihatan dan aktivitas sehari-hari. Berikut beberapa gejala umum yang sering dialami oleh penderita katarak senilis:
- Mengalami penglihatan ganda pada satu mata.
- Kesulitan melihat di malam hari atau dalam ruangan gelap.
- Sering mengganti kacamata karena ukuran lensa cepat berubah.
- Pandangan buram atau berkabut sehingga objek tampak tidak jelas.
- Penderita sulit membedakan warna dengan jelas karena warna terlihat pudar.
- Sensitivitas terhadap cahaya meningkat saat terkena sinar matahari atau lampu terang.
Diagnosis Katarak Senilis
Untuk mendiagnosis katarak senilis, dokter akan melakukan anamnesis terlebih dahulu dengan menanyakan gejala serta riwayat medis pasien secara lengkap.
Selanjutnya, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan secara menyeluruh untuk menemukan kondisi yang menjadi faktor penyebabnya. Pemeriksaan tersebut meliputi:
- Pemeriksaan ketajaman visus mata (visual acuity test).
- Tes refleks retina (retinal examination).
- Pemeriksaan slit-lamp menggunakan mikroskop khusus.
Baca juga: Kenali Penyebab Mata Katarak di Usia Muda dan Pengobatannya
Pengobatan Katarak Senilis
Penanganan katarak senilis disesuaikan dengan tingkat keparahan gangguan penglihatan yang dialami pasien. Ada dua cara mengobati katarak senilis yang umum dilakukan, yakni:
1. Pengobatan Nonbedah
Pada tahap awal, ketika kekeruhan lensa belum terlalu parah, dokter mungkin menyarankan penggunaan kacamata atau lensa kontak baru untuk membantu penglihatan.
Selain itu, pasien dianjurkan untuk beraktivitas dengan pencahayaan yang lebih terang dan melakukan pemeriksaan mata secara rutin guna memantau perkembangan katarak.
2. Pengobatan Bedah (Operasi Katarak)
Jika katarak sudah mengganggu aktivitas harian, operasi menjadi satu-satunya solusi efektif. Prosedur ini dilakukan dengan mengganti lensa mata yang keruh menggunakan lensa buatan (intraocular lens/IOL).
Operasi katarak kini tergolong aman, cepat, dan efektif dengan teknik fakoemulsifikasi. Setelah operasi, pasien umumnya dapat kembali beraktivitas dalam beberapa hari.
Demikian penjelasan mengenai katarak senilis, mulai dari jenis, penyebab, gejala, hingga metode pengobatannya. Dengan memahami kondisi ini, Anda dapat lebih waspada terhadap tanda-tanda awal katarak dan melakukan langkah pencegahan yang tepat.
Menjaga kesehatan mata sebaiknya dilakukan secara rutin, bukan hanya saat gangguan mulai terasa. Pemeriksaan mata berkala dapat membantu mendeteksi katarak senilis lebih awal sehingga penanganannya bisa dilakukan dengan lebih cepat.
Apabila Anda mulai mengalami pandangan buram, silau berlebih, atau kesulitan melihat di malam hari, segera lakukan pemeriksaan mata di JEC Eye Hospitals and Clinics.
Sebagai rumah sakit mata tepercaya, JEC menyediakan Layanan Operasi Katarak dengan teknologi modern dan ditangani langsung oleh dokter spesialis berpengalaman.
JEC Eye Hospitals and Clinics hadir dengan penanganan mata yang tepat, aman, dan profesional untuk menjaga kesehatan penglihatan Anda tetap optimal.
Baca juga: Inilah 3 Bahaya Penyakit Katarak yang Perlu Diwaspadai


ENG