Tidur Mata Terbuka, Aman atau Berisiko? Ini Fakta Lengkapnya

Oleh Tim Medis JEC

  26 Dec 2025

  4 Views

Share
tidur mata terbuka

Seperti halnya mendengkur, seseorang sering kali tidak sadar tidur dengan mata terbuka. Tidur mata terbuka jarang dibicarakan karena tidak menimbulkan keluhan yang berat di tahap awal.

 

Padahal, tidur dengan mata terbuka atau nocturnal lagophthalmos dapat berkaitan dengan berbagai kondisi mata yang perlu diwaspadai. Untuk memahami penyebab, gejala, komplikasi, serta pilihan pengobatannya, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Penyebab Tidur Mata Terbuka

Penyebab seseorang tidur dengan mata terbuka dapat dibedakan menjadi beberapa kategori, mulai dari penyebab medis, anatomi, hingga kebiasaan. Berikut ini rinciannya:

  • Penyebab medis: Kelemahan atau kelumpuhan otot orbicularis oculi yang berfungsi menutup kelopak mata. Gangguan ini bisa terjadi akibat stroke, tumor, Bell’s palsy, autoimun, Moebius syndrome, atau operasi pada area mata.
  • Penyebab akibat infeksi: Infeksi dapat menyebabkan komplikasi yang memengaruhi saraf atau otot wajah sehingga membuat mata tidak dapat menutup sempurna. Beberapa infeksi yang dimaksud yaitu gondongan, polio, kusta, cacar air, difteri, botulisme, dan penyakit Lyme.
  • Faktor anatomi: Merujuk pada kondisi fisik pada wajah dan mata, seperti bulu mata yang sangat tebal atau panjang, kelopak mata yang memendek atau kehilangan kekencangan otot, dan Exophthalmos (proptosis).
  • Faktor kebiasaan: Konsumsi alkohol berlebihan atau obat penenang yang bisa melemahkan kontrol otot kelopak mata saat tidur.
  • Sistem saraf yang belum matang: Kondisi ini adalah penyebab tidur mata terbuka pada bayi. Karena sistem sarafnya masih berkembang, sinyal untuk menutup kelopak mata mungkin belum bekerja konsisten, jadi beberapa bayi tidur dengan mata terbuka.

Gejala Tidur Mata Terbuka

Jika Anda belum yakin benar-benar tidur dengan mata terbuka, beberapa gejala atau tanda berikut mungkin lebih mudah dikenali:

  • Mata merah atau mengalami iritasi.
  • Mata berair dan terasa gatal.
  • Terasa kasar atau berpasir.
  • Penglihatan kabur, terutama setelah bangun tidur.
  • Sensitif terhadap cahaya.
  • Mata sulit dibuka.
  • Terasa seperti ada benda asing di mata.
  • Kesulitan tidur dengan berkualitas.
  • Timbul luka pada kornea.

Gejala yang dialami seseorang dapat bervariasi, tergantung pada usia dan tingkat keparahan kondisinya. Secara umum, orang lanjut usia lebih berisiko mengalami gejala di atas karena kualitas dan produksi air matanya telah menurun. 

Diagnosis Tidur Mata Terbuka

Diagnosis nocturnal lagophthalmos bisa ditegakkan melalui beberapa mekanisme. Pertama, dokter akan melakukan anamnesis dengan menanyakan kapan munculnya gejala, apakah ada cedera atau penyakit dalam waktu dekat, dan kapan gejala terasa paling parah.

 

Apabila dicurigai ada nocturnal lagophthalmos, biasanya ada pengamatan lebih detail. Pasien diminta untuk menutup mata dan dokter memperhatikan apakah kelopak mata bergetar, terbuka kembali, atau tidak menutup sempurna dalam beberapa menit. Selain observasi langsung, dokter mungkin juga melakukan pemeriksaan lanjutan seperti:

  • Mengukur jarak antar kelopak mata.
  • Menilai kekuatan menutup mata saat berkedip.
  • Pemeriksaan slit lamp menggunakan mikroskop dan cahaya terang untuk melihat kondisi mata dengan lebih detail.
  • Tes pewarna oranye (fluorescein) untuk mengetahui apakah ada kerusakan atau benda asing pada permukaan mata.

Baca juga: Pentingnya Pemeriksaan Mata Rutin

Komplikasi Tidur Mata Terbuka

Sebenarnya, seseorang tidak akan mengalami komplikasi serius akibat tidur dengan mata terbuka. Komplikasi biasanya terjadi jika seseorang tidak menanganinya dalam jangka panjang.

 

Namun, jika mata terus-menerus terbuka saat tidur, permukaannya bisa mengalami dehidrasi dan rentan timbul masalah serius berikut ini:

  • Infeksi mata.
  • Risiko mata tergores akibat permukaan yang kering.
  • Ulkus kornea, yaitu luka terbuka pada kornea yang ditandai dengan mata merah, berair, nyeri parah, dan timbul nanah atau cairan mata lainnya.
  • Exposure keratopathy, yaitu kerusakan kornea akibat terpapar dengan lingkungan luar dalam waktu lama. Gejala umumnya meliputi rasa nyeri, sensasi benda asing, epifora, fotofobia, dan penglihatan kabur.
  • Gangguan penglihatan.

Pengobatan Tidur Mata Terbuka

Nocturnal lagophthalmos dapat ditangani dengan cara konservatif maupun tindakan medis sesuai dengan penyebabnya. Semuanya bertujuan untuk mencegah mata kering sekaligus menghindari keratitis (radang kornea). Berikut ini beberapa cara mengatasi tidur mata terbuka yang bisa Anda coba:

1. Pengobatan Konservatif

Pengobatan konservatif umumnya melibatkan penggunaan produk mata dan bantuan mekanis. Berikut ini sejumlah alternatifnya:

  • Obat tetes mata buatan (artificial tears) yang diresepkan oleh dokter untuk menjaga kelembapan mata.
  • Kacamata khusus pelembap (moisture goggles) yang digunakan saat tidur agar kelembapan mata terjaga.
  • Masker tidur berbahan kain atau pelembap untuk menjaga hidrasi mata selagi tidur.
  • Plester khusus untuk menutup kelopak mata saat tidur.
  • Pemberat kelopak mata eksternal, yaitu alat yang dipasang di luar kelopak mata agar bisa tertutup.

2. Penyesuaian Kebiasaan dan Lingkungan Tidur

Selain memanfaatkan produk-produk di atas, Anda juga perlu mulai memperhatikan kebiasaan dan lingkungan tidur sehari-hari.

Beberapa kebiasaan sederhana biasanya dapat berpengaruh signifikan terhadap kualitas dan perilaku tidur. Untuk membantu penyembuhan, berikut ini penyesuaian yang perlu dilakukan:

  • Hindari konsumsi alkohol dan obat penenang sebelum tidur.
  • Pastikan mata bebas dari kotoran dan debu serta terjaga kelembapannya untuk mencegah risiko infeksi.
  • Saat terbangun, biasakan berkedip lebih sering dan sempurna supaya kelembapan mata terjaga.
  • Usahakan tidur dalam kondisi gelap agar cahaya tidak masuk dan membuat Anda terbangun.
  • Gunakan humidifier agar udara tidak terlalu kering.

3. Tindakan Operasi

Selanjutnya, cara mengatasi tidur mata terbuka bisa melibatkan tindakan operasi. Cara ini merupakan pilihan terakhir jika upaya-upaya di atas tidak membuahkan hasil. Beberapa pilihan operasinya antara lain:

  • Menjahit kelopak mata agar memperkecil bukaan kelopak mata.
  • Memasang implan emas kecil di kelopak mata sebagai pemberat agar mata dapat tertutup saat tidur. Tindakan ini memiliki efek samping berupa rasa tidak nyaman, pembengkakan, kemerahan, hingga memar.

Kapan Perlu ke Dokter?

Mata yang terbuka saat tidur memang sulit dideteksi sendiri. Namun, meminta orang lain untuk mengamati perilaku tidur Anda nyatanya juga belum cukup. Mungkin ada celah kecil di kelopak mata yang tertutupi bulu mata sehingga relatif sulit untuk dideteksi tanpa bantuan medis.

 

Maka, berkonsultasi dengan dokter bisa menjadi solusi yang tepat. Anda disarankan untuk berkonsultasi dan melakukan pemeriksaan mata saat mengalami gejala berikut:

  • Mata terasa sangat kering terutama di pagi hari. 
  • Perubahan penglihatan, misalnya buram atau tidak nyaman.
  • Sensasi seperti ada benda asing yang mengganjal di mata.

Sekian penjelasan mengenai kondisi tidur mata terbuka yang perlu Anda pahami. Memahami kondisi ini sejak awal bisa membantu Anda meminimalkan risiko gangguan mata yang lebih serius. 

 

Penanganan mandiri bisa dilakukan, namun pemeriksaan medis sangat dibutuhkan saat gejalanya berlangsung dalam waktu lama, terutama yang berhubungan dengan dry eye (mata kering). Jika merasa gejala tersebut sangat mengganggu, Anda dapat memanfaatkan Layanan Mata Kering dari JEC Hospitals and Eye Clinics.

 

Pemeriksaan mata kering di JEC dijalankan oleh tim dokter berpengalaman dan melibatkan teknologi canggih, seperti Dry Eye questionnaire, Ocular surface staining, Ferning test, hingga TearLab® osmometer. Semua prosedur mengutamakan keselamatan dan kenyamanan Anda.

 

Baca juga: Inilah 5 Dampak Mata Kurang Tidur yang Perlu Diketahui!

icon-doctor