Mata Monolid: Kenali Ciri dan Bedanya dengan Double Lid>
Mata monolid adalah bentuk kelopak mata yang banyak dimiliki oleh individu keturunan Asia Timur. Meski umum ditemukan, tidak sedikit orang yang masih merasa bingung dengan karakteristik bentuk mata ini dan membandingkannya dengan mata double eyelids.
Perbandingan antara mata monolid dan double eyelids sering menimbulkan berbagai persepsi, mulai dari tampilan estetika hingga anggapan keliru terkait fungsi penglihatan. Jika ingin memahami lebih dalam tentang mata monolid, Anda bisa simak artikel berikut ini.
Apa Itu Mata Monolid?
Mata monolid adalah bentuk kelopak mata yang tidak memiliki lipatan pada kelopak atas. Kondisi ini juga sering dikaitkan dengan epicanthal fold, yaitu lipatan kulit yang membentang dari sudut dalam mata hingga mendekati pangkal hidung dan alis.
Pada mata monolid, kulit kelopak atas terlihat halus tanpa garis pemisah sehingga bagian dalam mata tertutup sebagian. Hal ini dapat membuat mata jadi tampak lebih kecil karena jarak antara kelopak atas dan bawah terlihat lebih sempit.
Monolid Eyes vs. Double Eyelids
Mata double eyelids adalah bentuk kelopak mata dengan lipatan melengkung di antara garis bulu mata dan alis. Lipatan ini membagi kelopak mata atas menjadi dua bagian yang terlihat jelas saat mata terbuka. Alhasil, mata dengan double eyelids cenderung tampak lebih besar.
Sebaliknya, mata monolid tidak memiliki lipatan kelopak mata yang tampak di antara bulu mata dan alis. Ciri-ciri mata monolid, yakni permukaan kelopak mata atas yang terlihat lebih halus tanpa garis pemisah sehingga membuat mata cenderung tampak lebih kecil atau lebih sempit.
Meski demikian, terdapat beberapa kelebihan mata monolid, seperti tampilannya yang alami, unik, serta mampu memberikan kesan wajah yang lebih lembut dan bersih.
Penting untuk dipahami bahwa mata monolid bukanlah kelainan dan berbeda dengan kondisi medis seperti ptosis. Ptosis adalah kondisi ketika kelopak mata turun secara tidak normal dan dapat menutupi sebagian pupil yang dapat mengganggu penglihatan.
Berbeda dengan monolid yang tidak memengaruhi fungsi penglihatan, ptosis biasanya memerlukan evaluasi dan penanganan medis lebih lanjut.
Penyebab Mata Monolid
Mata monolid umumnya merupakan bentuk mata alami yang dipengaruhi oleh struktur anatomi kelopak mata. Kondisi ini tidak berbahaya dan tidak memerlukan penanganan medis.
Jika penasaran apa yang menyebabkan seseorang memiliki bentuk mata monolid, Anda bisa simak uraian di bawah ini untuk mengetahui beberapa penyebabnya.
1. Faktor Genetik (Keturunan)
Penyebab utama mata monolid adalah faktor genetik. Sekitar 50% orang dengan keturunan Asia memiliki mata monolid atau lipatan epicanthal. Struktur kelopak mata, otot, serta distribusi lemak di sekitar mata diwariskan secara turun-temurun dari orang tua.
2. Perkembangan Wajah pada Bayi dan Anak
Lipatan epicanthal juga sering ditemukan pada bayi dan anak kecil non-Asia, terutama sebelum batang hidung berkembang sempurna. Seiring pertumbuhan wajah, lipatan ini dapat berkurang atau menghilang dengan sendirinya.
Baca juga: Tahi Lalat di Mata Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya!
3. Fetal Alcohol Syndrome (FAS)
Bayi yang lahir dari ibu yang mengonsumsi alkohol selama kehamilan berisiko mengalami fetal alcohol syndrome. Kondisi ini dapat menyebabkan epicanthal fold serta berbagai gangguan lain, seperti masalah fisik, perilaku, dan kemampuan belajar.
4. Kondisi Genetik Tertentu
Epicanthal folds dan mata monolid juga dapat menjadi salah satu ciri wajah pada beberapa kondisi genetik, di antaranya:
- Down syndrome: Disebabkan oleh kelebihan satu kromosom, kondisi ini memengaruhi ciri fisik dan perkembangan intelektual.
- Turner syndrome: Hanya terjadi pada perempuan akibat kekurangan satu kromosom X, ditandai dengan perawakan pendek dan keterlambatan perkembangan.
- Phenylketonuria (PKU): Gangguan metabolisme yang menyebabkan penumpukan fenilalanin dalam darah dan dapat mengakibatkan kerusakan otak bila tidak ditangani.
- Williams syndrome: Menyebabkan ciri wajah khas, gangguan perkembangan, dan kesulitan belajar akibat kelainan pada kromosom 7.
- Noonan syndrome: Ditandai dengan ciri wajah khas dan masalah jantung, disebabkan oleh mutasi gen tertentu.
- Triple X syndrome (Trisomy X): Hanya memengaruhi perempuan yang memiliki kelebihan satu kromosom X.
- Zellweger syndrome: Gangguan serius pada sistem saraf dan metabolisme akibat mutasi gen PEX.
- Rubinstein-Taybi syndrome: Ditandai dengan ibu jari besar, jari kaki besar, perawakan pendek, dan disabilitas intelektual akibat mutasi gen CREBBP.
- Blepharophimosis syndrome: Gangguan perkembangan kelopak mata yang menyebabkan celah mata sempit dan kelopak mata turun, akibat mutasi gen FOXL2.
Cara Mengatasi Mata Monolid
Pada dasarnya, mata monolid adalah bentuk mata alami dan tidak memerlukan penanganan medis. Namun, jika Anda ingin mengubah atau menyesuaikan tampilannya karena alasan estetika, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Berikut beberapa di antaranya:
1. Dengan Teknik Makeup
Penggunaan teknik makeup yang tepat dapat membantu menciptakan ilusi lipatan kelopak mata. Teknik seperti contour pada kelopak mata, penggunaan eyeshadow gradasi, serta eyeliner tipis di garis bulu mata dapat membuat mata tampak lebih besar.
2. Perekat atau Tape Kelopak Mata
Perekat atau tape khusus kelopak mata dapat digunakan untuk membentuk lipatan sementara sehingga menyerupai double eyelids. Cara ini bersifat noninvasif dan hasilnya tidak permanen. Pastikan produk yang digunakan aman dan tidak menimbulkan iritasi pada mata.
3. Tindakan Operasi
Bagi yang menginginkan perubahan permanen, prosedur operasi seperti blepharoplasty atau epicanthoplasty dapat menjadi pilihan. Namun, tindakan ini bersifat elektif dan perlu dipertimbangkan secara matang dengan memahami risiko serta manfaatnya.
Baca juga: Kantung Mata Kendur: Penyebab dan Cara Menghilangkannya
Pilihan Operasi untuk Mengubah Mata Monolid
Pada dasarnya, mata monolid tidak memerlukan tindakan medis karena merupakan bentuk mata alami. Namun, apabila ingin prosedur operasi untuk alasan estetika, ada dua pilihan tindakan bedah yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Blepharoplasty (Operasi Kelopak Mata)
Blepharoplasty adalah prosedur operasi yang bertujuan membentuk lipatan pada kelopak mata atas sehingga mata monolid tampak seperti double eyelids.
Pada tindakan ini, dokter bedah akan membuat lipatan kelopak mata dan, bila diperlukan, mengangkat kelebihan kulit atau lemak agar lipatan terlihat lebih tegas dan proporsional.
2. Epicanthoplasty
Epicanthoplasty adalah prosedur bedah yang bertujuan memodifikasi lipatan epicanthal di untuk memanjangkan sudut dalam mata. Tindakan ini dapat membuat mata tampak lebih besar dengan cara memperpanjang bagian sudut dalam mata ke arah hidung.
Itulah penjelasan mengenai mata monolid, mulai dari pengertian, perbedaannya dengan double eyelids, hingga berbagai pilihan penanganan yang dapat dipertimbangkan.
Mata monolid pada dasarnya merupakan bentuk mata alami dan tidak berbahaya. Namun, pada kondisi tertentu, konsultasi dengan tenaga medis tetap penting untuk memastikan kesehatan dan fungsi kelopak mata Anda tetap optimal.
Apabila bentuk kelopak mata monolid Anda menimbulkan keluhan tertentu atau Anda mempertimbangkan tindakan medis untuk alasan fungsional maupun estetika, konsultasi dengan dokter tetap menjadi langkah penting yang patut dipertimbangkan.
JEC Eye Hospitals and Clinics menyediakan layanan Okuloplasti dan Rekonstruksi Orbita yang ditangani oleh dokter spesialis berpengalaman untuk berbagai kondisi kelopak mata.
Dengan dukungan fasilitas modern dan tenaga medis profesional, JEC Eye Hospitals and Clinics siap membantu memberikan penanganan mata yang aman dan sesuai kebutuhan Anda.
Baca juga: Operasi Kantung Mata: Tujuan, Prosedur, & Estimasi Biaya


ENG