Kalazion - Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatannya

  02 May 2025

  42 Views

Share
Kalazion

Apakah Anda merasakan benjolan seperti jerawat yang tumbuh di kelopak mata dan tidak terasa sakit? Kondisi ini mungkin bukan jerawat biasa, tapi kalazion. Meski tidak menimbulkan rasa nyeri, penderita kalazion cenderung merasa terganggu karena bisa memengaruhi penampilan.

 

Selain itu, kalazion yang semakin membesar juga bisa memengaruhi penglihatan. Lantas, bagaimana gangguan mata ini bisa terjadi? Apakah kalazion dapat disembuhkan? Mari simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Kalazion?

Kalazion adalah benjolan merah yang terbentuk di kelopak mata. Kondisi ini disebut juga sebagai kista kelopak mata atau kista meibom. Pada awalnya, kalazion mungkin terasa nyeri namun setelah beberapa waktu tidak terasa sakit.

 

Umumnya, kalazion terbentuk di kelopak mata atas, namun terkadang bisa juga terbentuk di kelopak mata bawah. Kondisi ini tidak umum dialami oleh anak-anak tetapi bisa saja terjadi. Sering kali, kalazion dialami oleh orang dewasa berusia 30-50 tahun.

Perbedaan Kalazion dan Bintitan

Kalazion dan bintitan (stye) merupakan dua kondisi dengan tampilan dan gejala yang hampir sama, bahkan sama-sama terbentuk akibat kelenjar minyak yang tersumbat. Bedanya, bintitan merupakan infeksi bakteri yang menyebabkan kelenjar membengkak.

 

Selain itu, bintitan biasanya muncul di tepi kelopak mata, sedangkan kalazion timbul di bagian dalam kelopak mata. Bintitan biasanya juga terasa nyeri, sedangkan kalazion tidak menyebabkan nyeri.

 

Baca juga: Selulitis Orbital, Pahami Gejala dan Cara Mengobatinya

Penyebab Kalazion

Kalazion terbentuk ketika ada sesuatu yang menghalangi kelenjar minyak kecil di kelopak mata yang terdiri atas kelenjar meibom dan kelenjar zeis. Kelenjar ini berfungsi membantu menjaga kelembapan mata. Jika kelenjar ini tersumbat, maka akan menahan minyak dan membengkak.

 

Pada akhirnya, cairan akan mengalir keluar ke jaringan sekitar dan menyebabkan respon peradangan pada jaringan kelopak mata di sekitarnya. Respon peradangan inilah yang memicu timbulnya benjolan keras berisi minyak dan cairan pada kelopak mata.

 

Terkadang, timbulnya kalazion berkaitan dengan masalah kesehatan lain, seperti:

 

  • Peradangan kelopak mata (blefaritis).
  • Rosacea.
  • Dermatitis seboroik.
  • Tuberkulosis.
  • Infeksi virus (jarang terjadi).

Faktor Risiko Kalazion

Kalazion bisa terjadi pada siapa saja. Namun, seseorang memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami gangguan mata ini bila mempunyai beberapa faktor risiko berikut ini:

 

  • Pernah mengalami kalazion sebelumnya.
  • Mengidap blefaritis kronis.
  • Memiliki kondisi kulit tertentu, seperti dermatitis seboroik atau rosacea.
  • Memiliki kulit kering.
  • Mengalami perubahan hormon.

Gejala Kalazion

Gejala utama kalazion adalah timbulnya benjolan di kelopak mata. Biasanya, kondisi ini memengaruhi kelopak mata bagian atas. Ketika pertama kali berkembang, kalazion mungkin terasa nyeri namun biasanya segera hilang dan hanya tersisa benjolan.

 

Seiring pertumbuhannya, benjolan tersebut akan semakin merah, bengkak, dan lunak. Adapun beberapa gejala lainnya adalah sebagai berikut:

 

  • Mata berair akibat iritasi.
  • Penglihatan kabur akibat benjolan yang membesar sehingga menekan bola mata.
  • Kelopak mata membengkak seluruhnya.

Baca juga: Pinguekula, Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Diagnosis Kalazion

Sebelum menegakkan diagnosis kalazion, dokter spesialis mata biasanya akan melakukan anamnesis (wawancara medis) terlebih dahulu mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan mata eksternal secara keseluruhan, mulai dari kelopak mata, bulu mata, dan tekstur kulit.

 

Kemudian, dokter mungkin juga memerlukan pemeriksaan kelopak mata secara menyeluruh menggunakan pencahayaan dan kaca pembesar untuk melihat pangkal bulu mata. Dokter juga akan memeriksa bukaan kelenjar minyak di bagian bawah kelopak mata.

Pengobatan Kalazion

Sebagian besar kasus kalazion bisa hilang dalam hitungan hari atau minggu tanpa pengobatan khusus. Namun, perawatan dapat membantu mempercepat proses penyembuhannya. Adapun beberapa pilihan pengobatan kalazion adalah sebagai berikut:

 

  • Pengobatan medis: Menggunakan obat tetes mata atau krim tertentu sesuai resep dokter. Jika pengobatan tersebut belum efektif, dokter mungkin akan meresepkan obat atau suntikan steroid untuk membantu mengatasi masalah ini.
  • Pengobatan rumah: Mengompres kalazion dengan air hangat menggunakan waslap bersih. Dokter biasanya memberikan petunjuk mengenai tata cara yang tepat untuk mengompresnya. Penderita juga disarankan memijat area tersebut dengan lembut untuk membantu membuka kelenjar, namun jangan memencet atau memecah kalazion.
  • Pengangkatan: Jika kalazion tak kunjung hilang dan semakin membesar, dokter mungkin menyarankan tindakan operasi untuk mengangkatnya. Namun, tindakan ini cukup jarang dilakukan.
  • Operasi: Tindakan operasi ini tidak memakan waktu lama, biasanya 15-20 menit. Pertama-tama, dokter akan membuat kelopak mata pasien mati rasa. Kemudian, dokter akan membuat sayatan kecil di kalazion. Hal ini memungkinkan cairan mengalir keluar. Jika diperlukan, dokter juga dapat mengangkat minyak yang mengeras di dalam kelopak mata. Biasanya, pasien tidak memerlukan jahitan setelah operasi ini.

Itulah penjelasan mengenai kalazion yang perlu dimengerti. Kalazion memang bukan kondisi berbahaya. Tetapi, jika dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan, kalazion bisa semakin membesar sehingga berisiko mengganggu fungsi penglihatan.

 

Oleh karena itu, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis mata untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

 

Bagi Sahabat JEC yang mengalami masalah ini, JEC menyediakan Layanan Okuloplasti dan Rekonstruksi Orbita yang khusus menangani gangguan pada kelopak mata, termasuk kalazion. Yuk, segera periksakan diri ke JEC dan dapatkan manfaatnya!

 

Baca juga: Abrasi Kornea, Kenali Penyebab dan Cara Mengobatinya

icon-doctor