Dakriosistitis - Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

  23 May 2025

  128 Views

Share
dakriosistitis

Dakriosistitis adalah kondisi peradangan atau infeksi pada kantung air mata yang biasanya disebabkan oleh sumbatan pada saluran nasolakrimal, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan air mata dari permukaan mata ke saluran hidung. Akibatnya, air mata tidak dapat mengalir dengan normal dan menumpuk, menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri.

 

Jenis sakit mata ini umumnya ditandai dengan pembengkakan, kemerahan, dan nyeri di sudut dalam mata dekat hidung. Meski sering dianggap ringan, dakriosistitis dapat berkembang menjadi infeksi serius jika tidak segera ditangani. Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Dakriosistitis? 

Dakriosistitis adalah suatu kondisi ketika kantung air mata mengalami peradangan dan infeksi. Kantung air mata disebut juga sebagai kantung lakrimal yang mengarah dari permukaan mata ke saluran hidung (saluran nasolakrimal). Semuanya merupakan bagian dari sistem air mata.

 

Ketika sistem ini bekerja sebagaimana mestinya, air mata akan mengalir dari mata ke saluran dan masuk ke saluran hidung. Namun, pada kondisi dakriosistitis, jalur tersebut mengalami penyumbatan.

 

Penyumbatan tersebut dapat terjadi di kantung, di saluran yang digunakan air mata untuk mengalir atau di saluran nasolakrimal. Ketika tidak dapat bergerak, cairan yang mengandung air mata dapat menjadi stagnan dan terinfeksi.

Jenis-Jenis Dakriosistitis

Penyakit dakriosistitis terbagi menjadi dua jenis, yaitu akut (jangka pendek) dan kronis (jangka panjang). Dakriosistitis akut terjadi secara tiba-tiba dan sembuh dengan cepat, biasanya berlangsung kurang dari tiga bulan.

 

Sementara itu, dakriosistitis kronis berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Perbedaan lainnya adalah dakriosistitis kronis lebih sering dikaitkan dengan kondisi sistemik (seluruh tubuh) dan autoimun

 

Selain dakriosistitis akut dan kronis, kondisi ini juga dapat diklasifikasikan berdasarkan waktu terjadinya atau asal kemunculannya. Dakriosistitis bisa bersifat bawaan sejak lahir, yang dikenal sebagai dakriosistitis kongenital, maupun muncul setelah seseorang tumbuh besar atau dewasa, yang disebut dakriosistitis akuisita. Berikut masing-masing penjelasannya:

 

  • Dakriosistitis kongenital terjadi terutama karena cairan ketuban tidak sepenuhnya keluar dari sistem saluran air mata setelah bayi lahir. Jika cairan ini terinfeksi, maka disebut dakriosistitis neonatal.
  • Dakriosistitis akuisita terjadi akibat faktor lain, seperti patah tulang di sekitar mata, operasi, tumor, atau penggunaan obat-obatan tertentu sehingga terjadi penyumbatan.

Baca juga: Apa Itu Konjungtivitis? Kenali Penyebab Hingga Pencegahannya!

Penyebab Dakriosistitis

Dakriosistitis disebabkan oleh sumbatan pada saluran air mata. Sumbatan tersebut mengganggu aliran air mata dari mata ke rongga hidung. Adapun beberapa faktor yang bisa menyebabkan dakriosistitis adalah sebagai berikut:

 

  • Bertambahnya usia.
  • Sering terjadi pada orang dewasa berusia di atas 40 tahun.
  • Trauma (cedera fisik), seperti patah tulang atau operasi pada hidung.
  • Kondisi medis tertentu yang melibatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Peradangan atau infeksi tertentu, seperti sinusitis.
  • Memiliki struktur hidung yang abnormal, seperti septum deviasi atau memiliki polip hidung.
  • Tumor.
  • Obat-obatan tertentu.

Gejala Dakriosistitis

Gejala dakriosistitis sering kali tampak jelas di area sekitar mata, dan bisa menimbulkan rasa tidak nyaman hingga nyeri. Secara umum, tanda dan gejala dakriosistitis adalah sebagai berikut:

 

  • Nyeri mata.
  • Bengkak di sekitar mata bagian dekat hidung (inner corner).
  • Mata berair berlebihan.
  • Kemerahan di area mata bagian dekat hidung.
  • Abses (bernanah).
  • Demam. 

Tanda dan gejala dakriosistitis kronis umumnya tidak seberat atau separah dakriosistitis akut. Pada kasus kronis, mata mungkin berair dan biasanya tidak disertai dengan demam.

 

Baca juga: Mengenal Diplopia, Penyebab, Gejala, hingga Pengobatannya

Diagnosis Dakriosistitis

Sebelum menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan anamnesis (wawancara medis) mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien. Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan mata. Selanjutnya, dokter dapat melakukan pemeriksaan tambahan guna mengonfirmasi diagnosis. Pemeriksaan ini meliputi:

 

  • Pengambilan sampel cairan untuk dikultur di laboratorium. Tujuannya untuk mengetahui jenis kuman yang menyebabkan infeksi.
  • Tes darah untuk memeriksa kadar sel darah putih.
  • Fluorescein dye disappearance test untuk menilai apakah ada penyumbatan di saluran air mata.
  • CT scan mata.
  • MRI.
  • Endoskopi hidung.
  • Dacryocytography. 

Cara Mengobati Dakriosistitis

Jika dakriosistitis disebabkan oleh bakteri, dokter dapat meresepkan antibiotik oral atau intravena (melalui suntikan), maupun salep atau obat tetes antibiotik. Pengobatan konservatif (non bedah), seperti menggunakan kompres hangat dan memijat area di sekitar mata yang terdampak dengan lembut, juga dapat meredakan beberapa gejala.

 

Sementara itu, bayi dengan dakriosistitis neonatal (bawaan lahir) yang mengalami episode kekambuhan berulang kemungkinan akan sembuh dalam waktu sekitar satu tahun.

 

Saran pengobatan dakriosistitis lainnya adalah operasi. Dokter mungkin merekomendasikan prosedur dacryocystorhinostomy (DCR), yaitu prosedur untuk meningkatkan aliran drainase mata jika pasien belum juga sembuh, dan tetap sering kambuh meskipun sudah mengonsumsi antibiotik dan melakukan pengobatan konservatif lainnya.

 

Selain itu, DCR juga menjadi pilihan utama dokter dalam mengobati dakriosistitis kronis. Operasi DCR dilakukan dengan menciptakan jalur baru untuk air mata pasien.

 

Demikian penjelasan tentang dakriosistitis yang perlu Anda pahami. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi serius, termasuk penyebaran infeksi ke jaringan sekitarnya hingga abses.

 

Apabila Anda atau kerabat mengalami gejala seperti bengkak, nyeri, dan keluarnya cairan dari sudut mata, percayakan kesehatan mata di JEC untuk diagnosis dan penanganan yang menyeluruh. JEC menyediakan Layanan Infeksi dan Imunologi Mata dengan dukungan tim dokter spesialis berpengalaman serta teknologi diagnostik terkini.

 

Baca juga: Apa itu Miopi? Pahami Gejala, Penyebab, & Cara Mengobatinya

icon-doctor