Buta warna parsial sering kali tidak disadari sejak dini karena penderitanya masih bisa melihat sebagian besar warna dengan normal. Namun, kondisi ini bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari, mulai dari kesulitan membedakan warna lampu lalu lintas hingga memilih pakaian.
Agar lebih memahami kondisi ini, mari simak pembahasan lebih lanjut tentang buta warna parsial, penyebab, jenis-jenis, hingga cara menanganinya di bawah ini.
Apa Itu Buta Warna Parsial?
Buta warna parsial adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan membedakan warna tertentu, namun masih bisa melihat warna lainnya dengan normal. Tidak seperti buta warna total, seseorang yang menderita buta warna parsial tetap dapat mengenali sebagian besar warna, hanya saja ada beberapa spektrum warna yang terlihat mirip atau sulit dibedakan.
Misalnya, warna merah bisa tampak seperti cokelat atau hijau terlihat seperti abu-abu. Kondisi ini umumnya tidak membahayakan, tetapi dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari, terutama pada pekerjaan yang membutuhkan ketelitian terhadap warna.
Penyebab Buta Warna Parsial
Penyebab buta warna parsial bisa berbeda pada setiap orang, mulai dari faktor bawaan hingga kondisi yang muncul seiring waktu. Berikut beberapa penyebab utama yang perlu diketahui:
1. Faktor Genetik (Keturunan)
Sebagian besar kasus buta warna parsial diturunkan dari orang tua, terutama melalui kromosom X. Maka dari itu, laki-laki lebih sering mengalami kondisi ini dibanding perempuan karena mereka hanya memiliki satu kromosom X sehingga bila mewarisi gen tersebut akan langsung mengalami buta warna. Buta warna parsial yang disebabkan oleh genetik biasanya sudah ada sejak lahir dan bertahan seumur hidup.
2. Kerusakan Retina
Adanya gangguan pada sel kerucut retina dapat menjadi pemicu buta warna parsial. Sel ini berfungsi untuk mengenali warna sehingga akan menyebabkan penurunan kemampuan mata dalam membedakan warna tertentu jika terjadi kerusakan. Kerusakan ini bisa terjadi akibat trauma mata, penyakit degeneratif, atau infeksi.
3. Gangguan Saraf Optik
Kerusakan atau gangguan pada saraf penghubung mata ke otak bisa memengaruhi cara otak menerima dan mengolah informasi warna. Hal ini membuat warna tertentu terlihat samar atau tidak sesuai kenyataannya.
4. Faktor Penuaan
Seiring bertambahnya usia, sensitivitas mata terhadap cahaya dan warna bisa menurun sehingga memicu buta warna parsial. Selain itu, lensa mata juga bisa menguning seiring usia sehingga mengubah persepsi warna.
5. Efek Samping Obat-Obatan
Beberapa jenis obat, terutama untuk menangani mengatasi masalah jantung, tekanan darah, atau infeksi, dapat menimbulkan gangguan sementara dalam penglihatan warna. Meski begitu, gejala ini biasanya membaik setelah penggunaan obat dihentikan.
6. Paparan Zat Kimia Berbahaya
Kontak jangka panjang dengan bahan kimia tertentu, seperti karbon disulfida atau pupuk kimia, dapat menurunkan fungsi penglihatan warna. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang yang bekerja di lingkungan industri tanpa perlindungan mata yang memadai.
Jenis-Jenis Buta Warna Parsial
Pertanyaan yang sering muncul terhadap penderita buta warna parsial salah satunya adalah “buta warna parsial tidak bisa melihat warna apa?”.
Jawabannya tergantung pada jenis buta warna parsial yang dialami karena setiap jenis memiliki ciri tersendiri dalam memengaruhi cara penderitanya melihat warna. Namun, yang paling sering terjadi adalah buta warna merah-hijau.
Berikut penjelasan mengenai beberapa jenis buta warna parsial:
1. Deuteranopia
Deuteranopia adalah jenis buta warna parsial ketika seseorang ditemukan kesulitan membedakan warna hijau. Akibatnya, warna hijau sering terlihat mirip dengan merah atau cokelat.
Hal ini bisa membingungkan penderitanya dalam aktivitas sehari-hari, seperti membaca peta atau melihat sinyal lampu. Saat berkendara, penderita deuteranopia mungkin kerap mengalami kesulitan membedakan antara lampu lalu lintas hijau dan kuning.
2. Protanopia
Pada buta warna parsial protanopia, seseorang akan mengalami kesulitan mengenali warna merah. Warna merah biasanya terlihat lebih gelap atau bahkan hampir menyerupai hitam, sehingga sulit membedakan objek yang berwarna merah dengan hijau atau cokelat di sekitarnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kondisi ini bisa menimbulkan kesulitan dalam memilih buah matang karena merah pada apel atau stroberi tidak terlihat jelas.
3. Protanomali
Jenis buta warna parsial ini membuat sensitivitas mata terhadap warna merah menurun. Penderitanya masih bisa melihat merah, tetapi tampilannya tampak lebih pudar atau keabu-abuan, yang membuat perbedaan antara merah, oranye, dan cokelat menjadi tidak begitu jelas.
Contohnya, ketika memilih pakaian, seorang penderita protanomali bisa saja mengira baju berwarna merah marun sebagai cokelat tua.
4. Deuteranomali
Deuteranomali adalah kondisi buta warna parsial yang paling sering terjadi. Pada kasus ini, penderitanya tetap dapat mengenali warna hijau, tetapi warnanya terlihat kurang jelas atau pudar sehingga sering tertukar dengan warna lain, terutama merah, saat berada dalam kondisi pencahayaan tertentu.
Hal ini bisa membuat penderita kondisi deuteranomali salah dalam memilih suatu barang berwarna hijau, misalnya mengira paprika hijau sebagai paprika merah.
Baca Juga: Buta Warna - Gejala, Jenis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Cara Menangani Buta Warna Parsial
Sebelum dilakukan penanganan, penderita buta warna parsial perlu melewati tes terlebih dahulu, seperti tes Ishihara yang menampilkan pola angka atau bentuk dari titik-titik berwarna atau tes lainnya yang lebih mendetail. Tes ini membantu mengetahui spektrum warna mana yang sulit dibedakan.
Selain itu, berikut adalah beberapa pilihan cara menyembuhkan buta warna parsial yang dapat diupayakan:
1. Menggunakan Kacamata Khusus Buta Warna
Kacamata ini dirancang dengan lensa berfilter khusus yang membantu meningkatkan kontras dan memperjelas perbedaan warna. Meskipun tidak dapat mengatasi buta warna parsial secara permanen, alat ini dapat mempermudah penderitanya menjalani aktivitas sehari-hari dan membantu penglihatan agar lebih nyaman.
2. Memanfaatkan Aplikasi Pengenal Warna
Aplikasi di ponsel dapat membantu penderita buta warna parsial mengenali warna secara cepat melalui kamera. Fitur ini berguna saat memilih pakaian, membaca grafik, atau memahami peta berwarna dengan dukungan teknologi yang memadai.
3. Pelatihan Adaptasi Visual
Dengan rutin melakukan latihan, otak penderita buta warna parsial bisa belajar mengenali warna tertentu melalui konteks atau pola. Cara ini dapat membantu menyesuaikan diri dengan keterbatasan penglihatan warna.
4. Menjaga Kesehatan Mata Secara Umum
Tak hanya mengonsumsi makanan bergizi, seseorang yang memiliki kondisi buta warna parsial juga perlu rutin memeriksakan kesehatan mata dan melindungi mata dari paparan bahan kimia berbahaya. Cara ini dapat mencegah kondisi buta warna parsial menjadi lebih buruk.
5. Berhenti Mengonsumsi Obat-Obatan
Jika buta warna parsial diakibatkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu, lebih baik hentikan penggunaannya terlebih dahulu. Terlebih, jika aktivitas sehari-hari memerlukan tingkat ketelitian tinggi terhadap warna.
Umumnya, buta warna parsial bisa sembuh dengan sendirinya setelah berhenti mengonsumsi obat-obatan tersebut.
6. Menyesuaikan Lingkungan Kerja dan Belajar
Apabila bekerja dengan tingkat ketelitian warna yang tinggi, penderita buta warna parsial dapat meminta penggunaan kode tambahan selain warna, seperti simbol atau teks untuk mempermudah dan meminimalkan hambatan saat memahami informasi visual.
Itulah ulasan mengenai buta warna parsial yang perlu Anda ketahui. Meski tidak mengancam kesehatan secara langsung, kondisi ini dapat berpengaruh pada aktivitas maupun pekerjaan. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan pemeriksaan buta warna parsial sedini mungkin sehingga dapat mendeteksi masalah penglihatan terkait sistem saraf mata.
Pemeriksaan buta mata dapat dilakukan di JEC Eye Hospitals and Clinics yang menyediakan layanan Eye Check untuk membantu deteksi kelainan atau masalah penglihatan sejak dini, bahkan pada kelainan yang tidak menunjukkan gejala.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan tes buta warna secara online. Melalui layanan yang didukung oleh teknologi mutakhir dan standar pelayanan tinggi, Anda dapat menjaga kesehatan mata sekaligus mendukung kenyamanan penglihatan untuk beraktivitas sehari-hari.
Baca Juga: Jenis-Jenis Buta Warna yang Umum, Tes, & Pengobatannya