Buta warna adalah gangguan terhadap penglihatan yang menyebabkan mata tidak dapat melihat dan membedakan warna. Kondisi medis ini disebut juga dengan defisiensi penglihatan warna. Secara umum, terdapat beberapa jenis buta warna.
Namun, tidak banyak orang mengetahui hal tersebut. Banyak yang berpikir bahwa penderita buta warna hanya bisa melihat hitam dan putih, padahal sebenarnya tidak. Oleh karena itu, mari simak penjelasan lebih jauh terkait jenis buta warna di artikel ini.
Jenis-Jenis Buta Warna
Sebenarnya, buta warna termasuk kondisi medis yang cukup kompleks dan terbagi dalam beberapa jenis. Adapun beberapa jenis buta warna tersebut adalah sebagai berikut:
1. Buta Warna Merah dan Hijau
Jenis buta warna yang pertama adalah merah dan hijau. Jenis ini termasuk ke dalam buta warna parsial, yakni kondisi di mana penderitanya kesulitan melihat serta membedakan warna merah dan hijau. Secara umum, kondisi ini diwariskan dan banyak dialami oleh laki-laki.
Buta warna merah dan hijau dapat terjadi karena fungsi fotopigmen pada sel sensitif panjang gelombang merah serta hijau tidak bekerja dengan baik. Jenis buta warna ini terbagi ke dalam empat kategori, antara lain:
- Protanomaly: Penderita jenis ini biasanya melihat warna merah, kuning, serta oranye tampak lebih hijau atau warnanya cenderung kurang cerah. Biasanya buta warna ini bersifat ringan dan tidak menimbulkan masalah yang signifikan di kehidupan sehari-hari.
- Deuteranomaly: Buta warna hijau lemah di mana penderitanya melihat warna hijau serta kuning tampak seperti lebih merah dan kesulitan dalam membedakan antara warna biru dengan ungu.
- Deuteranopia: Buta hijau di mana penderitanya cenderung melihat warna hijau seperti krem dan warna merah yang tampak kuning kecokelatan.
- Protanopia: Bagi penderita buta warna ini, warna merah akan tampak seperti warna abu-abu gelap. Mereka juga akan melihat beberapa nuansa kuning, hijau, dan oranye menjadi warna kuning saja.
2. Buta Warna Biru dan Kuning
Buta warna biru dan kuning juga merupakan buta warna parsial lainnya selain merah-hijau. Jenis ini bisa terjadi karena fotopigmen kerucut biru tidak berfungsi dengan benar. Buta warna biru dan kuning bisa dialami oleh perempuan maupun laki-laki.
Meskipun demikian, buta warna biru dan kuning lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan tipe lainnya. Biasanya, penderita tipe buta warna ini sukar untuk membedakan antara kuning dan merah serta biru dengan hijau. Ada dua kategori dalam buta warna ini, yakni:
- Tritanopia: Penderitanya akan melihat biru seperti hijau dan warna kuning akan tampak ungu atau abu-abu muda.
- Tritanomaly: Kondisi ini membuat penderitanya melihat biru seperti lebih hijau serta kesulitan membedakan antara merah muda dari merah dan kuning.
3. Buta Warna Total
Melansir dari National Eye Institute, ketika mengalami buta warna total, maka tidak bisa melihat warna sama sekali. Kondisi ini disebut juga dengan monokromasi. Buta warna total jarang terjadi. Hanya dialami oleh 1 dari 33.000 orang. Buta warna total terdiri dari dua kategori, yakni:
- Monokromasi batang (akromatopsia): Jenis buta warna yang paling parah sebab fotopigmen dari sel kerucut sama sekali tidak berfungsi dengan benar. Alhasil, dunia terlihat seperti hitam, putih, dan abu-abu layaknya televisi zaman dahulu. Selain itu, penderitanya juga cenderung sensitif terhadap cahaya dan mengalami nystagmus (gerakan mata tidak terkontrol).
- Monokromasi kerucut: Penderita tipe ini sulit membedakan satu warna dari warna lain sebab 2 dari 3 fotopigmen sel kerucut (biru, merah, atau hijau) tidak dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya, penderita monokromasi kerucut mungkin akan mengalami miopi dan nystagmus.
Baca juga: Glaukoma : Deteksi, Pengobatan dan Terapi
Tes Buta Warna
Saat mengalami buta warna, artinya Anda tidak bisa melihat warna-warna tertentu sebagaimana kebanyakan orang. Jika mengalami hal ini, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter mata agar mendapatkan pemeriksaan untuk memastikan kondisi yang terjadi.
Nah, berikut ini adalah beberapa tes buta warna yang sering kali digunakan oleh dokter spesialis mata untuk memeriksa dan mendiagnosis kelainan penglihatan warna pada pasien:
1. Tes Ishihara
Tes buta warna ini ditemukan oleh Shinobu Ishihara, yaitu seorang ophthalmology dari Jepang. Tes Ishihara umumnya digunakan untuk mengetahui buta warna parsial, terutama merah dan hijau. Tes ini ada 24 halaman berupa titik-titik warna yang membentuk suatu pola angka.
Nantinya, Anda harus membaca pola-pola angka tersebut. Jika mempunyai buta warna merah dan hijau, maka akan sulit membaca beberapa halaman serta memiliki jawaban yang berbeda daripada orang dengan penglihatan normal atau bahkan tidak bisa melihat angka sama sekali.
Pada tes ini, terdapat beberapa bagian yang dikhususkan untuk dibaca oleh orang dengan buta warna parsial. Bagi orang yang penglihatan normal, mereka biasanya tidak akan menemukan keberadaan angka. Namun, penderita buta warna parsial justru dapat melihat adanya angka.
2. Tes Farnsworth-Munsell 100-Hue (Tes Hue)
Tes buta warna ini dilakukan dengan cara mengurutkan warna-warna tertentu untuk membentuk suatu gradasi. Biasanya, pengurutan dimulai dari warna paling terang ke yang tergelap. Beberapa warna yang umum dipakai pada tes Hue adalah oranye, merah, kuning, hijau, nila, biru, dan ungu.
Tes ini digunakan untuk mengenali permasalahan pada penglihatan warna sebagai syarat kualifikasi pada profesi, seperti fotografer dan desainer grafis. Nantinya, hasil tes akan dijumlahkan guna menentukan seberapa berat atau ringan kondisi buta warna yang sedang dialami.
3. Tes Anomaloskop
Pengujian buta warna ini menggunakan alat bernama anomaloskop. Tes ini termasuk yang paling akurat karena pasien akan diminta menyesuaikan warna-warna di dalam alat anomaloskop dengan cara memutar beberapa tombolnya.
Pada anomaloskop ada sebuah lingkaran yang dibagi ke dalam kuning dan merah-hijau. Pasien hanya perlu menunjukkan warna yang serupa dengan dua lingkaran tersebut.
4. Tes Cambridge
Tes buta warna Cambridge hampir sama dengan tes Ishihara. Hanya saja, tes ini menggunakan media komputer. Pada tes Cambridge, Anda sebagai pasien akan dibimbing untuk melihat ke arah layar komputer dan mulai mengidentifikasi manakah huruf ‘C’ yang memiliki warna paling berbeda di antara warna lainnya.
5. Tes Hardy-Rand-Rittler (HRR)
Tes Hardy-Rand-Rittler merupakan tes untuk mengetahui keseluruhan dari tipe buta warna parsial. Tes buta warna ini terdiri atas empat bagian. Hasil tes inilah yang kemudian akan diolah guna mendiagnosis jenis gangguan penglihatan warna apa yang sedang diderita.
Pada tes ini, pasien akan diminta melihat ke beberapa bentuk gambar, seperti lingkaran atau segitiga. Tidak hanya buta warna, HRR juga berguna untuk mendeteksi penurunan kemampuan dalam melihat warna yang menjadi salah satu gejala penyakit mata, seperti neuropati optik.
Baca juga: Selulitis Orbital, Pahami Gejala dan Cara Mengobatinya
Cara Mengobati Buta Warna
Pengobatan untuk buta warna sebenarnya tidak ada. Tetapi, dokter spesialis mata biasanya akan menyarankan pasien buta warna untuk menggunakan kacamata dan lensa kontak khusus.
Dengan demikian, penderita buta warna dapat sedikit terbantu untuk mendeteksi beberapa warna. Namun, untuk menerima penanganan yang tepat, Anda memang perlu berkonsultasi dengan dokter mata agar menemukan solusi atas kondisi ini secara tepat sesuai kebutuhan.
Itulah pemaparan informasi mengenai jenis buta warna, tes, dan cara mengobatinya yang penting untuk dipahami. Walaupun tidak menimbulkan masalah yang serius, seperti kecacatan, namun gangguan penglihatan warna ini dapat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, penting sekali untuk rutin memeriksakan kondisi mata, termasuk buta warna. Dengan demikian, jika terdapat masalah penglihatan terkait sistem saraf mata, maka bisa diketahui sedini mungkin.
JEC menyediakan Layanan Neuro-Oftalmologi yang dapat membantu Anda mendeteksi gangguan saraf optik, pergerakan bola mata, hingga sistem saraf pusat. Melalui layanan ini, Anda bisa berdiskusi mendalam dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.
Mari dapatkan solusi dan perawatan mata secara tepat demi kualitas hidup yang lebih baik bersama ahlinya di JEC!
Baca juga: Mengenal Lensa Intraokular dan Macam-Macam Jenisnya