Miopi adalah kondisi mata yang sulit melihat objek jarak jauh, namun tampak jelas apabila objeknya berjarak dekat. Kondisi ini lebih dikenal dengan istilah rabun jauh atau mata minus. Penderita miopi pada umumnya tidak memerlukan penanganan khusus.
Tetapi, gangguan mata ini bisa semakin mengganggu penderita, baik secara perlahan atau dalam waktu cepat. Jadi, Anda tetap harus waspada terhadap kondisi mata ini. Mari simak informasi lebih jauh terkait miopi dalam pembahasan berikut!
Apa Itu Miopi (Rabun Jauh)?
Miopi adalah kelainan refraksi mata. Miopi dapat juga dikatakan sebagai kondisi ketika kornea mata menebal sehingga bayangan objek tidak berfokus ke retina, melainkan jauh di depannya. Akibatnya, Anda tidak bisa secara jelas melihat objek dalam jarak normal atau jauh.
Agar Anda bisa melihat objek dengan lebih jelas, maka objek harus benar-benar dalam jarak yang dekat. Rabun jauh dapat dialami oleh siapa saja. Umumnya, kondisi ini menyerang anak-anak dan remaja.
Apabila kondisi tersebut diabaikan, maka berpotensi menimbulkan efek yang negatif, yaitu kegiatan sehari-hari menjadi terganggu sehingga berakibat pada turunnya performa saat bekerja atau belajar.
Jenis-Jenis Miopi
Dilansir dari American Academy of Ophthalmology, miopi terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besar koreksi yang dibutuhkan, antara lain:
- Miopi ringan/rendah, umumnya kurang dari 3 dioptri.
- Miopi sedang, yaitu 3–6 dioptri.
- Miopi parah/tinggi, yakni lebih tinggi dari 6 dioptri.
Anak-anak yang mengalami mata minus biasanya mengalami peningkatan atau perkembangan seiring bertambahnya usia. Namun, kondisinya akan cenderung lebih stabil di usia 20 dan 40-an.
Penyebab Miopi
Salah satu penyebab miopi adalah karena mata tidak dapat memfokuskan sinar cahaya di area yang semestinya, yaitu jaringan saraf di bagian belakang mata (retina), namun justru fokus di area depan retina.
Kondisi tersebut disebabkan oleh jarak antara retina dan kornea mata yang terlalu jauh serta bentuk bola mata yang lebih panjang daripada bola mata normal. Saat cahaya tidak terfokus pada retina sebagaimana mestinya, maka objek yang jauh akan terlihat kabur dan yang dekat akan tampak lebih jelas.
Faktor Risiko Miopi
Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang menderita rabun jauh, yaitu sebagai berikut:
- Faktor genetik. Jika salah satu dari orang tua kandung menderita miopi, maka ada kemungkinan akan diwariskan kepada keturunannya.
- Kebiasaan dalam menonton televisi dan membaca buku dengan jarak terlalu dekat.
- Faktor lingkungan, seperti kurangnya waktu untuk berkegiatan di luar rumah juga dapat meningkatkan risiko rabun jauh karena cahaya di dalam ruangan lebih terbatas.
- Menggunakan komputer atau gadget dalam jangka waktu yang lama.
Baca juga: Memahami Mitos dan Fakta Seputar Pengobatan Mata Minus secara Alami
Gejala Miopi
Berikut ini adalah beberapa gejala miopi yang dapat diamati:
- Penglihatan tampak kabur saat melihat benda dalam jarak yang jauh.
- Sakit kepala sebab mata kelelahan,
- Agar bisa melihat dengan jelas, maka harus menyipitkan atau menutup sebagian kelopak mata.
- Mengalami kesulitan dalam berkendara, terutama di malam hari.
- Ketegangan mata.
Pada anak-anak usia sekolah, mereka mungkin akan kesulitan untuk melihat tulisan di papan tulis atau proyeksi layar. Selain itu, anak-anak juga mungkin akan mengalami beberapa gejala miopi sebagai berikut:
- Terus-menerus menggosok mata.
- Kesulitan melihat papan tulis jika duduk di bangku belakang.
- Tampak tidak menyadari saat ada benda yang jatuh.
- Sering berkedip dan terus menyipitkan mata.
- Harus mendekatkan layar ke wajah atau duduk lebih dekat ke televisi.
Diagnosis Miopi
Ketika melakukan pemeriksaan mata, dokter akan melakukan anamnesis terlebih dahulu sebelum mendiagnosis adanya miopi dengan menanyakan beberapa hal berikut:
- Gejala apa saja yang muncul.
- Sejak kapan gejala tersebut dialami.
- Kemudian, bagaimana tingkat keparahan gejala tersebut.
Setelahnya, dokter akan memeriksa kondisi mata, salah satunya terkait ketajaman penglihatannya. Dokter akan meminta pasien untuk membaca Snellen Chart dan menyebutkan huruf atau angka yang terdapat di bagan tersebut dalam jarak 6 meter, mulai dari ukuran paling besar ke paling kecil.
Apabila terdapat kemungkinan adanya miopi, maka pasien akan diminta menyebutkan kembali huruf atau angka dengan bantuan lensa minus yang diletakkan di dalam refraktor. Lensa akan diganti oleh dokter sampai menemukan ukuran yang sesuai dengan pasien.
Pemeriksaan tersebut dilakukan pada kedua mata secara bergantian. Jika penglihatan masih terganggu, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan pupil, retina serta saraf mata, gerakan mata, penglihatan samping, dan lain sebagainya.
Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Membawa Anak Cek Mata Minus?
Pengobatan Miopi
Metode pengobatan rabun jauh atau miopi cukup beragam, yaitu dengan bantuan kacamata atau lensa kontak dan koreksi refraksi laser. Adapun penjelasan terkait pengobatan rabun jauh (miopi) adalah sebagai berikut:
1. Kacamata atau Lensa Kontak
Cara pengobatan mata rabun jauh ini terbilang sederhana sekaligus terjangkau. Meski begitu, pemilihan lensa kontak atau kacamata minus harus disesuaikan kebutuhan dan kenyamanan. Hindari penggunaan lensa sambil tidur dan selalu jaga kebersihannya supaya tidak terjadi infeksi mata.
2. Koreksi Refraksi Laser
Cara mengobati mata rabun jauh selanjutnya adalah melalui pembedahan atau operasi refraktif. Melansir dari National Library of Medicine, koreksi refraksi laser dilakukan dengan merombak atau mengubah bentuk kornea menggunakan laser.
Prosedur pencegahan rabun jauh ini juga melibatkan penggunaan laser eksimer. Konsep koreksi refraksi laser ini didasarkan pada fakta bahwa 80% refraksi cahaya terjadi pada permukaan kornea. Mengubah permukaan kornea bisa mengubah pola refraksi pula.
Pencegahan Miopi
Miopi atau rabun jauh tidak bisa dicegah secara sepenuhnya. Namun, ada beberapa cara mencegah miopi agar tidak semakin memburuk atau memperlambat perkembangannya. Adapun cara mencegah miopi adalah sebagai berikut:
- Menyeimbangkan kegiatan di luar dan dalam ruangan.
- Memperbanyak konsumsi sayur dan buah yang mengandung vitamin A dan D.
- Melakukan pemeriksaan mata secara rutin.
- Mengistirahatkan mata secara berkala ketika bekerja dengan laptop atau gadget.
- Menggunakan kacamata atau lensa kontak sesuai ukuran.
Demikian penjelasan mengenai miopi yang perlu Anda ketahui dan pahami. Apabila Anda merasa sering mengalami gejala miopi, jangan diabaikan!
Sebaiknya segera periksakan kondisi tersebut dengan mengunjungi JEC Eye Hospitals and Clinics untuk memperoleh diagnosis akurat dan penanganan dari dokter yang berpengalaman. Melalui layanan Eye Check, JEC akan membantu Anda mendeteksi permasalahan mata serta memberikan perawatan yang tepat.
Tentunya, eye check sangat dibutuhkan, terutama bagi Anda yang mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit mata (turunan secara genetik). Yuk, periksakan kondisi mata dari sekarang dan percayakan kesehatan mata pada ahlinya di JEC!
Baca juga: Mata Minus dan LASIK: Solusi untuk Masalah Penglihatan Anda