Vitreous, Retina And Choroid Disorders

  08 Aug 2019

  7,603 Views

Share

Posterior Vitreous Detachment (PVD)

(Lepasnya Vitreus Posterior)

Penyebab

Posterior Vitreous Detachment (PVD) adalah kondisi di mana gel vitreus (cairan seperti gel yang mengisi bagian dalam bola mata) terlepas dari retina, yaitu lapisan tipis di bagian belakang mata.

Kondisi ini umumnya terjadi secara alami pada usia di atas 40 tahun, namun bisa terjadi lebih cepat pada:

  • Penderita rabun jauh tinggi (miopia berat)
  • Cedera tumpul pada mata
  • Peradangan retina

Gejala

Penderita biasanya merasakan adanya bayangan atau bentuk-bentuk melayang di penglihatan yang bergerak mengikuti pergerakan mata (floaters).

Bentuk bayangan bisa menyerupai:

  • Titik-titik
  • Garis halus seperti rambut
  • Awan
  • Serangga kecil seperti nyamuk

Selain itu, beberapa orang juga merasakan kilatan cahaya (flashes) di sudut penglihatan, terutama saat di tempat gelap.

Penanganan

Lepasnya vitreus adalah proses alami akibat penuaan dan umumnya tidak memerlukan pengobatan khusus.

Beberapa hal yang bisa dilakukan:

  • Istirahat cukup
  • Konsumsi makanan atau suplemen yang mengandung antioksidan

 

Retina Detachment 

(Lepasnya Retina)

Penyebab

Retinal detachment adalah kondisi ketika retina terlepas dari struktur pendukungnya, yaitu epitel pigmen retina (Retinal Pigment Epithelium).

Pelepasan retina dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme:

  • Regmatogen: terjadi akibat robekan atau sobekan pada retina
  • Traksional: disebabkan oleh tarikan membran fibrotik pada permukaan retina
  • Eksudatif: akibat peradangan atau penumpukan cairan di bawah retina

Gejala

Gejala bervariasi, mulai dari:

  • Kehilangan sebagian lapang pandang, seperti bayangan hitam menyerupai tirai yang menutupi penglihatan
  • Hingga kehilangan penglihatan total

Biasanya diawali dengan munculnya floaters (bintik melayang) atau kilatan cahaya (flashes) di penglihatan.

Penanganan

Deteksi dini dan penanganan segera sangat penting untuk mencegah kebutaan permanen.

  • Jika saat pemeriksaan ditemukan robekan retina tanpa pelepasan, maka dapat dilakukan tindakan laser fotokoagulasi untuk menutup robekan dan mencegah pelepasan retina.
  • Jika retina sudah terlepas, maka diperlukan operasi vitrektomi disertai pemasangan endotamponade khusus berupa gas atau silikon oil untuk menahan retina kembali ke posisinya.

Setelah operasi, pasien perlu menjalani posisi khusus seperti menunduk (face-down position) selama masa penyembuhan sesuai instruksi dokter.

 

Retinopati Diabetik

(Komplikasi Diabetes pada Retina)

Penyebab

Diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi pada retina yang dikenal sebagai retinopati diabetik.

Kondisi ini terjadi akibat kebocoran darah atau cairan (eksudat) dari pembuluh darah kecil di retina (mikrovaskular retina).

Jika kebocoran terjadi di bagian sentral retina (makula), maka akan timbul edema makula (pembengkakan makula) yang berdampak pada ketajaman penglihatan.

Gejala

Gejala awal retinopati diabetik biasanya berupa:

  • Penurunan ketajaman penglihatan
  • Menurunnya kualitas penglihatan

Gejala ini biasanya muncul setelah beberapa kali episode kadar gula darah tinggi (di atas 200 mg/dL).

Penanganan

Retinopati Diabetik Non-Proliferatif (Ringan hingga Sedang)

  • Belum memerlukan tindakan medis langsung
  • Perlu dilakukan pemantauan retina secara berkala
  • Pengendalian kadar gula darah adalah kunci
  • Perubahan gaya hidup dan pola makan sehat sangat penting untuk mencegah perkembangan ke tahap yang lebih parah

Retinopati Diabetik Proliferatif

Ini adalah bentuk komplikasi lanjut dari diabetes melitus pada retina, dan lebih sulit ditangani.

  • Dibutuhkan tindakan Panretinal Photocoagulation (PRP), yaitu laser pada seluruh bagian retina untuk menghentikan pertumbuhan pembuluh darah abnormal
  • Sering kali dikombinasikan dengan injeksi intravitreal anti-VEGF untuk menjaga penglihatan
  • Bila terdapat membran fibrotik yang berisiko menarik makula (traksi makula), maka diperlukan operasi vitrektomi
icon-doctor