SEMINAR PUBLIK TENTANG GLAUKOMA
Glaukoma adalah ‘si pencuri penglihatan’ yang menjadi penyebab kebutaan No.2 terbanyak di dunia dan Indonesia. Diperkirakan sebanyak 3,2 juta orang mengalami kebutaan akibat glaukoma (Data WHO 2010). Guna meningkatkan kewaspadaan terhadap glaukoma dan akibatnya, World Glaucoma Association (WGA) dan World Glaucoma Patients Association (WGPA) berinisiatif menyelenggarakan World Glaucoma Week (WGW) yang tahun ini peringatannya jatuh pada tanggal 6 sampai 12 Maret 2016.
Maka dalam rangka berpartisipasi di World Glaucoma Week ini, Rumah Sakit Mata JEC mengadakan seminar publik tentang glaukoma pada hari Sabtu tanggal 12 Maret 2016 di Auditorium, lantai 9, RS Mata JEC @ Kedoya.
Presiden Direktur JEC Korporat yang juga merangkap sebagai Direktur Utama JEC @Kedoya, Dr. Johan A. Hutauruk, SpM (K), mengatakan,
”Penyelenggaraan Seminar Publik bertema glaukoma merupakan bagian dari komitmen JEC untuk terus memberikan edukasi serta layanan kesehatan mata terbaik kepada masyarakat luas.
Kami ingin membantu masyarakat memperbaiki kondisi kesehatan mata di Indonesia yang masih memprihatinkan, khususnya glaukoma.”
Seminar ini ditujukan kepada masyarakat luas yang peduli dan ingin mengetahui lebih detail mengenai glaukoma. Maka itu selain terbuka untuk umum di Auditorium JEC, seminar ini juga di pancarkan secara lansung oleh radio Sonora sehingga semakin luas jangkauan informasi mengenai glaukoma yang dibagikan. Dibawakan oleh Dr. Zeiras Eka Djamal, SpM dan Dr. Emma Rusmayani, SpM
Setelah berbagi informasi mengenai Glaukoma ini, diadakan sesi tanya jawab yang disambut berbagai peserta yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit ini.
Beberapa contoh pertanyaannya adalah :
‘Bagaimana cara menjaga tekanan bola mata supaya stabil?”
Tekanan bola mata itu memang selalu berubah, sehingga perubahan tekanan bola mata tidak selalu bisa menjadi ukuran kambuhnya glaukoma pada seseorang. Namun beberapa cara bisa dilakukan supaya tekanan tidak berubah secara extreme. Misalnya tidak menggunakan obat apapun yang mengandung stereoid. Serta rajin kontrol ke dokter mata, untuk mengobservasi kesehatan bola mata.
“Faktor-faktor apa sajakah yang memperbesar tingkat resiko glaukoma?”
Ada beberapa faktor yang memperbesar resiko terjadinya glaukoma, yaitu :
- Mata minus pada anak-anak.
- Ukuran kacamata yang extreme
- Usia sudah lebih dari 40 tahun.
- Ras Asia dan Afrika memiliki resiko lebih besar dibanding ras Kaukasia.
- Faktor keturunan dan diabetes juga menambah resiko terjadinya glaukoma di mata pasien.
Ketua Glaucoma Service RS Mata JEC, DR. Dr. Ikke Sumantri, SpM (K), mengatakan, “Glaukoma dapat menyerang siapa saja dan sifatnya permanen, kami menganjurkan pasien glaukoma melakukan deteksi dan terapi dini sebagai langkah penting guna mencegah kebutaan akibat glaukoma.”
RS Mata JEC telah melengkapi layanannya dengan Glaucoma Service, yang menyediakan serangkaian perawatan bagi pasien glaukoma yang didukung dengan tenaga medis yang mumpuni dan perangkat berteknologi terkini. Dengan melakukan perawatan glaukoma sedini mungkin, diharapan pasien dapat mengontrol tekanan bola mata dan memperlambat kerusakan saraf mata yang terjadi, sehingga memperlambat hilangnya penglihatan (kebutaan).