Glaukoma, “Si Pencuri Penglihatan” Masih Beraksi!

  09 Mar 2023

  7,286 Views

Share
glaukoma

Pertama di Indonesia, JEC luncurkan inisiatif sosial 100 operasi implan glaukoma gratis

  • Tak kenal usia, 80 persen kasus glaukoma muncul tanpa gejala
  • Terlambat, penderita glaukoma seringkali baru mencari pengobatan ketika sudah stadium lanjut
  • Operasi menjadi pilihan utama bagi pasien glaukoma dengan tekanan bola mata yang tetap tidak terkontrol 
  • Diperkuat 17 dokter subspesialis glaukoma, JEC Glaucoma Service hadirkan layanan komprehensif dan modern bagi pasien glaukoma; mulai tahapan edukasi dan konsultasi, diagnostik, serta tindakan medis hingga bedah

Jakarta, 9 Maret 2023 – Secara global, glaukoma merupakan penyebab kebutaan tertinggi kedua - setelah katarak.[1] Nyaris tanpa gejala, glaukoma berpotensi memberi dampak yang lebih fatal: kebutaan permanen! Memperingati World Glaucoma Week 2023 (berlangsung 12-18 Maret 2023), eye care leader di Indonesia, JEC Eye Hospitals and Clinics kembali menggiatkan kesadaran masyarakat terhadap glaukoma melalui serangkaian aktivitas. Salah satunya, tindakan operasi implan glaukoma secara gratis kepada 100 penderita - menjadi inisiatif sosial pertama di Indonesia yang bergerak di ranah ini! 

“Bersifat kronis, glaukoma merupakan salah satu penyakit mata yang berdampak sangat besar terhadap kualitas hidup penyandangnya. Dari kecemasan bahkan depresi adanya risiko kebutaan, keterbatasan aktivitas sehari-hari karena gangguan lapang pandang, kendala fungsi sosial karena mulai menghilangnya penglihatan, hingga efek samping pengobatan, serta pengaruh finansial akibat biaya pengobatan yang dikeluarkan,” papar Prof. DR. dr. Widya Artini Wiyogo, Sp.M(K), Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dokter Subspesialis Glaukoma, dan Ketua JEC Glaucoma Service, JEC Eye Hospitals & Clinics. 

“Sayangnya, di Indonesia permasalahan glaukoma masih memprihatinkan lantaran penderita seringkali baru mencari pengobatan ketika sudah pada stadium lanjut. Lebih-lebih 80 persen kasus glaukoma muncul tanpa gejala. Ini yang membuat glaukoma dijuluki sebagai ‘si pencuri penglihatan’. Karenanya, penatalaksanaan glaukoma sedini mungkin sangatlah krusial agar progresivitas penyakit ini dapat dikontrol dan kerusakan saraf mata bisa diperlambat sehingga kebutaan pun tercegah,” lanjutnya. 

Data terakhir Kementerian Kesehatan dalam laporan “Situasi Glaukoma di Indonesia” (2019)[2]memprediksi jumlah penderita glaukoma secara global pada 2020 mencapai 76 juta – atau meningkat sekitar 25,6% dari angka satu dekade lalu yang masih 60,5 juta orang. Sementara di Indonesia, data yang sempat dirilis secara resmi barulah prevalensi glaukoma sebesar 0,46% (setiap 4 sampai 5 orang per 1.000 penduduk).JEC sendiri hingga 2022 kemarin telah menangani hampir mencapai 110.000 kunjungan pasien glaukoma selama 3 tahun terakhir.



[1]  InfoDATIN, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, “Situasi Glukoma di Indonesia” (2019); https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/19080500002/situasi-glaukoma-di-indonesia.html

[2] IAPB, Vision Atlas: “Causes of Vision Loss - Cataract or uncorrected refractive errors account for most vision loss”; https://www.iapb.org/learn/vision-atlas/causes-of-vision-loss/

icon-doctor