Glaukoma

  08 Aug 2019

  10,458 Views

Share

Glaukoma

Glaukoma adalah sekelompok penyakit mata yang ditandai dengan kerusakan saraf optik, umumnya disebabkan oleh tekanan intraokular (tekanan bola mata) yang terlalu tinggi. Jika tidak ditangani, tekanan ini dapat merusak saraf optik secara bertahap, menyebabkan penurunan penglihatan permanen yang progresif, hingga berujung pada kebutaan.

Glaukoma merupakan salah satu penyebab utama kebutaan di dunia, terutama di wilayah Asia. Kerusakan penglihatan akibat glaukoma sering terjadi secara perlahan, sehingga penderitanya sering tidak menyadari penurunan penglihatan sampai penyakit berada pada tahap lanjut.

Gejala Glaukoma

Dua jenis glaukoma yang paling umum adalah Primary Open-Angle Glaucoma (POAG) dan Primary Angle-Closure Glaucoma (PACG). Keduanya memiliki gejala yang sangat berbeda:

POAG (Glaukoma Sudut Terbuka Primer):

  • Kehilangan penglihatan tepi (perifer) secara bertahap, biasanya pada kedua mata
  • Penglihatan menjadi seperti terowongan (tunnel vision) pada tahap lanjut

PACG (Glaukoma Sudut Tertutup Akut):

  • Nyeri hebat pada mata
  • Mual dan muntah yang menyertai nyeri mata
  • Penglihatan kabur
  • Melihat lingkaran cahaya (halo) di sekitar sumber cahaya
  • Mata tampak memerah

Baik glaukoma sudut terbuka maupun sudut tertutup bisa bersifat primer (penyebabnya tidak diketahui) atau sekunder (disebabkan oleh kondisi lain seperti cedera mata, penggunaan obat, peradangan, tumor, katarak lanjut, atau diabetes).

Ada juga glaukoma kongenital, yang sudah tampak sejak bayi lahir. Gejalanya meliputi: bola mata tampak menonjol, kornea keruh, produksi air mata berlebih, dan sensitivitas terhadap cahaya.

Faktor Risiko Glaukoma

Karena jenis glaukoma kronis dapat merusak penglihatan tanpa gejala yang jelas, penting untuk mewaspadai beberapa faktor risiko berikut:

  • Tekanan intraokular yang tinggi

Orang dengan tekanan bola mata lebih tinggi dari normal memiliki risiko lebih besar terkena glaukoma, meskipun tidak semua orang dengan tekanan tinggi akan mengembangkan penyakit ini.

  • Usia di atas 40 tahun

Risiko meningkat seiring bertambahnya usia. Pada kelompok tertentu seperti keturunan Afrika, risiko bisa lebih tinggi dan muncul pada usia yang lebih muda.

  • Ras atau etnis

Orang keturunan Afrika memiliki risiko lebih tinggi terkena glaukoma dibandingkan ras Kaukasia. Sementara orang keturunan Asia memiliki kecenderungan lebih besar mengalami glaukoma sudut tertutup akut.

  • Riwayat keluarga

Jika Anda memiliki anggota keluarga dengan riwayat glaukoma, risiko Anda untuk terkena penyakit ini juga lebih besar.

  • Penyakit medis tertentu

Diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan hipotiroidisme dapat meningkatkan risiko terkena glaukoma.

  • Kondisi mata lainnya

Cedera mata berat, tumor mata, pelepasan retina, peradangan mata, dislokasi lensa, rabun jauh (miopia), atau rabun dekat (hipermetropia) juga dapat meningkatkan risiko glaukoma.

  • Penggunaan kortikosteroid jangka panjang

Penggunaan obat kortikosteroid, terutama dalam bentuk tetes mata dalam jangka waktu lama, dapat meningkatkan risiko glaukoma sekunder.

 

Diagnosis Glaukoma

Untuk mendiagnosis glaukoma, dokter akan mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain:

  • Tekanan intraokular (tekanan di dalam bola mata)
  • Defek pada lapang pandang (visual field)
  • Sudut antara iris dan kornea (sudut bilik mata)
  • Tampilan saraf optik melalui pemeriksaan fundus

Pemeriksaan dini sangat penting untuk mencegah kerusakan penglihatan permanen akibat glaukoma.

Penanganan Glaukoma

Tujuan utama dari pengobatan glaukoma adalah menurunkan tekanan intraokular (tekanan dalam bola mata).

Glaukoma tidak dapat disembuhkan, dan kerusakan saraf optik yang sudah terjadi bersifat permanen. Namun, dengan penanganan yang tepat dan pemeriksaan rutin, kehilangan penglihatan dapat dicegah, terutama jika glaukoma terdeteksi sejak dini.

Obat-obatan

Saat glaukoma terdiagnosis, pengobatan awal umumnya menggunakan obat tetes mata sebelum mempertimbangkan tindakan bedah.

Obat-obatan ini bekerja dengan cara mengurangi produksi cairan mata (aqueous humor) atau meningkatkan pengeluarannya, sehingga membantu menurunkan tekanan intraokular.

Beberapa golongan obat yang sering digunakan antara lain:

  • Prostaglandin analog
  • Beta blocker
  • Alpha agonist
  • Inhibitor karbonik anhidrase
  • Agen miotik (seperti pilocarpine)

Tindakan Operatif

Laser

Beberapa jenis prosedur laser yang digunakan untuk mengobati glaukoma antara lain:

  • Laser Peripheral Iridotomy

Membuat lubang kecil pada iris (selaput pelangi mata) untuk melancarkan aliran cairan mata, biasanya dilakukan pada glaukoma sudut tertutup.

  • Argon Laser Trabeculoplasty (ALT)

Ditujukan pada area saluran pembuangan cairan mata (trabekula) untuk meningkatkan fungsi drainase, biasanya untuk glaukoma sudut terbuka.

  • Laser Cyclophotocoagulation

Digunakan untuk mengurangi produksi cairan mata dengan menargetkan bagian tubuh siliar (penghasil cairan). Biasanya dilakukan pada kasus glaukoma lanjut atau yang sulit dikendalikan dengan metode lain.

Operasi Filtrasi (Filtering Surgery)

Jika penggunaan obat tetes mata dan prosedur laser tidak berhasil menurunkan tekanan intraokular secara efektif, maka operasi trabekulektomi dapat menjadi pilihan.

Pada prosedur trabekulektomi, dokter bedah akan membuat lubang kecil pada sklera (bagian putih mata) untuk menciptakan jalur pembuangan baru. Jalur ini memungkinkan cairan mata (aqueous humor) mengalir keluar dari bola mata dengan lebih lancar, sehingga tekanan di dalam mata dapat diturunkan.

Prosedur ini bertujuan untuk mengendalikan tekanan intraokular secara jangka panjang dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada saraf optik.

Implan Drainase

Pada beberapa kasus glaukoma lanjut, glaukoma sekunder, atau glaukoma pada anak-anak, dokter dapat merekomendasikan pemasangan implan drainase.

Dalam prosedur ini, dokter bedah mata akan memasukkan tabung kecil (implant) ke dalam mata untuk membantu mengalirkan cairan mata (aqueous humor) keluar dari bola mata.

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menurunkan tekanan intraokular dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada saraf optik.

Pencegahan

Karena glaukoma sering tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan melakukan pemeriksaan mata secara rutin.

icon-doctor