Kornea

Kornea adalah lapisan bening dan tipis seperti lensa kontak yang terletak di bagian paling depan dari bola mata kita. Sifat terpenting dan harus selalu terjaga adalah kejernihan/transparansi dari kornea ini.

Seorang calon donor yang dengan rela hati membantu orang lain sepeninggalan hidupnya hanya akan diambil satu lapis tipis kornea ini BUKAN satu keseluruhan bola mata.


Kornea terbuat dari beberapa lapis yaitu:

  1. Epitel: bagian terluar yang melindungi kornea dari kontaminasi benda asing. Seseorang yang mengalami luka pada epitel akan mengeluh nyeri dan berair. Epitel akan mudah terinfeksi jika terdapat luka ataupun goresan dari kuku jari seseorang secara tidak sengaja paling luar dari kornea yang berfungsi sebagai pelindung.
  2. Lapis Bowman: Lapisan tempat epitel menempel. seseorang akan mengeluh luka berulang/RCE - recurrent corneal erossion jika terdapat gangguan pada lapisan ini.
  3. Stroma : Lapisan paling tebal dan mencakup 85% kornea. Tersusun oleh serabut serabut kolagen. Infeksi stroma oleh virus menyebabkan seseorang merasa sensitif atau silau terhadap cahaya atau kita sebut dengan fotofobia
  4. Membran Descemet : Jaringan di antara stroma dan endotel.
  5. Endotel: bagian kornea terdalam yang memegang peranan penting dalam mempertahankan kejernihan/transparensi kornea. Tersusun dari ribuan sel endotel dimana jumlah sel endotel harus diobservasi secara berkala jika seseorang sudah dinyatakan oleh dokter mata memiliki kelainan kornea secara genetik/corneal dystrophy.

Kebutaan Kornea

Penglihatan seseorang terganggu atau menurun jika terdapat gangguan pada transparensi kornea. gangguan transparensi kornea ini dapat disebabkan oleh infeksi, bawaan lahir, jaringan parut/penyembuhan setelah infeksi atau luka/skar, trauma kimia, trauma thermal dan trauma mekanik.

Kegawatdaruratan pada kornea

adalah suatu keadaan dimana bentuk kornea mengalami gangguan sehingga infeksi yang pada awalnya hanya di kornea dapat tersebar hingga keseluruhan bola mata (keadaan pada ulkus impending perforasi) dan adanya robekan pada kornea dimana infeksi akan mudah untuk masuk jika tidak segera dilakukan penutupan luka/robekan dengan jahitan.

Beberapa Kelainan Kornea yang Membutuhkan Transplantasi Kornea

Infeksi Kornea (Keratitis) seseorang akan mengeluh tidak tahan cahaya atau fotofobia jika mengalami keratitis. Terdapat beberapa penyebab kornea terinfeksi antara lain:

  1. Virus: gambaran khas berbatas tegas sesuai virus penyebab.
  2. bakteri: gambaran infeksi memiliki batas lebih kabur jika dibandingkan virus, banyak terjadi pada pemakai lensa kontak dengan status kebersihan yang kurang baik, kadang jika infeksi semakin berat dapat menyebabkan adanya nanah di dalam mata.
  3. Jamur: infeksi pada seseorang yang mencuci matanya dengan air sirih/ASI atau menggunakan tetes mata steroid yang dibeli secara bebas untuk mengobati mata merah. Gambaran infeksi oleh jamur akan semakin berbatas kabur dengan gambaran yang khas.
  4. Amoeba/kuman: disebabkan oleh penggunaan lensa kontak, kadang bahkan digunakan saat berenang. Gejala yang dirasa akan sangat nyeri.

 

Distrofi Kornea : kelainan kornea yang didapat karena diturunkan secara genetik. dalam satu keluarga, terdapat beberapa anggota keluarga yang memiliki kelainan yang sama. Ciri khas yang ada adalah gambaran yang khas dengan pola tertentu (tergantung dari lapis kornea mana yang terkena). seseorang dengan kelainan distrofi akan mengeluh pandangan kabur dan fotofobia/sensitif terhadap cahaya. Beberapa distrofi yang sering dialami antara lain:

  • Anterior Basement Membrane Dystrophy/ABMD: salah satu penyebab seseorang akan mengeluh luka/erosi berulang (RCE).
  • Granular/lattice dystrophy: kelainan di bagian stroma dengan gambaran yang khas.
  • Keratokonus: penipisan kornea ini patut dicurigai jika seseorang memiliki keluhan kelainan astigmat/silinder tinggi penglihatan yang tidak dapat dikoreksi secara maksimal dengan kacamata. Seseorang akan mengeluh sudah berulang kali pergi ke optik namun tidak ada satu pun yang bisa memberikan ukuran kacamata yang pas.
  • Bullous Keratopathy: seseorang akan mengeluh sering sakit dan buram setelah menjalani operasi katarak.
  • Fuchs dystrophy: kelainan dimana jumlah sel endotel tidak cukup menjaga kornea tetap jernih.

Source :https://www.cehjournal.org/article/corneal-blindness-prevention-treatment-and-rehabilitation/

 

Transplantasi kornea mengembalikan penglihatan, meningkatkan kualitas hidup, dan memungkinkan mereka untuk mendapatkan kembali kehidupan yang produktif.

Transplantasi kornea adalah prosedur pembedahan yang menggantikan kornea yang tidak sehat dengan kornea donor yang sehat. Transplantasi kornea merupakan salah satu transplantasi manusia yang paling sering dilakukan.


Operasi transplantasi kornea dibagi menjadi dua jenis yaitu:

  • Transplantasi seluruh lapisan kornea (Penetrating keratoplasty)
  • Transplantasi sebagian lapisan kornea (Lamellar keratoplasty)

Jenis Operasi Transplantasi Kornea

  • Penetrating Keratoplasty

Operasi transplantasi dimana seluruh lapisan kornea pasien diganti dengan kornea yang baru.

  • Lamellar keratoplasty

Operasi transplantasi dimana hanya sebagian dari kornea yang terganggu akan diganti. Lamellar keratoplasti ini kemudian dapat dibagi lagi menjadi:

1. Anterior Lamellar Keratiplasty (ALK):

Jika gangguan hanya terjadi pada bagian depan kornea. Bagian yang tidak terkena akan tetatp dipertahankan.

2. Browman Layer Transplantation (BLT):

Hanya bagian depan yang sangat tipis dari kornea yang akan diganti.

Tindakan Lamellar ALK dan BLT dilakukan jika terdapat kelainan distrofi berupa keratokonus, bedanya pada BLT akan dilakukan tanpa jahitan sedangkan pada ALK akan terdapat beberapa jahitan.

3. Endothelial Keratoplasty/EK, yang dibagi lagi menjadi dua yaitu:

  • Descemet's Striping Automated Endothelial keratoplasty (DSAEK): penggantian kornea bagian belakang/endotel yang mencakup lapisan dari stroma hingga endotel.
  • Descemet Membrane Endothelial Keratoplasty (DMEK): penggantian kornea bagian belakang dimana hanya mengganti endotel dan membran descemet tanpa stroma.

Tindakan Lamellar EK akan dilakukan dilakukan pada seseorang yang hanya mengalami kelainan pada bagian belakang dari kornea. Bagian depan kornea masih tidak terganggu sehingga tidak ada tindakan untuk bagian depan kornea. biasanya dilakukan pada seseorang dengan kelainan fuchs ataupun bullous keratopathy yang merupakan komplikasi dari operasi katarak - setelah operasi katarak masih buram dan terkadang disertai nyeri.

Teknik operasi akan ditentukan oleh dokter mata berdasarkan kondisi kornea pasien. Lamellar Keratoplasty memiliki keuntungan dimana angka penolakan donor lebih rendah dengan waktu pemulihan penglihatan yang lebih singkat bila dibandingkan dengan penggantian kornea seluruhnya atau Penetrating Keratoplasty.