Peringati HUT Surabaya ke-730, JEC-Java @ Surabaya Berikan Operasi Katarak Gratis kepada 100 Warga

  27 May 2023

  4,187 Views

Share

 

Bagian dari inisiatif Bakti Katarak, JEC-Java @ Surabaya Gandeng Yayasan Sosial Abdihusada Utama 

 

  • Dinkes Jatim: Angka kebutaan di Jawa Timur lebih dari 4%, di atas rata-rata nasional, 81% diantaranya disebabkan oleh katarak
  • JEC-Java @ Surabaya merupakan bagian dari ekosistem JEC Eye Hospitals and Clinics yang telah menjadi eye care leader di Indonesia selama hampir 4 dekade
  • Fasilitas dan layanan JEC-Java @ Surabaya memudahkan masyarakat Surabaya dan Jawa Timur untuk mendapatkan layanan kesehatan mata yang unggul tanpa perlu ke luar negeri

Surabaya, 27 Mei 2023  Katarak masih menjadi penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Penyandang katarak secara global hingga 2020 telah mencapai lebih dari 100 juta orang, 17 juta di antaranya sampai alami kebutaan.[1]Di Indonesia, penyandang kebutaan berjumlah sekitar 1,6 juta orang dengan katarak sebagai mayoritas penyebabnya.[2]Khusus di Jawa Timur, Dinas Kesehatan provinsi mencatat angka kebutaan di wilayah ini melebihi 4 persen, di atas rata-rata nasional. Bahkan, 81 persen diantaranya disebabkan oleh katarak.[3]

 

Berkontribusi aktif untuk mengatasi situasi tersebut, JEC-JAVA @Surabaya bekerja sama dengan Yayasan Sosial Abdihusada Utama menggelar operasi katarak gratis bagi 100 orang dari kalangan membutuhkan. Klinik Utama Mata JEC-Java @ Surabaya merupakan bagian dari ekosistem JEC Eye Hospitals and Clinics yang telah menjadi eye care leader di Indonesia selama hampir 4 dekade. Kegiatan juga dilaksanakan untuk menyambut Hari Jadi Kota Surabaya ke-730 pada 31 Mei mendatang. Tindakan operasi katarak dilaksanakan selama 27-28 Mei 2023 di JEC-JAVA @Surabaya, Jl.Raya Darmo 127, Darmo, Wonokromo, Surabaya.

“Sebagai Ibu Kota dari provinsi dengan prevalensi kebutaan tertinggi di Indonesia,[4]setiap upaya rehabilitasi mata demi menjaga dan meningkatkan produktivitas merupakan langkah yang esensial. Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi Bakti Katarak JEC yang diselenggarakan oleh JEC-JAVA @ Surabaya bersama Yayasan Sosial Abdihusada Utama dalam rangka HUT Surabaya ke-730. Kami harap, inisiatif ini bisa mengispirasi lebih banyak pihak untuk menyelenggarakan aksi serupa sehingga makin banyak masyarakat, utamanya di Surabaya, yang terbantu dan pulih indera penglihatannya sehingga bisa kembali menjalani hidup dengan lebih berkualitas dan produktif,” Walikota Surabaya Eri Cahyadi, S.T., M.T mengatakan dalam sambutannya. 

Pada kesempatan yang sama, Kepala Klinik Utama Mata JEC-JAVA @Surabaya dr. Susy Fatmariyanti, SpM(K) mengatakan, “Kebutaan akibat katarak merupakan kondisi yang bisa direhabilitasi. Sayangnya, tidak banyak orang yang memiliki akses untuk mendapatkan tindakan yang memadai. Ini yang mendorong kami untuk menyelenggarakan Bakti Katarak secara rutin 2 sampai 4 kali setahun sebagai wujud nyata kepedulian JEC agar masyarakat bisa mendapatkan kembali penglihatannya dan menjalani hidup yang produktif.” 

Ketua Umum Yayasan Sosial Abdihusada Utama, Wahjudi Gatot menyatakan, “Sejak berdiri lebih dari 10 tahun lalu, Yayasan Sosial Abdihusada Utama sebagai organisasi sosial nonprofit telah memberikan pelayanan kesehatan gratis, termasuk operasi katarak kepada 100 warga prasejahtera di Surabaya. Karenanya, kami sangat menyambut baik kerja sama dengan JEC-JAVA @Surabaya untuk menyelenggarakan Bakti Katarak yang bertepatan dengan perayaan HUT Kota Surabaya. Kami selalu terbuka dengan inisiatif sosial dari berbagai instansi.” 

Selain dampak kesehatan, gangguan penglihatan - termasuk katarak, berpengaruh besar pada ekonomi. World Health Organization mendapati bahwa gangguan penglihatan menimbulkan beban keuangan global dengan kerugian produktivitas setara USD 411 miliar per tahun,[5]karena penderitanya cenderung memiliki tingkat partisipasi kerja yang rendah. Di Indonesia, menurut Kementerian Kesehatan,[6] diperkirakan, penurunan kualitas hidup akibat gangguan penglihatan (salah satunya katarak), memberikan dampak ekonomi sebesar Rp 84,7 triliun. Bahkan, angka ini terus meningkat setiap tahunnya (dalam 5 tahun akan menjadi Rp 611,2 triliun) bila tidak ada intervensi untuk penurunan prevalensi kebutaan melalui operasi katarak. Operasi katarak pada satu mata akan meningkatkan produktivitas dua kali, dan operasi katarak pada kedua mata akan meningkatkan produktivitas hampir lima kali. 

Kepada para penerima Bakti Katarak, JEC-JAVA @Surabaya memberikan skrining dan pemeriksaan pra operasi (seperti pengecekan gula darah dan tekanan darah) serta prosedur pascaoperasi yang menyeluruh hingga mereka dinyatakan sembuh sepenuhnya.

Direktur Klinik Utama Mata JEC-JAVA @ Surabaya, Novri Susanti, SE, AK, MF mengatakan, “Dengan 15 dokter spesialis mata dengan subspesialisasi dibidangnya seperti Katarak, Laser Vision Correction Center (ReLEx SMILE & LASIK), Vitreo-Retina, Glaukoma, Layanan Mata Anak, Okuloplasty & Rekontruksi, Layanan Trauma Mata dan juga Ortho-K. Kami yakin bisa memberikan pelayanan terbaik tidak hanya kepada penerima manfaat Bakti Katarak JEC-JAVA @ Surabaya kali ini, tapi juga kepada warga Surabaya secara umum. Didukung oleh teknologi diagnostik mata yang lengkap dan mutakhir, JEC-JAVA @ Surabaya hadir sebagai bagian dari ekosistem eye care leader di Indonesia yang tepercaya sehingga masyarakat Surabaya dan Jawa Timur tidak perlu ke luar negeri untuk mendapatkan layanan kesehatan mata yang unggul."

Sebagai bagian dari jaringan JEC Eye Hospitals and Clinics, aksi sosial JEC-Java @ Surabaya ini merupakan keberlanjutan dari inisiatif Bakti Katarak JEC yang telah dilangsungkan selama hampir empat dekade terakhir. Sejak berdiri pada 1984, JEC telah memberikan tindakan operasi katarak gratis kepada sekitar 3.000 orang dari kalangan yang membutuhkan. Inisiatif ini juga merupakan upaya JEC mendukung pemerintah yang menargetkan penurunan gangguan penglihatan sebesar 25 persen pada 2030.[7]

 



[1] The International Agency for the Prevention of Blindness (IAPB): “Number Affected by Vision Loss, Global” (2020); https://www.iapb.org/learn/vision-atlas/causes-of-vision-loss/

[2] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: “Begini Strategi Pengentasan Gangguan Penglihatan” (2022); https://www.kemkes.go.id/article/view/22100500002/begini-strategi-pengentasan-gangguan-penglihatan.html 

[3] Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur: “Sebanyak 98 Anggota Komite Mata Daerah Dilantik oleh Wakil Gubernur Jatim” (2021); https://dinkes.jatimprov.go.id/index.php?r=site/berita_detail&id=678

[4] InfoDATIN, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, “Situasi Gangguan Penglihatan” (2018)

[5] World Health Organization:”Blindness and vision impairment” (2022); https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/blindness-and-visual-impairment

[6] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: “Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Gangguan Pendengaran” (hal.18); https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1660189038_786082.pdf

[7] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: “Begini Strategi Pengentasan Gangguan Penglihatan” (2022); https://www.kemkes.go.id/article/view/22100500002/begini-strategi-pengentasan-gangguan-penglihatan.html

icon-doctor