- 100 juta orang: jumlah penderita katarak secara global
- Lebih dari 250.000 kasus katarak baru muncul setiap tahun, sedangkan jumlah tindakan operasi katarak baru capai 180.000 per tahun
- Investasi pengobatan katarak mampu menghasilkan pengembalian ekonomi hingga 20 kali lipat
- Klinik Utama Mata JEC @ Bekasi merupakan bagian dari JEC Eye Hospitals and Clinics
Jakarta, 15 Februari 2025 - Angka insiden katarak di Indonesia masih mencengangkan! Diperkirakan lebih dari 250.000 kasus katarak baru muncul setiap tahun. Sementara, jumlah tindakan operasi katarak masih jauh di bawah kebutuhan, yakni baru mencapai 180.000 per tahun.[1]Edukasi harus lebih digalakkan, dan tindakan operasi katarak perlu konsisten dijalankan!
Proaktif menghadirkan solusi konkret, eye care leader di Indonesia, JEC Eye Hospitals and Clinics kembali menggelar Bakti Katarak - berupa tindakan operasi katarak gratis kepada kalangan yang membutuhkan. Pelaksanaannya sekaligus untuk memperingati hari jadi JEC yang ke-41 dengan total penerima manfaat sejumlah 150 penderita katarak. Tindakan operasi katarak gratis akan dijalankan serentak sepanjang Februari 2025 di lima cabang JEC, yaitu RS Mata JEC @ Menteng, RS Mata JEC @ Kedoya, RS Mata JEC Orbita @ Makassar dan Klinik Utama Mata JEC @ Pasuruan, dengan kick-off dilangsungkan di Klinik Utama Mata JEC @ Bekasi, hari ini.
“Optimalisasi penglihatan dan kualitas hidup menjadi visi besar yang terus JEC upayakan sejak berdiri pada 1984. Kami meyakini, mata merupakan indra yang sangat vital bagi manusia. Penglihatan yang hilang akibat katarak menyebabkan turun bahkan lenyapnya produktivitas seseorang. Sebab, penderitanya harus bergantung pada orang lain untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Padahal kebutaan lantaran katarak tergolong kondisi yang dapat direhabilitasi. Banyak orang yang tidak memiliki akses untuk mendapatkan tindakan memadai. Kesinambungan Bakti Katarak menjadi realisasi nyata atas kepedulian JEC kepada mereka agar kembali mendapatkan penglihatan dan hidup yang produktif,” ungkap Presiden Direktur JEC Korporat, Dr. dr. Johan Hutauruk, Sp.M(K).
Selain dampak sosial, beban ekonomi yang ditanggung juga sangat besar. Rata-rata pengeluaran pasien dengan kebutaan pada kedua mata diperkirakan mencapai Rp 170–196 juta,[2] belum termasuk biaya tidak langsung akibat hilangnya produktivitas. Sebagai bentuk komitmen, JEC menghadirkan Bakti Katarak untuk membantu mengatasi kondisi ini. Operasi katarak terbukti memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Setiap USD 1 yang diinvestasikan untuk pengobatan katarak mampu menghasilkan pengembalian ekonomi hingga USD 20,5.
Katarak memang masih menjadi penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Pada 2020 saja, jumlah penderitanya mencapai lebih dari 100 juta, dengan 17 juta di antaranya mengalami kebutaan permanen.[3] Di Indonesia, PERDAMI mencatat bahwa 8 juta orang mengalami gangguan penglihatan, termasuk 1,6 juta kasus kebutaan, dan 81,2% dari kasus kebutaan tersebut (sekitar 1,3 juta orang) disebabkan oleh katarak. [4]
“Pada peringatan ulang tahun perusahaan ke-41 ini, JEC mengusung tema ‘Love Your Work’ untuk menekankan bahwa mencintai pekerjaan tidak bisa lepas dari pentingnya menjaga kesehatan mata. Karenanya, kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang penuh kepedulian, memastikan setiap individu mendapatkan akses perawatan mata yang berkualitas dan dapat diandalkan. Ini yang juga kami terapkan dalam pelaksanaan Bakti Katarak JEC. Dengan dedikasi, keahlian dan pengalaman panjang para tim medis JEC, kami bertekad membantu penderita katarak mendapatkan kembali penglihatannya, memungkinkan mereka untuk kembali aktif bekerja dan beraktivitas secara produktif sehingga mereka dapat benar-benar mencintai pekerjaan mereka," lanjut Dr. dr. Johan Hutauruk, Sp.M(K).
JEC telah memberikan tindakan operasi katarak gratis kepada hampir 4.000 orang dari kalangan yang membutuhkan sepanjang lebih dari empat dekade terakhir. Guna menjangkau penerima manfaat yang lebih luas, Bakti Katarak JEC dalam peringatan hari jadi tahun ini akan diimplementasikan serentak di lima cabang - yang tersebar di 4 kota dan 4 provinsi. Klinik Utama Mata JEC @ Bekasi menjadi lokasi awal pelaksanaan program Bakti Katarak.
“Sebagai penyangga Daerah Khusus Jakarta, Bekasi merupakan salah satu sentra industri yang strategis di Tanah Air. Kesehatan mata masyarakat Bekasi, utamanya para pekerja, tentunya berandil dalam keberlanjutan roda industri. Karenanya, penerapan Bakti Katarak di JEC @ Bekasi, kami harapkan tepat sasaran menjangkau kalangan yang membutuhkan agar mereka segera kembali mandiri dan berdaya untuk bekerja,” tutur Kepala Klinik Utama Mata JEC @Bekasi Dr Nashrul Ihsan, SpM (K). Setelah operasi, para penerima manfaat juga akan mendapatkan layanan lanjutan secara cuma-cuma, berupa kontrol pascaoperasi dan obat-obatan yang dibutuhkan hingga pemulihan tuntas.
Khusus untuk penanganan katarak, seluruh cabang JEC Eye Hospitals and Clinics, termasuk JEC @ Bekasi, telah memiliki layanan komprehensif terpadu: Layanan Katarak, Lensa dan Bedah Refraktif - yang telah hadir sejak awal berdiri. Layanan ini menawarkan beragam modalitas pemeriksaan berteknologi mutakhir untuk mendiagnosis katarak pasien. Untuk tindakan penanganan, JEC menawarkan berbagai pilihan terapi operasi katarak; meliputi: phacoemulsification, dan Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery (FLACS). Selama empat puluh satu tahun, JEC telah menjalankan lebih dari 200.000 tindakan operasi katarak bagi pasien-pasiennya.
Sebagai bagian dari perayaan “41 Years of JEC: Love Your Work”, sepanjang 2025 ini JEC Eye Hospitals and Clinics telah menyiapkan beberapa gebrakan. Salah satunya, inovasi layanan baru di bidang kesehatan mata: Dry Eye Spa di JEC @ Kedoya - yang menggabungkan tindakan medis dan kenyamanan penanganan layaknya di spa. Sementara, dari sisi ekspansi, JEC akan membuka cabang baru JEC @ Kediri pada pertengahan tahun nanti. Selain itu, JEC juga akan menggelar kembali JEC International Meeting (JECIM) ke-5 pada April 2025 nanti, yakni konferensi para ahli kesehatan mata dari dalam dan luar negeri.
Sumber Referensi:
[1] Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: "Katarak Sebabkan 50% Kebutaan" (2016); https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20160109/5713946/katarak-sebabkan-50-kebutaan/
[2] Kementrian Kesehatan (2019): "Katarak Penyebab Tertinggi Kebutaan di Indonesia"; https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20191007/4131952/katarak-penyebab-tertinggi-kebutaan-indonesia/
[3] IAPB "Cataract or Uncorrected Refractive Errors Account for Most Vision Loss" (2020); https://www.iapb.org/learn/vision-atlas/causes-of-vision-loss/
[4] IAPB "Cataract or Uncorrected Refractive Errors Account for Most Vision Loss" (2020); https://www.iapb.org/learn/vision-atlas/causes-of-vision-loss/