Grand Opening RS Mata JEC-Candi @ Semarang

  29 Jan 2022

  3,322 Views

Share

JEC Hadirkan Rumah Sakit Mata Modern dengan Layanan Subspesialistis Terlengkap di Jawa Tengah

 

  • Berstandar internasional, mudahkan masyarakat dapatkan layanan kesehatan terkomprehensif di satu lokasi (one stop service) tanpa perlu ke luar negeri
  • Prevalensi  kebutaan di Jawa Tengah mencapai 2,7% (hanya sedikit di bawah rata-rata nasional 3,0%)
  • 41,3% pasien katarak di Jawa Tengah tidak tahu bahwa gangguan mata ini bisa disembuhkan 
  • Terdiri atas gedung tujuh  lantai berluas 7.000 meter persegi di atas lahan 2.000 meter persegi
  • Targetkan kunjungan 100.000 pasien sepanjang 2022
  • Cabang rumah sakit mata keempat JEC Eye Hospitals and Clinics, dan pertama yang berlokasi di luar wilayah DKI 

Semarang, 29 Januari 2022 – Eye care leader di Indonesia, JEC Eye Hospitals & Clinics, secara resmi membuka operasional cabang rumah sakit mata terbarunya: RS Mata JEC-Candi @ Semarang. Terdiri atas bangunan gedung tujuh lantai berluas 7.000 meter persegi, RS Mata JEC-Candi @ Semarang ini merupakan rumah sakit mata modern dengan layanan subspesialistis terlengkap di Jawa Tengah. Sentra kesehatan mata terbaru ini menargetkan 100.000 kunjungan pasien sepanjang 2022. 

Seremoni pembukaan (grand opening) yang berlangsung hari ini (29/1) turut dihadiri Ir. Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu selaku Wakil Walikota Semarang; dr. Johan Hutauruk, Sp.M(K) selaku Presiden Direktur JEC Eye Hospitals & Clinics, dan dr. Sri Inakawati, MSi. Med., Sp.M(K), Direktur Utama JEC-Candi @ Semarang; dan Dr. dr. Fifin Luthfia Rahmi, MS. SpM. selaku Direktur PT JEC Candi Sejahtera.

Kondisi kesehatan mata di Jawa Tengah sendiri perlu menjadi sorotan. Laporan InfoDATIN, Kementerian Kesehatan: “Situasi Gangguan Penglihatan” (2018) memperlihatkan bahwa 41,3% pasien katarak di Jawa Tengah tidak sadar bahwa mereka menderita gangguan penglihatan ini. Mereka juga tidak tahu bahwa katarak bisa disembuhkan.[1] Sementara, berdasarkan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB 2014-2016) - termuat dalam laporan yang sama, menyebut prevalensi  kebutaan pada penduduk usia 50 tahun ke atas di Jawa Tengah mencapai 2,7% (hanya sedikit di bawah rata-rata nasional 3,0%).

“Pembukaan RS Mata JEC-Candi @ Semarang meneguhkan tekad kami sebagai bagian terintegrasi dari jaringan JEC Eye Hospitals and Clinics untuk menghadirkan pusat kesehatan mata modern dengan layanan subspesialistis terlengkap bagi masyarakat Semarang dan Jawa Tengah. Dengan akses semakin dekat dan servis yang komprehensif, harapan kami, masyarakat lebih terdorong untuk melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara berkala sehingga dapat membantu menurunkan risiko gangguan penglihatan dan kebutaan sedini mungkin. Dengan demikian, kualitas hidup dan produktivitas masyarakat bisa terus terjaga,” jelas dr. Sri Inakawati, MSi. Med., Sp.M(K) selaku Direktur Utama RS Mata JEC-Candi @ Semarang.

Aspirasi tersebut semakin tertegaskan melalui deretan teknologi mutakhir yang dihadirkan RS Mata JEC-Candi @ Semarang; meliputi sistem diagnostik terkini dan serangkaian fasilitas modern, setara dengan ketiga cabang rumah sakit mata JEC lainnya di DKI Jakarta. Berbagai layanan unggul meliputi Laser Vision Correction Center (LASIK & ReLEX SMILE), Cataract and Cornea Surgery Service, Glaucoma Service, Pediatric Ophthalmology and Strabismus Service (POS), Oculoplasty Service, Contact Lens Service, Dry Eye Service, Neuro-Ophthalmology Service, Low Vision Care and Protesa, serta Diabetes Education and Care.

“RS Mata JEC-Candi @ Semarang menjadi sentra kesehatan mata terbesar berkonsep one stop service di Semarang dan Jawa Tengah. Artinya, masyarakat mudah mengakses beragam layanan kesehatan mata berstandar internasional secara menyeluruh cukup di satu lokasi. Mulai tahap pemeriksaan, hingga operasi/pembedahan dan pemulihan - dengan pilihan sarana yang berjenjang, dari standar paling dasar sampai yang tercanggih, serta dukungan sumber daya manusia yang mumpuni,” tambah Dr. dr. Fifin Luthfia Rahmi, MS. SpM. selaku Direktur PT JEC Candi Sejahtera.

Dari sisi sumber daya manusia, JEC-Candi @ Semarang memiliki jajaran tenaga ahli yang andal,  mencakup 22 dokter mata, 16 dokter mata spesialis yang telah diakui sebagai konsultan oleh Kolegium Oftalmologi Indonesia, serta 71 tenaga medis dan nonmedis. JEC-Candi @ Semarang juga telah menerapkan e-medical record (e-MR) berupa sistem informasi terintegrasi nan aman, yang memberikan kemudahan akses terhadap rekam medis pasien secara online. Ini memungkinkan pasien untuk berkonsultasi dan meneruskan perawatan secara berkelanjutan di JEC cabang manapun.

RS Mata JEC-Candi @ Semarang dioperasikan berlandas standardisasi kualitas layanan kesehatan mata yang mengacu pada ASEAN Association of Eye Hospital (AAEH) dan World Association of Eye Hospital (WAEH). Di kedua asosiasi rumah sakit mata terkemuka tersebut, JEC turut berperan menjadi founder dan member. Berlokasi di Jl. Pamularsih Raya, Gisikdrono, Semarang Barat, RS Mata JEC-Candi @ Semarang dilengkapi ruangan rawat inap yang nyaman dan eksklusif serta Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam, serta ditunjang dokter penyakit dalam, dokter umum, psikolog, dan dokter ahli gizi.

Menanggapi beroperasinya RS Mata JEC-Candi @ Semarang, Dr. Johan A Hutauruk, SpM(K), Presiden Direktur JEC Korporat menyampaikan, “Sejak berdiri pada 1984, JEC Eye Hospitals and Clinics terus berupaya untuk mendukung optimalisasi penglihatan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Kini bersama-sama JEC-Candi @ Semarang, yang dikelola secara modern dan memiliki layanan subspesialistis terlengkap di Jawa Tengah, kami semakin optimistis bisa segera mewujudkan kemudahan akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan mata yang reliable tanpa perlu ke luar negeri.”

Di masa pandemi COVID-19 yang belum surut dan meningkatnya kasus harian akibat varian baru Omicron, keselamatan dan kenyamanan pasien kian menjadi concern prioritas JEC. Di seluruh cabangnya, termasuk RS Mata JEC-Candi @ Semarang, JEC tegas menjalankan protokol kesehatan sesuai imbauan pemerintah, seperti skrining melalui aplikasi PeduliLindungi, pemeriksaan suhu kepada seluruh individu yang datang (jajaran dokter, tim medis, karyawan, serta pasien dan keluarga pengantarnya), peningkatan frekuensi pembersihan fasilitas gedung secara lebih intensif, juga penyediaan cairan hand sanitizer dan masker. Di ruang periksa, JEC juga menambahkan shield pembatas antara dokter dengan pasien guna menambah proteksi.

Beroperasinya RS Mata JEC-Candi @ Semarang semakin mengukuhkan upaya JEC Eye Hospitals & Clinics dalam menghadirkan layanan kesehatan mata bertaraf internasional yang semakin modern dan lengkap di Jawa Tengah mendampingi Klinik Utama Mata JEC-Candi @ Semarang yang telah hadir lebih awal. Sentra kesehatan mata ini bercikal dari Candi Eye Center (berdiri sejak 2012) yang kemudian beralih nama menjadi Klinik Utama Mata JEC-Candi @ Semarang (setelah bergabung dengan jaringan JEC Eye Hospitals and Clinics pada 2017).

Di samping RS Mata JEC-Candi @ Semarang dan Klinik Utama Mata JEC-Candi @ Semarang, JEC telah memiliki total tiga belas cabang di berbagai daerah Indonesia, seperti JEC-Anwari @ Purwokerto, JEC-Java @ Surabaya, JEC-Orbita @ Makassar, dan JEC-Bali @ Denpasar. Sementara, di area Jabodetabek, JEC hadir melalui Rumah Sakit Mata JEC @ Menteng, Rumah Sakit Mata JEC @ Kedoya, Rumah Sakit Mata JEC-Primasana @ Tanjung Priok, juga Klinik Utama Mata JEC @ Cibubur, JEC @ Tambora, JEC @ Cinere, JEC @ Bekasi.

Rangkaian grand opening RS Mata JEC-Candi @ Semarang juga akan dilanjutkan dengan kegiatan tindakan operasi katarak gratis kepada sekitar 15-20 pasien dari kalangan yang membutuhkan. Pelaksanaannya tetap mengedepankan protokol kesehatan yang ketat sehingga penerima tindakan operasi harus diseleksi dan jumlahnya harus dibatasi. Selain itu, untuk mengedukasi masyarakat mengenai kesehatan mata, RS Mata JEC-Candi @ Semarang juga menyiapkan sesi webinar bagi para tenaga kesehatan, termasuk dokter umum maupun dokter spesialis mata, serta kalangan umum.

 

[1] InfoDATIN, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, “Situasi Gangguan Penglihatan” (2018); https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/19111100001/situasi-gangguan-penglihatan-2018.html
icon-doctor